Kebutuhan mineral dipengaruhi oleh keadaan fisiologi, umur, faktor kesehatan secara umum, cadangan dalam tubuh, serta interaksinya dengan mineral lain. Selain itu, mineral bergantung pada sumber, bentuk yang dikonsumsi (organik vs anorganik).
Setidaknya terdapat dua jenis mineral yang dibutuhkan tubuh, yaitu makromineral dan mikromineral.
Makromineral adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih besar, dengan ukuran konsentrasi >50 mg/kg (50 ppm). Contoh: kalsium (Ca), magnesium (Mg), natrium (Na), dan kalium (K). Sementara itu, mikromineral adalah mineral yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah lebih kecil, tapi tetap dibutuhkan secara lengkap, dengan ukuran konsentrasi
Dokter spesialis Gizi Klinik, Dr. dr. Samuel Oetoro, MS, Sp.GK (K), menjelaskan tubuh sehat dan bugar itu mulai dari sistem imunitas atau kekebalan, sistem metabolik, dan sistem regulatorik. Yang penting adalah hidup sehat dan bugar.
"Konsumsi makanan sehari - hari harus memiliki kaya serat dan mengandung sayuran. Mengapa pentingnya konsumsi sayur dan buah? Karena di dalamnya karena mengadung mineral dan vitamin," kata Dokter spesialis Gizi Klinik, Dr. dr. Samuel Oetoro, MS, Sp.GK (K) di acara peran vitamin dan mineral menjaga kesehatan centrum advance pfizer.
Masih menurutnya, terdapat empat kunci sukses untuk menjalankan hidup sehat. Pertama adalah makan yang sehat, berpikir yang sehat, aktivitas sehat, dan lingkungan sehat.
"Tubuh membutuhkan beragam vitamin dan mineral agar tubuh dapat bekerja dengan baik. Keduanya memiliki peran penting pada proses pertumbuhan dan metabolisme dalam tubuh," tambahnya
Berikut jenis-jenis mineral yang dibutuhkan tubuh, fungsi dan efek sampingnya jika berlebihan:
Kalsium (Ca)
Berfungsi sebagai pembentuk tulang, bekerjanya saraf, kontraksi otot, dan metabolisme sel. Salah satu dampak kekurangan kalsium adalah risiko osteoporosis.
Kebutuhan kalsium tubuh berbeda-beda tergantung usia. Menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG) 2013, anak usia 10-18 tahun membutuhkan kalsium sebanyak 1200 mg per hari. Kemudian, kebutuhan kalsium menurun menjadi 1100 mg per hari pada usia 19-29. Untuk orang-orang yang berusia lebih dari 29 tahun dan seterusnya, kebutuhan kalsium menurun menjadi 1000 mg per hari. Meski begitu, batas toleransi kebutuhan kalsium harian maksimum bagi orang dewasa dan anak di atas usia 1 tahun pada umumnya adalah 2.500 mg per hari.
Kebutuhan kalsium akan meningkat pada ibu hamil. Hal ini karena selain untuk ibu, asupan kalsium saat hamil juga diperlukan oleh janin. Peningkatan asupan kalsium saat hamil adalah sebesar 200 mg per hari. Jadi, jika Anda hamil di usia 25 tahun, kebutuhan kalsium Anda per hari menjadi 1300 mg. Sedangkan, jika Anda hamil pada usia 18 tahun, kebutuhan kalsium Anda akan lebih besar, yaitu sebesar 1400 mg per hari.
Namun begitu, Anda tidak dianjurkan untuk mengonsumsi lebih dari 500 mg pada satu waktu. Ini dapat meningkatkan risiko hiperkalsemia.
Apa itu hiperkalsemia?
Hiperkalsemia adalah kondisi di mana tubuh menyerap kalsium melebihi dari kapasitas normalnya. Kelebihan kalsium ini pada umumnya dapat dibuang lewat urin atau feses. Namun, tak menutup kemungkinan juga bahwa sisa kelebihannya akan disimpan dalam tulang, sehingga bisa menimbulkan efek samping merugikan. Kadar kalsium yang sangat tinggi bisa mengancam nyawa.
