Teknik Terbaik Cara Mudah Membuat Genteng Dari Tanah Liat

Panduan Singkat Teknik Dan Cara Pembuatan Genteng Tanah Liat

Genteng adalah jenis penutup atap rumah yang tergolong paling tua dan sampai saat ini tetap dilestarikan penggunaannya. Bahkan saat ini jenis genteng tanah liat masih menjadi favorit untuk penutup atap karena banyak kelebihannya secara estetika dan manfaat. Dewasa ini sudah banyak sekali dibuat genteng tanah liat dengan berbagai teknik sehingga menghasilkan berbagai macam jenis genteng dengan keunggulan dan kelemahan masing-masing. Dan tentunya sudah diketahui bahwa penutup atap rumah tidak hanya berupa genteng tanah liat saja tetapi ada berbagai macam bahan lain yang bisa digunakan sebagai penutup atap rumah layaknya genteng tanah liat tersebut.

Ternyata teknik dan cara pembuatan genteng tanah liat tidaklah semudah yang terlihat. Banyak tahapan yang harus dilakukan dalam proses pembuatan atau pencetakan genteng agar hasilnya berkualitas dan ukurannya juga seragam. Ukuran yang seragam sangat dipentingkan agar saat dipasang bisa pas, mudah dan bagus tidak celah antar genteng yang bisa jadi jalan air hujan alias bocor. Bagaimana cara membuat genteng tanah liat? Apa saja tahapan proses yang harus dilakukan?

Proses pembuatan genteng diawali dengan pengolahan bahan mentah berupa tanah
Pengambilan tanah sebagai bahan baku genteng harus berasaskan kelestarian lingkungan
Bagian lapisan paling atas dari tanah yaitu bunga tanah tidak digunakan sebagai bahan pembuat genteng, hal ini dikarenakan kandungan humus dan unsur hara yang sangat baik untuk tanaman.
Pengambilan tanah dilakukan dengan cara menyingkirkan lapisan bunga tanah, dan tanah yang diambil adalah tanah dibagian bawah bunga tanah yaitu kurang lebih kedalaman 25 cm dari permukaan tanah.

Pengambilan pun dijaga supaya tidak lebih dari kedalaman satu meter sebagai upaya terhadap pelestarian lingkungan.

Proses selanjutnya adalah pembersihan tanah dari material-material pengotor seperti batu, plastik, sampah dll.
Setelah cukup bersih tanah kemudian diaduk dengan menambahkan air.
Tanah Liat


PENGOLAHAN TANAH LIAT
Setelah didapatkan tanah liat, proses selanjutnya adalah penggilingan.
Tujuan dari proses ini adalah untuk memperoleh tanah liat yang homogen dengan partikel-partikel yang lebih halus dan merata.
Proses penggilingan dilakukan dengan cara memasukkan tanah liat ke dalam mesin penggiling tanah atau lebih dikenal dengan nama molen,
pada proses ini juga ditambahkan sedikit pasir laut.
Tujuan penambahan pasir laut adalah supaya tanah tidak terlalu lembek sehingga mempermudah proses penggilingan.
Penggilingan berlangsung dalam waktu yang singkat dengan output berupa tanah liat yang telah tercetak kotak-kotak sesuai dengan ukuran genteng yang akan dibuat. Kotak-kotak tanah liat ini biasa dinamakan keweh.
Keweh inilah yang pada nantinya merupakan bahan baku sebagai pembuatan genteng.
Pengolahan Tanah Liat


PENCETAKAN GENTENG
Proses selanjutnya adalah pencetakan genteng.
Pencetakan genteng dilakukan dengan cara memasukkan keweh ke dalam mesin cetak berupa mesin press ulir. Sebelum dimasukkan, pipihkan dulu kuweh dengan cara dipukul-pukul dengan kayu atau biasa dikenal dengan gebleg. Tujuan dari gebleg adalah mendapatkan keweh yang padat dan juga sesuai dengan ukuran mesin press.
Pencetakan Genteng

Output dari mesin press ini berupa genteng basah dengan bentuk yang masih belum rapi.
Proses selanjutnya adalah perapihan dimana bagian tepi genteng diratakan dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah liat yang masih menempel akibat proses pengepressan.
Pencetakan


PENGERINGAN
Ada beberapa tahap yang harus dilalui dalam proses pengeringan genteng.
Yang pertama adalah proses pengeringan dengan cara diangin-anginkan. Dimana genteng hasil pengepressan diletakan di dalam rak dalam waktu 2 hari.

