Kupas Tuntas Tanaman Gamal, Kandungan Nutrisi, Cara Budidaya Hingga Manfaatnya Bagi Manusia

Panduan Singkat Cara Menanam dan Merawat Gamal Hingga Panen, Berbagai Macam Pemanfaatan Gamal Dari Mulai Pakan Ternak Hingga Kesehatan

Gamal (Gliricidia sepium) adalah nama sejenis perdu dari kerabat polong-polongan, yaitu suku Fabaceae atau Leguminosae. Tanaman gamal berasal dari daerah Amerika Tengah dan Brazil. Tanaman gamal dimanfaatkan sebagai pakan ternak seperti kambing, sapi, kerbau, dan kuda.

Itu karena gamal mengandung berbagai kandungan nutrisi yang sangat baik dan diperlukan bagi hewan ternak. Kandungan nutrisi yang ada pada tanaman gamal di antaranya protein, serat, kalori, lemak, vitamin C, karbohidrat, air, dan mineral. Berikut ini cara menanam gamal untuk pakan ternak Anda.

Persiapan lahan tanam gamal

Lahan yang akan digunakan untuk menanam gamal sebaiknya berada pada lokasi yang memiliki penyinaran cukup. Pastikan pH tanah tidak di bawah 6. Setelah itu, gemburkan tanah dan balik dengan menggunakan cangkul sekaligus diberi pupuk dasar berupa pupuk kandang. Buatlah gundukan dan lubang tanam berukuran sekitar 10 cm × 10 cm dengan jarak tiap lubang tanam 50 cm sampai 200 cm.

Persiapan bibit gamal

Perbanyakan bibit gamal dapat dilakukan melalui penyemaian benih gamal ataupun setek gamal. Perbanyakan bibit gamal melalui penyemaian benih gamal sedikit sulit karena jarang dijumpai toko benih atau toko pertanian yang menyediakan benih gamal. Hal tersebut karena kebanyakan gamal dipanen untuk diambil daunnya sebelum tanaman gamal berbuah atau berbunga sehingga sulit dijumpai.

Sementara, perbanyakan gamal melalui setek batang dapat dilakukan menggunakan tanaman yang telah mencapai umur sekitar 2 tahun lebih. Potong batang tanaman gamal induk yang berdiameter sekitar 3—4 cm dengan panjang sekitar 45 cm. Tapi jika dirasa sulit, bibit gamal didapatkan dengan membelinya di toko bibit atau petani gamal secara langsung.

Penanaman gamal

Jika semuanya sudah siap, segera lakukan penanaman. Lepaskan polibag bibit gamal dengan hati-hati agar media dan perakarannya tidak rusak. Masukkan bibit pada lubang tanam yang telah disiapkan sebelumnya, lalu tutup kembali dengan media tanam berupa campuran tanah, pupuk kandang/kompos dan sekam dengan perbandingan 2:1:1, dan sedikit padatkan agar bibit dapat berdiri dengan kokoh.

Perawatan dan panen gamal

Lakukan penyiraman secara rutin, yaitu setiap 2—3 kali sehari. Agar nutrisi tanaman gamal terpenuhi, lakukan pemupukan. Pemupukan tersebut dilakukan setiap 2—3 minggu sekali. Bersamaan dengan pemupukan, lakukan pula penyiangan pada gulma atau tanaman pengganggu lainnya yang tumbuh di sekitar tanaman.

Ketika musim panas dan sinar matahari dirasa cukup terik, lakukan pengguguran daun guna mengurangi penguapan. Pemanenan dapat dilakukan saat daun tanaman gamal berumur 3—4 bulan setelah tanam.

Gamal adalah tanaman multiguna yang paling banyak kedua dibudidayakan setelah lamtoro. Tanaman ini dapat digunakan untuk mereklamasi lahan yang gundul atau tanah yang ditumbuhi alang alang rapat. Konon, nama gamal merupakan akronim dari ganyang mati alang-alang.

Dalam beberapa kasus ia dapat menghasilkan biomasa sama atau bahkan lebih banyak dari lamtoro. Salah satu sebab mengapa ia cepat populer adalah resistensinya terhadap hama kutu loncat yang telah meluluhlantakan lamtoro di berbagai belahan dunia tropis.