Penyebab utama hiperkalsemia adalah hiperparatiroidisme. Kadar kalsium dalam darah diatur oleh kelenjar paratiroid. Ketika kelenjar paratiroid menjadi terlalu aktif dan melepaskan terlalu banyak hormon paratiroid, maka kadar kalsium dalam darah akan meningkat. Penyebab tersering lainnya adalah penyakit paru dan kanker, efek samping obat-obatan, dan konsumsi suplemen yang berlebihan.
Hiperkalsemia bisa mengganggu fungsi ginjal dan menyebabkan terbentuknya batu ginjal, serta mengganggu kerja jantung dan otak. Fungsi ginjal yang menurun karena kelebihan kalsium juga dapat menyebabkan kemampuan tubuh dalam menyerap zat besi, zink, magnesium, dan fosfat menjadi terganggu. Padahal, mineral-mineral tersebut sangat penting dalam menunjang fungsi normal tubuh. Hiperkalsemia juga dapat menyebabkan gangguan pencernaan, muntah, mual-mual dan sembelit.
Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa kelebihan asupan kalsium dapat meningkatkan risiko kanker prostat dan Jantung sakit. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami kemungkinan hubungan ini.
Apa saja tanda dan gejala kelebihan kalsium?
Gejala hiperkalsemia berkisar dari ringan hingga berat. Anda mungkin tidak menampakkan gejala berarti nyata jika Anda memiliki hiperkalsemia ringan. Semakin berat kasusnya, semakin tampak jelas gejala yang dirasakan.
Berikut daftar gejala yang mungkin timbul jika tubuh memiliki kelebihan kalsium:
Sakit kepala
Kelelahan
Haus yang berlebihan
Buang air kecil berlebihan
Mual muntah
Sakit perut
Nafsu makan menurun
Sembelit
Dehidrasi
Nyeri tulang
Nyeri otot
Kebingungan mental (linglung); gampang lupa; mudah tersinggung
Berat badan menurun
Rasa sakit antara punggung dan perut bagian atas di salah satu sisi karena batu ginjal
Detak jantung abnormal
Osteoporosis
Masalah otot: kedutan, kram, dan kelemahan
Patah tulang
Kasus hiperkalsemia berat bisa menyebabkan koma.
Fosfor (P)
Berfungsi untuk pembentukan tulang, mempertahankan pH darah, dan untuk metabolisme energi. Kekurangan mineral ini dalam tubuh dapat menimbulkan gangguan tulang, proses pertumbuhan, dan fertilisasi.
Manusia dewasa memerlukan fosfor sebanyak 550 mg per hari. Hati-hati, jangan sampai Anda mengonsumsi fosfor lebih dari yang dibutuhkan karena akan menyebabkan diare dan sakit perut. Dalam jangka waktu lama, kadar fosfor yang tinggi di dalam tubuh dapat membuat kadar kalsium di dalam tubuh berkurang, dan pada akhirnya dapat berisiko kepada tulang yang mudah retak dan patah.
Kebutuhan fosfor akan berbeda-beda bagi tiap orang sesuai kondisi fisik mereka. Ketika Anda mengonsumsi fosfor dalam kadar rendah, tubuh mampu menyerapnya sebesar 80 hingga 90 persen. Namun, jika Anda mengonsumsinya lebih dari 10 mg/kg/hari, maka yang akan diserap tubuh hanya 70 persen. Normalnya, kadar fosfor pada dewasa adalah 2.5-4.5 mg/dl. Bayi dan anak-anak membutuhkan fosfor 50 persen dan 30 persen lebih tinggidibandingkan orang dewasa karena efek hormon pertumbuhan.
Natrium (Na)
Berfungsi membantu kerja saraf dan memperbaiki pertahanan cairan. Sayangnya, kekurangan natrium jarang terjadi.
Natrium atau sodium yang terlalu banyak dikonsumsi akan membuat dampak tak baik bagi kesehatan. Selain obesitas, tekanan darah juga bisa terancam.
Dilansir dari Pop Sugar, Ahli Gizi Jillian Kubala, MS menjelaskan natrium adalah mikronutrien penting yang dibutuhkan tubuh untuk memproses keseimbangan cairan, mengontrol tekanan darah, dan mendukung fungsi saraf. Namun, banyak orang yang sudah menyantap porsi besar makanan olahan masih menambahkan garam meja ke dalamnya.
