Nutrisi Daun Beringin Dan Manfaatnya Untuk Pakan Ternak dan Kesehatan



Daun Beringin bisa dimanfaatkan untuk pakan kambing sebagai ramban alternatif saat kemarau. Bagi peternak yang kesulitan ramban atau hijauan untuk ternak kambing dan domba bisa mencoba menggunakan daun beringin. Banyak peternak lain yang sudah memakainya dan terbukti aman. Dan ternyata daun beringin, batang hingga akar dan bijinya juga bisa dimanfaatkan sebagai obat herbal alternatif untuk jenis penyakit tertentu.

Untuk daerah tertentu yang sering mengalami kemarau panjang salah satu solusinya adalah dengan menggalakkan penanaman pohon beringin. Selain sebagai sarana penghijauan, akar beringin juga akan mengikat air tanah dan juga bisa memunculkan mata air. Dan yang terpenting bagi peternak adalah saat kemarau mereka bisa menggunakan daunnya sebagai pakan ternak kambing dan domba sebagai ramban yang relatif aman.

Beringin, yang disebut juga waringin atau ara, dikenal sebagai tumbuhan pekarangan dan tumbuhan hias pot. Pemulia telah mengembangkan beringin berdaun loreng yang populer sebagai tanaman hias ruangan. Beringin juga sering digunakan sebagai objek bonsai. Beringin sangat akrab dengan budaya asli Indonesia. Wikipedia

Manfaat Daun Pohon Beringin, Bisa Untuk Pakan Ternak Saat Musim Kemarau Juga Untuk Obat Herbal Untuk Macam-macam Jenis Penyakit

Pohon kayu ara Ficus racemosa atau cluster fig tree banyak tumbuh di pinggir-pinggir sungai. Karena letaknya dekat dengan air, jangan heran ketika berbuah, pohon kayu ara akan diserbu para satwa terutama burung-burung kecil, monyet, dan tupai. Namun khusus untuk orangutan dan burung enggang, mereka menyukai pohon ara berjenis Ficus stupenda

Ada pula tumbuhan pohon ara yang bisa dimakan oleh manusia, yang dikenal dengan nama pohon tin alias Ficus carica. Buahnya segar dan kering, kaya akan nutrisi seperti vitamin A dan C serta kaya akan omega 3 dan omega 6. Namun, pohon ini jarang sekali terdapat di Indonesia.

Pohon Beringin banyak ditemukan di hutan tropis pada ketinggian sekitar 600 mdpl. Tetapi pohon ini juga banyak ditemukan di hutan dataran rendah sampai hutan dataran tinggi bahkan di daerah terbuka.

Habitat beringin sendiri memang umumnya dekat dengan sumber air seperti mata air, telaga, danau, dan sebagainya.

Pohon ini banyak ditemukan di daerah dataran rendah maupun tinggi karena pohon ini merupakan pohon yang adaptif terhadap lingkungan sekitarnya.

Walaupun pohon ini tumbuh di daerah karst tetapi dapat tumbuh dengan baik karena akar dari pohonnya sendiri dapat menembus celah-celah yang ada di batuan karst tersebut.

Pohon berakar gantung ini hidup pada tempat yang memiliki curah hujan yang tinggi.

Akar dari pohon ini dapat menyimpan air dengan baik, sehingga walaupun terjadi kekeringan tidak akan berdampak terhadap kelangsungan Pohon Beringin itu sendiri.

Ada pula tumbuhan pohon ara yang bisa mencekik atau membunuh tumbuhan lainnya (ara pencekik dan pembunuh). Jenis ara ini bahasa latinnya Ficus annulata blume, jenis kayu ara ini disebut juga sebagai tumbuhan menumpang pada tumbuhan lain.

Di Kalimantan, tanaman ini disebut kayu ara susu. Setelah besar, pohon kayu ara tersebut mendoninasi tumbuhan yang ia tumpangi dan tumbuhan tersebut akan mati secara perlahan. Keganasan pohon ara juga mampu menghancurkan bangunan seperti kasus yang menimpa salah satu candi di Kamboja.

Beringin, tumbuhan yang memiliki nama latin Ficus benyamina L. ini banyak ditemukan di tepi jalan, pinggiran kota atau tumbuh di tepi jurang.