Yang lebih umum digunakan, gamal sebagai pagar hidup, tanaman pupuk hijau pada pola tanam tumpang sari, sebagai penahan tanah pada pola tanam lorong dan terasering.

Gamal berasal dari daerah Amerika Tengah dan Brazil. Di daerah asalnya digunakan sebagai pelindung tanaman cokelat dan dikenal dengan nama  madre cacao.

Oleh penjajah Eropa, tanaman ini dibawa ke Benua Asia dan ditanam di India dan Srilangka sebagai tanaman pelindung teh sejak tahun 1870-an.

Tanaman ini masuk ke Indonesia melalui perusahaan perkebunan Belanda yang tertarik untuk menggunakannya sebagai tanaman pelindung di perkebunan teh di Medan pada tahun 1900-an.

MORFOLOGI GAMAL

Pohon Gamal berukuran kecil sampai sedang tinggi sekitar 10-12 m. Daun bersirip ganjil, panjang sekitar 30 cm. Helai daun 5-20 cm, berbentuk oval sampai bulat, panjang 2-7 cm, dan lebar 1-3 cm.

Bunga membentuk kelompok tangkai pada batang muda dan tua. Bunga keluar tunggal dengan 20-40 per tangkai, merah muda sampai ungu muda, bercampur putih.

Buah polong hijau dan kuning-cokelat muda ketika tua, panjang 0-18 cm, lebar 2 cm, biji 4-10, kuning-cokelat muda sampai cokelat dan hampir bulat.

Gamal mengandung nilai gizi yang tinggi. Protein kasar berada di antara 18-30% dan nilai ketercernaan 50-65%. Daun gamal sebaiknya dilayukan terlebih dahulu sebelum diberikan kepada ternak.

Beberapa literatur menyebutkan pelayuan selama 12 – 24 jam terbukti meningkatkan kuantitas asupan pakan. Pada ternak, terutama sapi yang belum terbiasa terhadap gamal, perlu dilakukan pembiasaan terlebih dahulu.

Caranya bisa dengan ternak dilaparkan dahulu. Selama setengah hari (dari pagi sampai sore) tidak diberi makan, tapi tetap diberi air minum yang cukup.

Baru pada malam hari diberikan daun gamal yang telah dilayukan dan kemudian rumput. Pada pemberian selanjutnya biasanya tidak perlu dilaparkan lagi, ternak sudah akan langsung menyantap daun gamal.

Daun gamal juga cukup baik untuk diawetkan dengan menggunakan metoda silase, baik dicampur dengan bahan lain maupun tunggal.

Dalam beberapa percobaan awal yang dilakukan, silase campuran daun gamal, lamtoro, dan rumput gajah menghasilkan wangi dan rasa yang disukai ternak.

Khusus sebagai pakan ternak hewan ruminansia terutama sapi, gamal adalah kombinasi dan partner yang baik bagi rumput gajah.

Keunggulan lain dari gamal adalah kemampuan adaptasi yang sangat luas terhadap berbagai kondisi tanah dan klimat, mudah ditanam, dan mampu memproduksi biomasa yang cukup besar, selaras dengan kandungan nutrisi dan protein yang sangat tinggi.

Sedangkan kandungan racun dan zat antinutrisi, terutama bagi ternak monogastrik, walaupun perlu diwaspadai, merupakan kendala kecil bagi pemanfaatan gamal dibandingkan dengan manfaat yang bisa diperoleh.

Apalagi dengan penanganan yang tepat (pelayuan) dan manajemen pakan yang baik, masalah ini dapat di minimalisir.

Gamal juga merupakan tanaman yang tidak rewel dan relatif aman dari serangan hama. Ada literatur yang menyebutkan organisme pengganggu tanaman berupa kutu kecil, aphid, dan beberapa jenis serangga.

Namun, kerusakan yang ditimbulkannya tidak signifikan dan secara umum dapat diabaikan.