Pedoman diet terbaru di Amerika Serikat kini sudah membatasi penggunaan garam. Maka setiap resto di sana sudah tidak menyediakan garam di atas meja pelanggan.
Masyarakat Amerika harus mengonsumsi kurang dari 2,3 gram (2.300 miligram) garam per hari. kata Jillian. Sedangkan rata-rata orang Amerika mengonsumsi lebih dari itu, sekitar 3.400 miligram per hari.
“Cukup dengan menjauhi makanan olahan dan kemasan. Mulailah dari itu dulu,” jelas Jillian.
Untuk mengurangi asupan garam, Jillian menyarankan agar masyarakat fokus pada makanan utuh dan masak lebih banyak makanan di rumah. Tentu akan lebih sehat.
“Sebab selain merasa kembung dan bengkak, makan terlalu banyak natrium dapat memiliki konsekuensi untuk kesehatan,” tuturnya.
Hal senada dikatakan Ahli Fisiologi Olahraga Jim White, RDN, ACSM. Ketika tubuh mengasup banyak garam, ini meningkatkan tekanan darah, yang menempatkan lebih banyak tekanan pada jantung dan ginjal,” jelas Jim.
Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan penyakit jantung. American Heart Association merekomendasikan orang dengan tekanan darah tinggi hanya mengonsumsi maksimal 1.500 miligram natrium sehari. Mengurangi natrium baik untuk kesehatan secara keseluruhan, terutama untuk jantung dan ginjal. Bahkan bisa membuat lipatan pinggang dan perut lebih kecil.
“Makan terlalu banyak garam dapat menyebabkan tubuh menahan cairan berlebih, yang dapat membuat penampilan membengkak,” ungkapnya.
Contoh lain, sering makan makanan yang diproses dengan garam tinggi seperti keripik, makanan cepat saji, dan makan malam daging beku dapat menyebabkan kenaikan berat badan. Sebab makanan tersebut biasanya tinggi kalori dan lemak tidak sehat.
Klorida (Cl)
Mineral yang satu ini berguna sebagai elektrolit dan memproduksi asam lambung. Juga berfungsi sebagai imun, kofaktor enzim di hati untuk metabolisme komponen toksin. Kekurangan klorida, tubuh mengalami gangguan pertumbuhan, timbul rasa pusing, lemah, dan kram.
Sulfur (S)
Berfungsi membentuk protein dan jaringan dalam tubuh. Defisiensi sulfur akan menimbulkan gangguan otot, sendi, dan kulit.
Magnesium (Mg)
Berfungsi sebagai zat pembentuk sel darah merah yang mengikat oksigen dan hemoglobin. Juga sebagai kofaktor enzim, fungsi otot, dan saraf. Kekurangan magnesium menimbulkan risiko kejadian penyakit jantung koroner, diabetes tipe-2, serta gangguan fungsi otot dan saraf.
Ketika kadar magnesium dalam darah meningkat, gejala-gejala yang dapat dirasakan, sebagai berikut:
Sakit kepala.
Wajah memerah.
Lesu.
Diare
Pusing.
Pingsan.
Mual dan muntah.
Tidak bisa buang air kecil.
Refleks menjadi lambat.
Otot lemah atau lumpuh.
Tekanan darah rendah.
Gangguan pernapasan.
Penyebab Hipermagnesemia
Sebagian besar hipermagnesemia disebabkan karena penyakit gagal ginjal. Terutama saat penderita gagal ginjal minum obat atau suplemen yang mengandung magnesium, seperti obat maag jenis antasida (berisi magnesium hidroksida) atau obat pencahar. Penderita penyakit jantung dan gangguan pencernaan juga berisiko menderita hipermagnesemia.
Kalium (K)
Dibutuhkan sebagai pembentuk aktivitas otot jantung, regulasi osmosis, fungsi otot dan saraf, kofaktor enzim, dan sebagai metabolisme energi. Kekurangan kalium akan memunculkan gejala seperti diare, muntah, lemah otot, serta turunnya tekanan darah.