Pohon besar, tinggi 20 – 25 m, berakar tunggang. Batang tegak, bulat, permukaan kasar, cokelat kehitaman, percabangan simpodial, pada batang keluar akar gantung (akar udara).

Daun tunggal, bertangkai pendek, letak bersilang berhadapan, bentuknya lonjong, tepi rata, ujung runcing, pangkal tumpul, panjang 3 – 6 cm, lebar 2 – 4 cm, pertulangan menyirip, hijau.

Bunga tunggal, keluar dari ketiak daun, kelopak bentuk corong, mahkota bulat, halus, kuning kehijauan. Buah buni, bulat, panjang 0,5 – 1 cm, masih muda hijau, setelah tua merah. Biji bulat, keras, putih.

Hasil Penelitian Menyatakan:
The purpose of this study is to determine the compounds secondary metabolites (alkaloids, tannins, saponins, flavonoids and steroids and terpenoids) contained in the leaves of the banyan tree and can provide therapeutic effects. This research performed at the Laboratory of the Faculty of Health Sciences University of Muhammadiyah Palangkaraya, from May to September 2013. The method used is an experiment to identify the compound, an active compound found anything on the leaves of the banyan tree. Identify the stages of phytochemical composition of the compounds which are present in the banyan tree covering an advance test that consisted of fixation loss on drying, determination of water-soluble extract, and the determination of the ethanol-soluble extract . Followed by the identification of phytochemicals include identification tannins, alkaloids, flavonoids, saponins, and steroids and terpenoids. Where in their identification using liquid extract and extract thick banyan tree was maceration for 24 hours using 95% ethanol for 3 (three) days. The results obtained in this phytochemical identification positive banyan tree contains tannin, saponin and alkaloid. Negative result in the identification of phytochemicals shows that the banyan tree do not contain flavonoid, steroids and terpenoids. Until the advent of the compound of alkaloids, saponins and tannins in the banyan tree are expected to later be used as the initial stages of the manufacture of traditional medicine.

Beringin memiliki nama lokal antara lain:
Caringin (Sunda),
Waringin (Jawa, Sumatera),
Chinese banyan (China),
Banyan tree (Inggris).

Beringin putih atau Ficus benjamina dan beberapa jenis ficus lain dari suku ara-araan atau Moraceae, menurut Wikipedia, disebut juga waringin atau ara (ki ara, ki berarti “pohon”). Tumbuhan itu dicirikan dengan ukuran pohon yang besar dan kanopi yang lebar. Daun, cabang, dan batangnya mengeluarkan getah kental berwarna keputihan.

Beringin putih juga dikenal sebagai tumbuhan pekarangan dan tumbuhan hias pot. Beringin juga sering digunakan sebagai objek bonsai.

Namun, selain sebagai tumbuhan pekarangan, beringin putih menurut Kajian Ilmiah Mahasiswa (LKIM) Fakultas Peternakan Universitas Andalas, Padang, dikutip dari lkimunand.blogspot.com, memiliki manfaat tidak ternilai bagi kelestarian lingkungan atau ekologi, berkaitan dengan hidrologi, konservasi flora dan fauna, serta biofarmaka.

Beringin putih memiliki akar gantung dan struktur perakaran yang dalam dan kuat, serta akar lateral yang mencekram tanah dengan baik. Hal itu memberikan kontribusi yang besar terhadap pengaturan tata air.

Dengan melihat sistem perakarannya, beringin putih sangat cocok ditanam di lahan-lahan miring dan lereng, mengurangi tanah longsor, dan erosi tanah. Sifat beringin putih yang menggugurkan daun, membuat tanaman ini mampu menyimpan cadangan air pada musim penghujan, sehingga hampir di setiap daerah sekitar tanaman beringin putih nyaris tidak pernah mengalami kekurangan air.

Selain itu, jatuhan seresah yang banyak mengakibatkan tanah memiliki banyak kandungan bahan organik, sehingga dapat menghasilkan unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Sangat tepat memilih penanaman beringin putih untuk tujuan konservasi tanah dan air.