Meskipun dapat diperbanyak dengan biji, tapi lebih sering digunakan stek batang dalam usaha mengembangbiakan gamal.

Penanaman stek lebih baik berasal dari batang bawah tanaman yang cukup usia (di atas dua tahun), diameter batang cukup besar (di atas 4 cm) dengan panjang stek bervariasi, mulai dari 40 cm sampai 1,5 m.

Jarak tanam juga bervariasi, antara 40 – 50 cm sampai dengan 1,5 – 5 m tergantung kebutuhan.

Penanaman dengan stek, tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan biji, namun sistem perakaran lebih dalam jika ditanam dengan biji daripada setek. Penanaman yang tepat dengan kedua cara tersebut, dapat memiliki daya tumbuh yang tinggi, 90 – 95 %.

Biasanya gamal ditanam pada tengah atau bahkan akhir musim hujan atau membuat guludan di sekitar lokasi penanaman apabila diperkirakan curah hujan tinggi.

Penanaman dapat dilakukan secara berselang-seling baris dengan rumput gajah dengan metode alley cropping atau ditanam memanjang sebagai pagar hidup.

Dengan cara ini manfaat yang diperoleh dapat berlipat ganda. Selain pupuk hijau, penahan angin juga sebagai bank protein bagi ternak ruminansia.

Penanaman dengan biji dapat dilakukan secara langsung di lahan atau disemaikan dulu di bedengan atau polybag lalu dipindahkan ke lahan setelah tanaman mencapai tinggi 30 cm.

Sebelum ditanam atau disemai, biji direndam terlebih dahulu dalam air hangat selama 12 jam, untuk mempercepat perkecambahan.

Tanaman dapat mencapai tinggi sekitar 3 m dan siap berbunga setelah berumur 6-8 bulan. Bila perlu dilakukan pemupukan ringan dengan urea, TSP, dan KCL untuk mempercepat pertumbuhan awal.

Pertumbuhan selanjutnya akan berlangsung cepat sehingga mampu bersaimg dengan tanaman lain termasuk rumput/gulma.

Pemangkasan awal setinggi 30- 60 cm dari tanah setelah tanaman berumur 3-4 bulan dapat dilakukan untuk memperbesar diameter pangkal batang dan memperbanyak percabangan.

Pemotongan hijauan dapat dilakukan setelah tanaman berumur 6-8 bulan, kemudian tanaman dapat dipotong setiap 6-8 minggu sekali.

Frekuensi pemotongan dapat lebih pendek jika gamal ditanam di lahan yang subur atau lebih panjang pada musim kemarau.

Penanaman gamal dengan stek batang tidak membutuhkan pengolahan tanah yang terlalu baik, yang penting tanah tersebut bebas dari gulma dan tidak terlalu keras.

Stek batang yang akan ditanam ada dua macam tergantung kadar air tanah dan kondisi lingkungan, yaitu stek panjang dan pendek.

Setek panjang berukuran 1-2,5 m dan berdiameter 6-10 cm, diruncingkan kedua ujungnya dan digores-gores potongan sebelah bawahnya untuk merangsang tumbuhnya akar. Stek panjang ditanam sedalam 50 cm agar kuat.

Stek pendek berukuran 30-50 cm dan diperlakukan serupa dengan setek panjang. Setek pendek ditanam lebih kurang sepertiganya dalam tanah.

Di daerah kering atau air tanah kurang, sebaiknya menggunakan stek panjang dan jika air tanah cukup, dapat digunakan setek pendek.

Hal ini dilakukan agar tanaman tidak kehabisan persediaan zat makanan dan air pada awal pertumbuhan, terutama sebelum akar keluar dan berfungsi secara normal.

Namun untuk menghemat kebutuhan stek, sebaiknya menggunakan setek pendek tanpa mengurangi daya tumbuh.
Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliophyta
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae/Leguminosa/Papilionoideae
Upafamili : Faboideae
Genus : Gliricidia
Spesies : Gliricidia sepium

Manfaat gamal, yang paling penting adalah sebagai penyubur tanah pada daerah tandus. Daunnya yang gugur setelah melapuk merupakan sumber pupuk organik yang bagus karena mengandung unsur N, P, K dan Ca.