Menurut sumber mayoclinic.org, tubuh hanya mentoleransi kadar kalium dalam level 3.6 and 5.2 millimoles per liter (mmol/L) darah. Anda dalam rambu bahaya ketika kadar kalium berada dalam level 5.5 mmol/L dan dinyatakan sudah menderita hiperkalemia atau kelebihan kalium pada level 6.0 mmol/L.
Bagaimana Seseorang Bisa Mengalami Hiperkalemia?
Seseorang bisa saja mengalami masalah kelebihan kalium karena sejumlah penyebab. Beberapa penyebab yang biasa menjadi pemicu terjadinya masalah kelebihan kalium dan hiperkalemia antara lain:
Kerusakan ginjal yang memicu pembuangan urin tidak berjalan lancar sehingga potasium yang ada dalam tubuh gagal keluar dari dalam darah tertahan di dalam darah hingga kadar kalium dalam darah menjadi sangat tinggi.
Konsumsi alkohol dan sejumlah obat seperti beberapa antibiotik termasuk penisilin, trimethoprim. Juga beberapa jenis anti fungal, obat pengencer darah dan obat hipertensi yang bekerja dengan fungsi Angiotensin-Converting Enzyme (ACE) inhibitors, Angiotensin-Receptor Blockers (ARBs) dan fungsi beta-blockers. Juga bila Anda mengonsumsi sejumlah jenis terapi analgesik Nonsteroidal Anti-Inflammatory Medications (NSAIDs).
Asupan sejumlah jenis herbal yang bekerja menahan aktivitas aliran cairan keluar dari dalam tubuh termasuk di antaranya beberapa jenis ginseng, milkweed dan beberapa jenis herbal tertentu. Untuk kasus ini kadang situasinya belum sepenuhnya didalami, belum semua jeni herbal dipahami benar bagaimana kinerjanya terhadap fungsi elektrolit tubuh.
Menjalankan diet yang kaya kalium seperti menjalankan diet pisang yang sempat populer di beberapa negara Asia. Diet ini dijalankan dengan mengonsumsi pisang dalam jumlah cukup besar dan mengurangi asupan makanan lain termasuk sumber karbohidrat dan protein. Sementara itu, sudah diketahui bersama bahwa pisang memiliki kadar kalium sangat tinggi.
Perdarahan atau cedera yang menyebabkan masuknya kalium dalam sel tubuh ke dalam aliran darah. Situasi yang sebenarnya tidak terlalu kerap terjadi ini diam-diam menjadi resiko bagi mereka yang mengalami cedera berat.
Zat Besi (Fe)
Berguna mengantarkan oksigen, metabolisme energi, kofaktor enzim, fungsi otak dan otot, serta memperkuat sistem imunitas dalam tubuh. Kekurangan zat besi dapat mengakibatkan anemia, pertumbuhan terhambat, lemah, dan lesu. Jika zat besi berlebihan dalam tubuh juga bisa menimbulkan bahaya bagi kesehatan.
Gejala dan tanda saat tubuh kelebihan zat besi biasanya muncul di usia paruh baya kecuali untuk kasus neonatal. Adapun berbagai gejala umum yang muncul seperti:
Kelelahan
Sakit perut
Lemah dan lesu
Nyeri sendi
Hilangnya gairah sexual
Kerusakan hati
Periode menstruasi yang tiba-tiba berhenti
Perubahan warna kulit menjadi abu-abu akibat endapan zat besi berlebih.
Perbesaran hati
Sekitar 75 persen pasien yang sudah mulai menunjukkan gejala biasanya memiliki fungsi hati yang abnormal. Sementara itu 75 persen lainnya akan mengalami kelelahan dan kelesuan, dan 44 persen akan mengalami nyeri pada persendian. Kemudian, perubahan warna kulit biasanya akan terlihat pada pasien yang sudah mengalami berbagai gejala yang telah disebutkan.
Tembaga (Cu)
Serupa dengan zat besi, tembaga berfungsi sebagai kofaktor enzim, metabolisme energi, membantu fungsi saraf, bersifat antioksidan, dan melakukan sintesis jaringan pengikat. Defisiensi tembaga dapat mengakibatkan anemia, gangguan fungsi saraf, depigmentasi rambut, serta gangguan tulang.