Pengeringan Genteng

Proses pengeringan selanjutnya adalah pengeringan dengan menggunakan sinar matahari. Pengeringan ini dilakukan dengan cara menjemur genteng secara langsung di bawah terik matahari selama kurang lebih 6 jam.
Proses Pengeringan Genteng


PROSES PENGERINGAN
Pengeringan genteng selanjutnya berlangsung di dalam tungku. Pengeringan dalam tungku berlangsung selama 2 hari atau 48 jam. Pengeringan dilakukan dengan cara memasukkan genteng ke dalam tungku kemudian dipanaskan dengan menggunakan bahan bakar berupa kayu. Pengeringan ini merupakan pengeringan tahap akhir. Pengeringan ini juga sebagai pra pembakaran.
Pembakaran I


Proses selanjutnya adalah pembakaran. Pembakaran berlangsung selama 12 jam dimana suhu ditingkatkan sampai dengan kurang lebih 800 derajat celcius kemudian ditahan pada suhu tersebut.

PENGGLASURAN
Output dari tungku adalah genteng yang siap pakai, setelah disortir terlebih dahulu tentunya. Untuk genteng ini biasa dinamakan genteng natural, tergantung dari jenisnya. Pada proses kali ini adalah proses untuk pembuatan genteng morando, so dinamakan genteng morando natural.
Untuk proses selanjutnya adalah pengglasuran. Glassur berasal dari kata glass yang berarti kaca secara harfiah dapat juga dikatakan proses pengglasuran adalah penambahan lapisan kaca pada permukaan genteng, relatif sama dengan proses coating.

Tujuan dari pengglasuran adalah supaya kenampakan genteng yang lebih indah dan artistik.
Disamping itu dengan adanya lapisan glassur juga dapat menghindarkan genteng dari lumut.
Bahan utama glassur adalah lead oksid atau pbo dengan penambahan matrik berupa fritz atau tepung kaca, penambahan sedikit kwarsa akan meningkatkan kekerasan.

Bahan bahan glasur diaduk dengan air sebagai bahan pelarut sampai merata. Adonan bahan glasur kemudian dituangkan ke atas permukaan genteng dengan ketebalan tertentu.

Diamkan beberapa saat kemudian masukkan kedalam tungku untuk proses pembakaran tahap 2.
Pengglasuran


PEMBAKARAN TAHAP II
Proses selanjutnya adalah pembakaran tahap ke 2. Genteng natural yang telah dilapisi bahan glazur segera dimasukkan ke dalam tungku untuk mengalami proses pembakaran. Pembakaran tahap 1 dan 2 relatif sama yang membedakan adalah pada proses pembakaran tahap 2 tidak didahului dengan penggarangan. Pembakaran tahap 2 berlangsung selama 13 jam dengan suhu pembakaran dijaga supaya konstan pada suhu 900 derajat celcius.
Pembakaran Tahap II


TAHAPAN TERAKHIR
Tahap yang terakhir pada proses produksi genteng glasur adalah finishing. Output dari pembakaran tahap 2 berupa genteng glasur yang belum rapi, oleh karena itu diperlukan finishing sebelum genteng siap dipasarkan. Finishing yang dilakukan meliputi pengikiran pada tepi genteng, pengikiran bertujuan untuk merapikan permukaan genteng. Kemudian pengecatan yang bertujuan untuk menutupi bagian samping genteng yang tidak dapat tertutup oleh lapisan glasur. Dan yang terakhir adalah pengepakan, genteng diikat dengan striping band dengan jumlah sepuluh, selain supaya rapi pengepakan ini juga akan memudahkan pengangkutan genteng.