Sebagai tanaman pelindung, gamal memiliki sistem perakaran yang dalam, lebat dan kuat sehingga dapat menahan tanah dari kikisan air hujan atau menahan erosi. Bahkan mampu menahan empasan gelombang pasang di daerah pesisir.

Gamal merupakan tanaman pelindung yang daunnya biasa diberikan sebagai hijauan pakan ternak ruminansia karena memiliki nilai nutrisi yang tinggi (kandungan protein 18-30%) dan kecernaan tinggi (70%). Di samping itu daun dari tanaman ini ternyata juga mempunyai bahan aktif kumarin yang bersifat insektisida, rodentisida dan bakterisida.

Gamal juga bermanfaat sebagai bahan ramuan tradisional. Serbuk daun, kulit batang dan biji gamal jika dicampurkan pada nasi atau umpan lainnya akan mampu membunuh tikus. Ekstrak daun gamal dengan air dan petrolium ether juga dapat membunuh rayap. Air rebusan daun gamal jika dioleskan pada badan anjing, kambing atau sapi mampu membunuh kutu. Pada manusia, daun gamal bisa digunakan untuk menghilangkan rasa pegel dan jamur di kulit.

Kalau dengan nama gamal mungkin banyak dari pembaca yang masih belum kenal dengan tanaman ini berikut nama lain dari tanaman gamal.

Sliridia, liriksidia, sirida,sirindia (Jawa.); cebreng, kalikiria, kiria (Sunda.); kh’è: no:yz, kh’è: fàlangx (Laos (Sino-Tibetan) bunga Jepun (Malaysia.); kakawate (Filipina); madre de cacao (Portugis); mata raton (Honduras); dan gliricidia, Nicaraguan coffee shade (Inggris).Nama Gamal sendiri merupakan singkatan atau akronim dari ganyang mati alang-alang. Ada yang menyebut sebagai lirisida, kelor laut atau cebreng. Nama Gamal sendiri adalah akronim dari “Ganyang Mati Alang-alang”. Senyatanya, tanaman yang awalnya dijadikan pelindung tanaman teh ini mampu mematikan alang-alang. Tanaman Gamal akan mengeluarkan zat yang menyerang sistem akar alang-alang dan menghambat pertumbuhan alang-alang. Inilah sebabnya Gamal mulai dikenal sebagai herbisida alami pembasmi alang-alang.

Gamal Untuk Mengatasi penyakit kuning
Khasiat daun gamal yang pertama yaitu dapat menyembuhkan penyakit kuning. Daun ini punya gabungan beberapa senyawa yang bagus untuk mengatasi penyakit kuning dengan lebih alami dan juga sehat.

Gamal untuk Melancarkan pencernaan
Khasiat daun gamal untuk pencernaan adalah melancarkannya agar membuat BAB Anda menjadi lancar. Daun ini dapat berfungsi seperti serat yang akan mengikat sisa makanan dalam saluran pencernaan.

Gamal Sebagai Obat Penyakit.
Rebusan daun & akar Gamal bisa dipakai sebagai obat penyakit reumatik, epilepsi, diuretikum, dan gonorrhoea. Epilepsi penyakit yang terkait dengan syaraf, diuretikum adalah kesulitan kencing sehingga ramuan rebusan daun Gamal bisa sebagai peluruh air seni, sedangkan gonorrhoea adalah penyakit kelamin. Air rebusan ini juga bisa sebagai peluruh dahak atau riak, penyakit batuk, peluru haid, pelancar ASI, pereda kejang.

Gamal untuk Obat rematik
Khasiat daun gamal yang berikutnya yaitu sebagai obat yang ampuh untuk mengatasi rematik. Daun ini bisa masuk ke dalam bagian tulang Anda yang terasa sakit akibat rematik sehingga rasa sakitnya bisa berkurang.

Gamal untuk Mengatasi pegal linu
Khasiat daun gamal bisa berguna untuk Anda yang mempunyai kegiatan padat dan sering merasakan pegal linu pada bagian tertentu di dalam tubuh. Daun ini akan meredakan rasa pegal serta linu dengan lebih aman.