Beberapa jenis makanan memiliki kandungan zat tembaga yang baik bagi tubuh. Misalnya, cokelat, kacang, jamur, kerang, dan alpukat. Zat tersebut berperan dalam pengembangan kesehatan saraf, tulang, kolagen, dan melanin pigmen kulit. Namun, apa jadinya bila zat tembaga tersebut tidak dapat diproses dengan baik oleh tubuh? Ya, hal ini akan menimbulkan penyakit wilson dan pasti Anda masih asing ketika mendengar nama penyakit ini.
Berikut penjelasan selengkapnya seperti dilansir MayoClinic dan Webmd:
Deskripsi
Penyakit wilson (hepatolenticular degenerasi) merupakan gangguan genetik langka yang diakibatkan oleh menumpuknya zat tembaga di berbagai organ vital, terutama di hati, otak, dan kornea mata. Hal ini dapat terjadi bila organ hati tidak dapat mencerna zat tembaga dengan baik dan akhirnya menyebabkan zat tersebut menumpuk. Penyakit ini bersifat progresif dan bila tidak cepat diobati akan mengarah pada timbulnya penyakit hati, disfungsi sistem saraf pusat, dan bahkan kematian.
Bahaya tembaga dari efek samping dosis tembaga yang berlebihan bisa menimbulkan keracunan bagi tubuh, sedangkan dosis tembaga yang kurang dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular dan masalah lainnya.
Jadi, Anda harus memiliki asupan tembaga dalam dosis yang tepat. Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi 2013, angka kecukupan mineral tembaga harian untuk bayi usia 0-6 bulan adalah 200 mcg; bayi usia 7-11 bulan sebesar 220 mcg; anak 1-3 tahun sejumlah 340 mcg; anak 4-6 tahun sebesar 440 mcg; anak 7-9 sebesar 570 mcg.
Angka kecukupan mineral tembaga ini semakin meningkatkan seiring peningkatan usia. Kecukupan mineral harian bagi anak 10-12 tahun menjadi sebesar 700; anak 13-15 sejumlah 800 mcg, dan remaja dengan usia 16-19 tahun memerlukan tembaga sebanyak 890 mcg.
Pada orang-orang dengan usia 19 tahun atau lebih tua membutuhkan dosis tembaga harian sebesar 900 mcg. Pada ibu hamil dan ibu menyusui, kecukupan tembaga mengalami peningkatan. Ibu hamil memerlukan tambahan 100 mcg tembaga, sedangkan ibu menyusui memerlukan tambahan tembaga sejumlah 400 mcg.
Jadi, jika ada seorang ibu hamil berusia 23 tahun (di atas 19 tahun) maka angka kecukupan mineral tembaga baginya menjadi 1000 mcg, sedangkan jika ada seorang ibu hamil berusia 30 tahun maka angka kecukupan tembaga menjadi 1300 mcg.
Ada batas maksimal dan batas minimal konsumsi tembaga yang perlu Anda ketahui agar efek samping dosis berlebih tembaga atau efek defisiensi tembaga dapat dihindari. Batas maksimal asupan tembaga adalah 10.000 mcg atau 10 mg per hari, sedangkan batas minimalnya adalah 0,1 mg/ kg tembaga per hari.
Bahaya tembaga bagi Tubuh
Tembaga adalah unsur hara yang diperlukan untuk kesehatan tubuh. Tembaga bahkan dapat ditemukan secara alami di semua tanaman dan hewan. Bentuk logam tembaga juga dapat ditemukan di lingkungan karena terbentuk secara alami. Tembaga diperlukan tubuh dengan jumlah tertentu, bila kelebihan dan kekurangan tembaga dalam tubuh dapat merusak kesehatan Anda.
Bahaya kekurangan tembaga untuk tubuh
Kekurangan tembaga dapat terjadi pada anak-anak yang kekurangan gizi, terutama pada bayi prematur yang tidak mendapatkan suplemen gizi. Anak-anak dengan kondisi ini cenderung memiliki kelainan dan berisiko patah tulang. Kekurangan tembaga juga bisa terjadi akibat kelainan genetik langka yang disebut penyakit Menkes. Sindrom ini mengganggu penyerapan tembaga.