Keunggulan dan Kelemahan Jenis-jenis Genteng

  1. Genteng keramik
Genteng ini memiliki warna yang cukup banyak karena pada saat proses finishingnya dilapisi pewarna pada bagian atasnya. Bahan utama genteng ini adalah keramik. bertumpu pada rangka kayu atau beton.
Ukuran genteng berdimensi 31×32 cm dengan berat 3 hingga 3,5 kg per buahnya. Genteng ini cocok digunakan untuk rumah jenis apa saja dari tropis, modern, mediterania atau rumah bergaya klasik. Untuk harga Anda perlu mengeluarkan biaya yang lebih besar. Namun dengan kelebihan yang ditawarkan oleh genteng keramik, kepuasan yang didapatkan akan lebih tinggi.
Kelebihan genteng jenis ini adalah :
a. Lebih tahan lama
b. Kuat menahan beban manusia jika diinjak pada saat pemasangan atau mengganti genteng.
c. Warnanya tahan lama karena diproses pada saat pembakaran keramik dan tidak perlu pengecatan ulang.
d. Cocok digunakan untuk daerah tropis yang sering mengalami pergantian cuaca antara hujan dan panas yang dapat menyebabkan warna cepat memudar.
e. Cocok untuk rumah dengan gaya apa pun, cukup dengan memilih warna yang sesuai dengan warna tembok sehingga tercipta komposisi yang tepat.
Kekurangannya adalah :
a. Diperlukan ketelitian ketika memasang agar didapatkan kerapatan yang baik sehingga tidak terjadi kebocoran di dalam rumah.
b. Kemiringan atap minimum 30 derajat agar air hujan dapat mengalir sempurna dan genteng tidak terlepas ketika diterpa angin. Jika dipasang pada sudut kemiringan 45-60 derajat, perlu bantuan baut ketika memasang agar genteng tidak terlepas dan lebih kuat.
  1. Genteng Beton
Genteng beton merupakan genteng berteknologi pembuatan kuno. Genteng ini memiliki bobot yang berat. Sehingga, untuk menampung beratnya, memerlukan rangka kayu yang agak besar. Harga genteng beton sangat murah. Karena berpenampilan kusam dan pilihan warnanya tak banyak, agar terlihat bagus harus dicat genteng khusus, sebagian pemakai sering mengganti genteng beton dengan genteng jenis lain.
Genteng ini terbuat dari beton yaitu campuran pasir, semen, kerikil dan bahan aditif. Bentuknya ada yang bergelombang dan ada juga yang datar. Bentuk datar muncul seiring dengan gaya arsitektur rumah yang modern dan minimalis sehingga perlu adanya penyesuaian bentuk atap yang lebih sederhana. Berat genteng beton berkisar 4-5kg per buah dengan dimensi ukuran bervariasi dengan panjang minimum 30cm dan lebar 15 cm.
Kelebihan genteng beton :
a. Kuat dan tahan lama
b. Daya tahan terhadap tekanan tinggi sehingga tidak mudah goyah oleh terpaan angin.
Kekurangannya :
a. Memiliki tekstur kasar.
b. Mudah timbul lumut pada permukaannya.
c. Berat sehingga menimbulkan beban yang tinggi pada rangka atap.
  1. Genteng Metal
Pemasangan genteng ini tidak jauh beda dengan genteng dari tanah liat. Lebarnya genteng ini mempercepat waktu pengerjaan sebuah rumah. Nah, teknologi yang dipakai genteng metal lebih baru. Genteng metal terbuat dari pelat baja galvanis, yaitu bahan baja yang dilapisi metal zincalume.
Genteng jenis ini cocok dipasang di kuda-kuda dengan rangka baja ringan
Karena bobotnya ringan, genteng metal meringankan beban yang dipikul rangka atap. Sayangnya, genteng metal tipis dan ringkih. Alhasil, penginjak genteng ringan harus lebih hati-hati. Agar genteng itu tidak melengkung dan pecah, harus menginjak bagian genteng yang ditopang rangka atap. Walau begitu, genteng metal cukup digemari karena tampilannya trendi dan pilihan warnanya banyak. Genteng metal saat ini tersedia dengan berbagai macam ukuran, warna dan bentuk dengan berat rata-rata 1,6 kg per meter persegi.
Kelebihan-kelebihan genteng metal :
a. Mudah dan cepat dipasang sehingga lebih efisien dibandingkan pemasangan genteng biasa.
b. Hemat material karena memiliki bentang yang lebih lebar.
c. Dilapisi bahan antikarat.
d. Menggunakan bahan anti pecah sehingga tidak perlu kuatir bocor.
e. Adanya teknologi baru yang membuat genteng metal tidak menimbulkan panas serta tidak mudah terbakar.
f. Terdapat lapisan anti lumut sehingga tidak diperlukan pengecatan ulang.
Kekurangannya :
a. Bunyi berisik saat hujan
b. Pemasangan yang tidak rapi akan mengurangi keindahannya.
  1. Genteng aspal