Gamal untuk Merangsang Pencernaan.
Ekstrak daun dan buah Gamal mampu mengaktifkan sistem pencernaan makanan. Seduhan daun Gamal dalam air hangat mampu menambah nafsu makan.

Gamal untuk kesehatan usus
Sehatkanlah usus Anda dengan cara yang mudah menggunakan daun gamal. Daun ini punya banyak manfaat untuk usus. Selain membersihkan usus Anda, daun ini akan membuat usus Anda berfungsi lebih optimal.

Gamal berasal dari daerah Amerika Tengah dan Brazil. Di daerah asalnya digunakan sebagai pelindung tanaman kakao/coklat dan dikenal dengan nama madre cacao. Oleh penjajah Eropa tanaman ini dibawa ke benua Asia dan ditanam di India dan Srilanka sebagai tanaman pelindung teh sejak tahun 1870-an. Gamal masuk ke Indonesia melalui perusahaan perkebunan Belanda yang tertarik untuk menggunakannya sebagai tanaman pelindung di perkebunan teh di Medan pada tahun 1900-an. Namun, gamal hanya belum menyebar dan hanya ditemukan di daerah Medan saja. Pada tahun 1958 gamal ditemukan oleh Bapak R. Soetarjo Martoatmodjo. Dialah yang memberinya nama Gamal yang diambil dari nama cucunya dan sama seperti nama presiden Mesir Gamal Abdul Nasser. Gamal atau Kemal atau jamal artinya halus. Bapak Soetarjo menafsirkan galam sebagai unta yang sanggup menundukkan sahara di Indonesia, yaitu padang alang-alang. Menteri pertanian Indonesia waktu itu Bapak Frans Seda mengartikan galam sebagai Ganyang Mati Alang-alang, karena gamal digunakan untuk membasmi alang-alang.

Gamal bisa untuk Mengatasi diare, Mencegah penyakit ISK, Menguatkan tulang, Melancarkan saluran kemih, Anti inflamasi

Daun-daun, biji dan kulit batang gamal mengandung zat yang bersifat racun bagi manusia dan ternak, kecuali ruminansia (hewan pemamah biak). Dalam jumlah kecil, ekstrak bahan-bahan itu digunakan sebagai obat bagi berbagai penyakit kulit, rematik, sakit kepala, batuk, dan luka-luka tertentu. Ramuan bahan-bahan itu digunakan pula sebagai pestisida dan rodentisida alami (gliricidia berasal dari bahasa Latin yang berarti kurang lebih racun tikus).

Gamal Untuk mengobati Sakit Kuning (liver)
Daun gamal bisadimanfaatkan untuk meningkatkan fungsi normal hati. Caranya daun gamalsecukupnya ditumbuk halus kemudian tambahkan air kelapa hijau secukupnya. Saring airnya, dan tambahkan dengan madu secukupnya. Air seduhan diminumkan ke penderita sakit kuning, setidaknya 2 kali sehari setiap pagi dan sore. lakukan hal ini secara teratur dan buktikan manfaatnya.

Daun gamal merupakan jenis daun yang mengandung senyawa sehat untuk tubuh. Manfaat daun ini pun sudah banyak digunakan untuk obat dalam pengobatan alami. Bagi Anda yang memiliki penyakit komplikasi dan ingin tetap sehat bisa menggunakan daun gamal untuk menggantikan obat kimia. Daun ini tidak akan memberikan efek buruk ke tubuh Anda. Itulah mengapa banyak pakar kesehatan yang menyarankan untuk mencoba daun ini sebagai daun obat.

Ramuan Tradisional. Semua bagian tanaman Gamal bisa digunakan sebagai ramuan tradisional. Campuran akar, batang dan daun Gamal direbus dengan air sampai mendidih. Tunggu sampai tinggal 1/3 nya, atau direbus sekitar 20 menit. Airnya kemudian didinginkan, disaring dan diminum sebagai obat penyakit reumatik. Bisa juga dipakai sebagai obat luar untuk tetes mata penyakit mata.