Kekurangan tembaga (defisiensi) dapat menyebabkan beberapa masalah, meliputi:
Sensasi kesemutan
Tremor
Mati rasa
Kelelahan
Anemia
Hilangnya penglihatan
Bahaya kelebihan tembaga untuk tubuh
Tubuh pada dasarnya membutuhkan sejumlah tembaga untuk berfungsi dengan baik. Tetapi terlalu banyak dosis atau paparan tembaga dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan. Jika terlalu banyak tembaga bisa beracun. Anda bisa mendapatkan terlalu banyak tembaga dari suplemen makanan atau minum air yang terkontaminasi. Anda juga bisa mendapatkan terlalu banyak tembaga dari fungisida yang mengandung tembaga sulfat. Kelebihan tembaga juga disebabkan oleh kondisi yang menghentikan tubuh untuk melepaskan tembaga.
Berikut ini gejala yang mungkin timbul bila kekurangan tembaga:
Muntah
Mual
Diare
Pusing
Kerusakan hati
Kerusakan Ginjal
Kematian
Iodium (I)
Berfungsi sebagai pembentu zat tirosin yang terbentuk pada kelenjar tiroid. Selain itu, berguna dalam fungsi reproduksi, metabolisme, dan pertumbuhan. Kasus terbanyak dari kurangnya mineral iodium adalah gondok. Kekurangan iodium juga menyebabkan tubuh kerdil, pertumbuhan terhambat, serta gangguan mental.
Detail kebutuhan yodium sesuai kelompok umur berdasarkan rekomendasi Institut Kedokteran Amerika Serikat sebagai berikut:
Dewasa = 0,15 mg per hari.
Wanita hamil = 0,22 mg per hari.
Wanita menyusui = 0,29 mg per hari.
Anak usia 1-11 tahun = 0,09-0,12 mg per hari.
Bayi = 0,11-0,13 mg per hari.
Sumber utama yodium adalah garam dapur yang ditambahkan garam yodium, sedangkan sisanya berasal dari makanan laut. Perlu diingat kandungan yodium dalam tanah sangat sedikit sehingga sulit untuk mendapatkan sayuran dengan kandungan yodium tinggi. Asupan yodium tidak hanya bisa didapatkan dari garam beryodium, beberapa makanan berikut bisa diandalkan sebagai sumber yodium:
Ikan laut.
Kerang.
Rumput laut
Susu sapi dan produk olahannya.
Telur.
Susu kedelai.
Kecap.
Multivitamin yang mengandung yodium.
Penyakit Akibat Kekurangan Yodium
Beberapa penyakit yang dapat terjadi karena kekurangan yodium antara lain:
Penyakit Gondok. Gondok adalah penyakit yang umum yang terjadi akibat kekurangan yodium, dengan gejala berupa pembesaran pada kelenjar tiroid. Jika kekurangan yodium pada seseorang terjadi terus-menerus, bentuk permukaan kelenjar tiroid yang membesar tampak berbenjol-benjol (nodular). Beberapa gejala yang dapat muncul antara lain:
Sakit tenggorokan.
Sesak napas.
Batuk.
Sulit menelan.
Hipotiroidisme. Hipotiroidisme adalah keadaan saat kelenjar tiroid tidak dapat menghasilkan hormon yang cukup akibat kekurangan yodium. Pada orang dewasa, hipotiroidisme dapat diamati dari gejala-gejalanya. Pada anak-anak dan janin bisa menyebabkan kretinisme, keterlambatan perkembangan sistem saraf pusat, keterbelakangan mental permanen, kelainan saraf, dan pertumbuhan abnormal. Gejala hipotiroidisme adalah sebagai berikut:
Lelah atau letih.
Kenaikan berat badan.
Kulit kering.
Sembelit.
Depresi.
Intoleransi terhadap suhu dingin.
Gangguan daya ingat.
Detak jantung melemah.
Gangguan pola menstruasi atau mengalami menstruasi lebih berat dari biasanya.
Nyeri sendi.
Pada anak-anak, gejala hipotiroidisme yang dapat dideteksi dan berbeda dari gejala hipotiroidisme pada dewasa adalah:
Pertumbuhan yang buruk (menyebabkan tubuh lebih pendek dari rata-rata).