Selain itu beringin putih juga memiliki kemampuan menyerap karbondioksida yang tinggi, yakni 535,90 kg/pohon/tahun. Pemilihan beringin putih untuk hutan kota sangatlah tepat, karena di samping sangat baik untuk pengaturan tata air, pencegahan bahaya erosi dan banjir, tingkat strata tajuk yang lebat dan padat dapat berpengaruh mengurangi/meredam kebisingan, angin, dan terik sinar matahari, sehingga menurunkan suhu kota.

Penyakit yang dapat diobati dari pohon beringin antara lain Pilek, demam tinggi, radang amandel (tonsilitis), nyeri rematik sendi, ; Luka terpukul (memar), influenza, radang saluran napas (bronkhitis); Batuk rejan (pertusis), malaria, radang usus akut (acute enteritis), disentri, kejang panas pada anak.

Bagian yang digunakan dari pohon beringin adalah akar udara dan daun. Sebelum digunakan dicuci lalu dikeringkan.

Akar udara bermanfaat untuk mengatasi:
Pilek, demam tinggi,
Radang amandel (tonsilitis),
Nyeri pada rematik sendi, dan
Luka terpukul (memar).

Daun bermanfaat untuk mengatasi:
Influenza,
Radang saluran napas (bronkitis), batuk rejan (pertusis),
Malaria,
Radang usus akut (akut enteritis), disentri, dan
Kejang panas pada anak.

Cara pemakaian beringin untuk obat adalah sebagai berikut:

Akar udara kering sebanyak 15 – 30 g atau daun keringnya sebanyak 50 – 120 g direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, daun direbus, lalu airnya selagi hangat digunakan untuk mandi.

Adapun contoh pemakaian beringin adalah:
Kejang panas pada anak

Ambil 100 g daun beringin segar, dicuci lalu direbus dengan 5 Lt air selama 25 menit. Air rebusan ini selagi hangat digunakan untuk memandikan anak yang sakit.
Radang usus akut dan disentri

Ambil daun beringin segar sebanyak 500 g. Kemudian dicuci bersih lalu direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, dibagi untuk 2 kali minum, pagi dan sore, masing-masing 1/2 gelas.
Radang amandel

Ambil akar udara beringin sebanyak 180 g, dicuci lalu dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Tambahkan 1 gelas cuka. Setelah dingin digunakan untuk kumur-kumur. Lakukan beberapa kali sehari.
Bronkitis kronis

Ambil 75 g daun segar dan 18 g kulit jeruk mandarin, dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring lalu dibagi untuk. 3 kali minum, yaitu pagi, siang, dan malam hari. Lakukan selama 10 hari.

Sifat kimiawi dan efek farmakologis dari tanaman beringin adalah rasa sedikit pahit, astringen, sejuk. Sedangkan kandungan kimianya, akar udara mengandung asam amino, fenol, gula, dan asam orange.

Beringin (Ficus Benjamina) memiliki ciri khas berdaun kecil-kecil dan lebat. Tanaman ini sering dikaitkan dengan berbagai mitos dan mistis. Dalam pengobatan tradisional, beringin dapat dijadikan salah satu bahan obat-obatan.

Kandungan:
- saponin
- polifenol
- falvonoida

Khasiat:
Secara tradisional, beringin dapat dijadikan obat untuk beberapa penyakit, antara lain:

* Daun
- influenza
- batuk rejan
- malaria
- radang saluran nafas
- disentri
- kejang

Di Indonesia, kayu ara tersebar di seluruh wilayah seperti di Kalimantan, Sulawesi, Kalimantan, Jawa, Sumatera, dan Papua. Tumbuhan ini masih sering dijumpai ketika kita ke hutan, pekarangan pondok ladang masyarakat, pekarangan rumah, taman sekolah, kadang juga terdapat di kantor-kantor instansi pemerintah ataupun swasta. Di Indonesia, bahkan ada salah satu partai yang berlambang pohon beringin.

Sebaran pohon kayu ara ada di wilayah Asia, Amerika, Amerika Selatan, dan Afrika. Untuk jenisnya kurang lebih 850 jenis. Besar harapan, pohon ara bisa lestari hingga nanti karena fungsi dan manfaatnya yang tak terkira bagi kebutuhan hidup makhluk.

Diolah dari berbagai sumber


FOLLOW and JOIN to Get Update!

Tentang Ternak dan Burung Updated at: 3:21 PM
Powered by Blogger.