Sebagai Tapal. Daun (atau akar dan kulit batang Gamal) ditumbuk halus untuk ditapalkan pada perut bayi. Tapal ini bisa dipakai sebagai obat penyakit kulit dan sebagai parem yang dibalurkan untuk penyakit bengkak dan beri-beri. Ramuan ini juga bisa ditapalkan pada daerah anggota tubuh untuk penyembuhan kaki pegal-pegal dan lemah.

Gamal ternyata sangat bermanfaat bagi kesehatan dan lingkungan. Tanaman Gamal yang didatangkan dari Brazil dan Mexico ini juga menjadi sumber kayu api yang baik. Kayunya diketahui lama saat dibakar dan sedikit mengeluarkan asap. Kayunya pun baik untuk perabot rumah tangga, meubel, dan konstruksi bangunan dan lainnya

Untuk mengatasi kekurangan pakan hijauan ternak dimusim kemarau , sangat perlu dilakukan perbanyakan tumbuhan gamal, dengan cara:
Menggunakan batang atau stek
Panjang stek yang dipakai berukuran 0.30-1.50m dengan kedalaman tumbuhan 15 cm
Stek berdiameter 3.1-3.5 cm mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi
Stek serpihan batang bawah sanggup menunjukkan tingkat pertumbuhan ±55%
Stek yang terbaik yaitu panjang stek 45 cm, akan menunjukkan tingkat pertumbuhan ± 70 %

Meskipun Gamal sanggup diperbanyak dengan biji, tapi lebih sering memakai setek batang dalam perjuangan mengembangbiakan Gamal. Alasan pertama adalah, sulitnya mencari dan mengumpulkan biji Gamal.Di aneka macam tempat yang kami temui, jarang pohon Gamal yang sanggup tumbuh hingga besar, berbunga dan berbiji. Hal ini disebabkan Gamal sudah secara bersiklus di panen daun dan batangnya, jarang yang sanggup tumbuh hingga berbunga dan berpolong. Alasan lain, perbanyakan dengan setek batang lebih gampang dan lebih cepat daripada melalui biji.

Tanaman yang diperbanyak dengan setek sudah sanggup dipanen perdana pada usia di bawah 1 tahun. Biasanya 8-10 bulan. Sedangkan pada tumbuhan biji, hasil biomasa gres sanggup diperoleh pada usia sekira 2 tahun. Penanaman setek lebih baik berasal dari batang bawah tumbuhan yang cukup usia (diatas 2 tahun), diameter batang cukup besar (diatas 4cm) dengan panjang setek bervariasi mulai dari 40cm hingga 1.5m. Jarak tanam juga bervariasi, antara 40 -50cm hingga dengan 1.5 – 5m tergantung kebutuhan. Meskipun kadang kala menggugurkan daunnya pada ekspresi dominan kering dan kondisi udara dingin, Gamal sanggup dikategorikan sebagai pohon yang selalu hijau (evergreen). Dapat dipanen setiap 3 – 4 bulan sekali, dengan hasil antara 1 – 2 kg hijauan lembap per tanaman. G. sepium merupakan tumbuhan yang cocok untuk tanah asam dan marginal ibarat diutarakan oleh Szott et al. (1991).

Lebih lanjut, Whiteman et al. (1986) menilai Gamal menyesuaikan diri dengan baik pada tanah dengan kandungan kalsium rendah ibarat di Australia. Sayangnya, pada tanah yang mengandung saturasi Alumunium cukup tinggi ibarat beberapa daerah di Indonesia, Gamal tumbuh kurang baik dan mempunyai tingkat tahan hidup yang rendah (Direktorat Jenderal Peternakan,1999). Benih kuning ke coklat warna dengan 4.500 untuk 11.000 / kg. Di bawah kondisi penyimpanan optimum-6 hingga 10% kadar air pada 4 °. C-benih tetap layak selama lebih dari 10 tahun Pada kadar air 50% dan 17 ° C benih sanggup disimpan selama satu tahun(Allison & Simons 1996).