Keterlambatan perkembangan gigi tetap.
Keterlambatan perkembangan pubertas.
Gangguan perkembangan mental.
Pada bayi, gejala hipotiroidisme yang dapat terobservasi adalah sebagai berikut :
Kulit menguning.
Sering tersedak.
Lidah yang besar dan terjulur (menonjol).
Wajah seperti membengkak.
Tanpa penanganan medis yang baik, hipotiroidisme dapat menimbulkan berbagai komplikasi seperti gangguan jantung, gangguan mental, kemandulan (terutama pada wanita), kelainan pada bayi pasca kelahiran. Oleh karena itu, sebaiknya segera atasi kekurangan yodium dengan rajin mengonsumsi makanan yang tadi disebutkan.
Selenium (Se)
Berfungsi sebagai komponen antioksidan, mengatasi racun seperti hidrogen peroksida, membantu hormon, sistem imun, dan melindungi sel dari proses oksidasi sendiri. Gangguan yang akan muncul akibat kekurangan selenium adalah masalah jantung dan gangguan sistem kekebalan tubuh.
Cobalt (Co)
Berfungsi sebagai kofaktor untuk pembentukan vitamin B12 (kobalamin) yang membantu proses pembuatan sel darah merah. Kekurangan cobalt dapat mengakibatkan defisiensi vitamin B12.
Kromium (Cr)
Berfungsi sebagai regulator hormon insulin dan pertumbuhan. Defisiensi mineral ini dapat meningkatkan kadar gula dalam darah.
Mangan (Mn)
Berfungsi sebagai kofaktor enzim, berguna untuk metabolisme energi, pembentukan tulang, juga kofaktor enzim superoksida dismutase (enzim antioksidan). Kekurangan mineral mangan dapat mengakibatkan gangguan tulang dan hati.
Zinc (Zn)
Berguna untuk menjaga fungsi membran, sistem imun, kofaktor enzim untuk ekspresi gen, dan berfungsi sebagai antioksidan. Defisiensi zind dapat menyebabkan gangguan kulit, pertumbuhan terhambat, menurunnya kadar kolesterol baik HDL, serta menurunnya nafsu makan.
Apa saja tanda dan gejala kelebihan zinc?
Mual hingga muntah
Bila Anda mengalami mual sampai muntah setelah makan daging, bisa jadi Anda mengalami kelebihan zinc. Ya, daging merah merupakan salah satu makanan sumber zinc yang baik untuk tubuh. Meski begitu, kelebihan zinc juga tidak baik untuk tubuh, lho.
Dikutip dari Healthline, sebanyak 17 studi telah membuktikan bahwa suplemen zinc ampuh memperpendek durasi penyakit flu. Namun di sisi lain, sebanyak 46 persen peserta penelitian justru mengalami mual-mual hingga muntah setelahnya.
Hal ini dikarenakan peserta mendapatkan dosis suplemen zinc yang lebih besar dari 225 miligram. Akibatnya, mereka mengalami mual dan muntah 30 menit setelah mengonsumsi suplemen zinc dengan dosis 570 miligram.
Walaupun muntah juga bisa membantu mengeluarkan zat toksik zinc dari dalam tubuh, tapi hal ini juga bisa memicu komplikasi yang dapat membahayakan tubuh. Sebaiknya, segera konsultasikan ke dokter jika Anda mengalaminya.
Sakit perut dan diare
Biasanya, sakit perut dan diare dapat terjadi bersamaan dengan gejala mual-muntah. Kombinasi gejala-gejala ini bisa menjadi pertanda Anda mengalami kelebihan zinc, bahkan keracunan zinc.
Masih dari penelitian yang sama, sebanyak 40 persen peserta melaporkan sakit perut dan diare setelah mengonsumsi suplemen zinc. Dampak fatalnya, kebanyakan mengonsumsi asupan zinc dapat memicu iritasi usus dan perdarahan pada saluran pencernaan, walaupun kasusnya terbilang jarang.