Biji ditanam tanpa pra-pengobatan secara pribadi ke dalam wadah pembibitan. Praktek pembibitan standar administrasi yang direkomendasikan. Bibit siap untuk tanam sehabis 2 hingga 3 bulan di pembibitan pada ketinggian 30 cm. Penanaman pribadi mungkin dengan 2 hingga 3 biji per posisi tanam pada kedalaman 1 hingga 2 cm. Persiapan lokasi diharapkan untuk mengurangi kompetisi. Penanaman pribadi dan operasi transplantasi harus bertepatan dengan ekspresi dominan hujan. Bibit yang peka terhadap persaingan. Pengendalian gulma secara teratur harus dilakukan hingga pohon ditetapkan.(Hensleigh dan Holaway 1988).

Manfaat Lain Tanaman Gamal
Gamal sanggup dimanfaatkan antara lain sebagai pakan ternak yang banyak disukai oleh ternak ruminansia kecil ibarat kambing dan domba. Gamal mempunyai nilai gizi yang tinggi, pencegah erosi, dan penyubur tanah. Kayunya sanggup dipakai sebagai kayu bakar, arang atau sebagai materi bangunan dan alat pertanian. Tanaman ini juga dipakai dalam aneka macam sistem pertanaman, yaitu sebagai pohon pelindung dalam penanaman teh, cokelat, atau kopi. Selain itu juga berfungsi sebagai penyangga hidup untuk tumbuhan vanili, lada hitam, dan ubi jalar. Manfaat lain yang lebih umum yaitu dipakai sebagai pagar hidup, tumbuhan pupuk hijau pada contoh tanam tumpang sari, sebagai penahan tanah pada contoh tanam lorong dan terasering. Selain itu, tumbuhan ini juga ternyata sanggup dipakai untuk mereklamasi tanah atau lahan yang gundul atau tanah yang rapat ditumbuhi oleh alang alang (Imperata cylindrica) (Manglayang Farm Online, 6 Maret 2006). Salah satu alasannya yaitu mengapa Gamal cepat terkenal yaitu resistensinya terhadap hama kutu loncat (Heteropsylla cubana) yang telah meluluhlantakan Lamtoro di aneka macam belahan dunia tropis. (FAO, 1998).

Gamal juga bermanfaat sebagai materi ramuan tradisional. Serbuk daun, kulit batang dan biji gamal jikalau dicampurkan pada nasi atau umpan lainnya akan bisa membunuh tikus. Ekstrak daun gamal dengan air dan petrolium ether juga sanggup membunuh rayap. Air rebusan daun gamal jikalau dioleskan pada tubuh anjing, kambing atau sapi bisa membunuh kutu. Pada manusia, daun gamal bisa dipakai untuk menghilangkan rasa pegel dan jamur kulit.

Pembuatan Pestisida Alami dengan Daun Gamal
Kandungan aktif daun gamal yaitu tanin. Ekstrak daun gamal efektif untuk mengendalikan ulat dan hama pengisap. Dalam penggunaannya ekstrak daun dicampur dengan minyak tanah, namun penggunaan minyak tanah harus hati-hati lantaran terlalu sering memakai minyak tanah akan mengakibatkan daun terbakar. Bahan-bahan yang diharapkan : daun gamal segar 100-150 g, air 250 ml, minyak tanah 250 ml, dan detergen 50 g. Alat yang dipakai : lumpang 1 bh, alu 1bh, kain saring 1 bh, bejana 1 bh.

Cara pembuatannya:
Tumbuk/hancurkan daun gamal dengan penambahan air 250 ml.
Larutan tersebut diperas dan disaring, tambahkan minyak tanah dan detergen. Aduk hingga rata.
Tambahkan 8 liter air. Larutan siap digunakan.

Tanaman gamal sudah selayaknya menerima tempat istimewa dikalangan peternak, baik peternak kecil maupun peternak besar untuk bisa dibudidayakan secara intensif dan pada gilirannya akan bisa menjadi andalan pemenuhan hijauan makanan ternak.

Diolah dari berbagai sumber


FOLLOW and JOIN to Get Update!

Tentang Ternak dan Burung Updated at: 7:40 PM
Powered by Blogger.