Muncul gejala mirip flu
Memang sudah ada penelitian yang mengungkapkan bahwa suplemen zinc dapat mempercepat durasi penyakit flu. Akan tetapi, bukan berarti Anda boleh mengonsumsi zinc kebanyakan supaya Anda cepat sembuh dari flu. Pasalnya, hal ini juga dapat memunculkan gejala-gejala yang mirip dengan flu, seperti demam, batuk, menggigil, sakit kepala, dan kelelahan.
Karena gejalanya mirip dengan flu, Anda mungkin akan sulit membedakan mana gejala kelebihan zinc dan mana gejala penyakit flu musiman. Kondisi inilah yang membuat sulitnya mendiagnosis gejala keracunan atau kelebihan zinc.
Kadar HDL menurun
Nyatanya, asupan zinc dari makanan maupun suplemen juga bisa memengaruhi kadar HDL dalam tubuh. Semakin banyak zinc yang masuk ke tubuh, semakin rendah kolesterol HDL Anda.
Normalnya, kolesterol HDL yang baik dalam tubuh adalah 40 miligram per desiliter (mg/dl) atau lebih. Sebuah studi menunjukkan bahwa konsumsi suplemen zinc dengan dosis lebih dari 50 miligram per hari dapat menurunkan kadar kolesterol HDL, alias di bawah 40 mg/dl.
Padahal, kadar kolesterol HDL yang normal dapat membantu menjaga kesehatan jantung. Ini artinya, Anda dapat berisiko terkena penyakit jantung kalau kadar kolesterol HDL Anda di bawah batas normal.
Flourida (F)
Membantu metabolisme kalsium (Ca) dan fosfor (P), komponen matriks tulang dan gigi, serta menghambat pembentukan karang gigi. Kekurangan fluorida dapat menyebabkan kerusakan gigi.
Bahaya Fluoride Jika Berlebihan
Akumulasi dalam tubuh
Jika tertelan, senyawa fluoride bisa terakumulasi dalam tubuh, terutama pada tulang dan kelenjar. Kadar fluoride yang terlalu tinggi jelas mampu mengacaukan fungsi organ penting dalam tubuh.
Fluoride pada bayi
Salah satu sumber fluoride yang tidak diduga adalah susu formula bayi. Selain itu, karena bayi masih harus banyak mendapat nutrisi melalui cairan, mereka juga rentan mengonsumsi fluoride secara tidak sengaja. Fluoride pada bayi pun jelas mengganggu perkembangan tubuh mereka.
Fluoride dan kesehatan reproduksi
Pada percobaan yang melibatkan binatang, dosis fluoride yang tinggi membuat sistem reproduksi binatang tersebut jadi rusak. Sperma mengalami penurunan kualitas dan kuantitas. Hal serupa juga diduga bisa terjadi pada manusia.
Fluoride dan kerusakan otak
Fluoride yang masuk ke dalam tubuh ternyata juga berbahaya bagi otak. Bahkan akumulasi fluoride dikaitkan dengan meningkatnya risiko penyakit Alzheimer.
Fluoride dan IQ rendah
Selain meningkatkan risiko Alzheimer, fluoride pun membuat IQ seseorang lebih rendah jika masuk ke dalam tubuh. Secara tidak sadar, konsumsi air yang mengandung fluoride membuat fungsi otak menurun dan tidak maksimal.
Fluoride dan pubertas dini
Beberapa penelitian mengaitkan hubungan antara fluoride dan produksi kelenjar pineal dalam jumlah tinggi. Akibatnya, gadis remaja mengalami pubertas dini atau menstruasi lima bulan lebih cepat dari mereka yang tidak terkena akumulasi fluoride.
Fluoride dan fungsi tiroid
Selain kelenjar pineal, fungsi tiroid bisa ikut terganggu akibat akumulasi fluoride. Beberapa dampaknya adalah depresi, lemas, peningkatan berat badan, nyeri sendi, kolesterol tinggi, sampai penyakit jantung.
Fluoride dan kerusakan tulang
Meski disebut-sebut mampu menguatkan gigi, ternyata kelebihan kadar fluoride dalam tubuh malah bisa memicu kerusakan tulang. Bahkan bagi para lansia, fluoride mampu meningkatkan risiko patah tulang.
Diolah dari berbagai sumber