Salah satu jenis atap yang bisa dijadikan pilihan sebagai penutup rumah adalah atap aspal (bitumen), yaitu atap yang memiliki banyak variasi warna seperti warna merah bata, hijau lumut, coklat, dan hitam. Terdapat 2 bentuk model yaitu model datar yang terbaut pada triplek dan bentuk bergelombang yang bibaut pada rangka atap. Bentuknya yang lebar dan ringan membuat atap ini sering dipakai untuk atap pada bangunan tambahan seperti garasi. Pemasangannya pun mudah, hampir sama dengan atap seng. Genteng ini terbuat dari bahan bubuk kertas, serat organik, resin serta aspal. Material tersebut diolah sehingga menghasilkan genteng yang ringan, lentur serta tahan air.
Struktur atap ini biasanya terbuat kayu, beton, maupun baja ringan. Selain bobotnya yang ringan 10,5kg per meter persegi. Atap ASPAL (bitumen) juga kuat dan tidak mudah pecah. Struktur bahan dasar bitumen diproses dengan teknik penekanan dan pemanasan tinggi sehingga atap jenis ini lebih fleksibel, kuat, dan tidak mudah patah. Agar tidak licin, permukaannya diberi lapisan resin dan bertekstur yang fungsinya sebagai pencegah bocor serta rembesan air yang muncul dari badan atap.
Kelebihan-kelebihan genteng :
  1. Berat yang ringan 10,5kg per meter persegi.
    b. Bisa mengikuti berbagai macam bentuk atap dengan kemiringan bervariasi dari 22,5 hingga 90 derajat.
    c. Mudah dan praktis pemasangannya karena pada aksesorisnya tidak menggunakan semen sehingga tidak akan terjadi retak rambut yang bisa menimbulkan kebocoran atau rembesan.
    d. Tahan api dan terpaan angin.
    e. Dilindungi lapisan anti jamur dan anti pudar.
Kekurangannya :
  1. Harga relatif mahal.
  1. Genteng Policarbonat
Polycarbonate berbentuk lembaran datar dengan pilihan warna bervariatif dan dijual per roll. Polycarbonate ada dua jenis yaitu polycarbonate rata dengan ronga dan polycarbonate bergelombang tanpa rongga. Polycarbonate biasanya digunakan di garasi,kanopi atau untuk atap tambahan. Harga Polycarbonate tergantung merk dan jenis. Pemasangan polycarbonat untuk rangka kayu menggunakan paku,sedangkan untuk rangka baja menggunakan mur baut.
Tips sederhana memilih kualitas polikarbonat (polycarbonate) adalah dengan menekan kuat dengan jari penampang berongga pada lembaran polikarbonat, jika berkualitas jelek maka konstruksi berongga polikarbonat yang ditekan tadi tidak akan kuat menahan tekanan jari (‘penyok’), anda bisa lakukan test ini pada beberapa merk polikarbonat yang berbeda lebih disarankan lagi anda lakukan test ini pada polikarbonat dengan harga yang termahal dan pada harga yang termurah untuk lebih jelas melihat perbedaannya.
Kelebihan dari polycarbonate adalah :
  1. Dapat meredam radiasi matahari
    b. Dicetak dalam bentuk lembaran,sehingga mudah bila dipakai di luasan yang besar.
    c. Cepat dalam pemasangan
    d. Mudah di dapat di pasaran
    e. Kedap air
    f. Bebas rayap
Kekurangan dari Polycarbonate adalah :
  1. Harganya mahal
    b. polycarbonate berongga rentan terhadap jamur dan sulit dibersihkan
  1. Genteng Sirap
Atap sirap berasal dari kayu ulin yang dikenal juga dengan nama kayu besi atau kayu bulian. Kayu ulin berasal dari daerah Kalimantan dan memiliki ketahanan yang sangat baik terhadap perubahan suhu, kelembaban, dan pengaruh air laut, sehingga banyak dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, seperti konstruksi rumah, jembatan, tiang listrik, bantalan kereta api, dan perkapalan.
Bentuk atap sirap biasanya berupa lembaran tipis memanjang yang dihasilkan dari belahan kayu ulin. Atap sirap dari kayu ulin ini berwarna coklat kehitaman. Ukuran 1 lembar atap sirap biasanya (p x l x t) = 58 x 6 x 0,3 dan 58 x 6 x 0,5 (masing-masing dalam satuan cm). Lembaran tipis tersebut dikemas dalam ikatan.
Saat ini pemerintah memperketat perdagangan dan pemanfaatan kayu ulin, sehingga peredaran atap sirap dari kayu ulin sangat berfluktuatif, bahkan terkadang sulit menemukan atap sirap di pasaran. Oleh karena itu kini mulai diproduksi atap sirap dari bahan kayu merbau sebagai alternatif pengganti atap sirap dari kayu ulin. Merbau merupakan salah satu jenis kayu keras dan biasanya dimanfaatkan dalam konstruksi bangunan, jembatan, parket (flooring), pintu dan jendela, dan lain-lain. Berbeda dengan atap sirap ulin, atap sirap merbau ini berwarna coklat kekuningan.
Kelebihan dari atap sirap :
a. bahannya cukup ringan
b. bersifat isolisasi terhadap panas
Kekurangan menggunakan atap sirap :
a. pemasangannya cukup sulit sehingga biaya yang akan digunakan akan bertambah
b. bila lembaran sirap belum cukup kering sudah di pasang akan membilut dan berubah bentuk menjadi cekung.
  1. Asbes (Fiber Semen)
Asbestos (selanjutnya akan saya sebut asbes), merupakan gabungan enam mineral silikat alam. Penutup atap dari bahan asbes sangat akrab dengan masyarakat, selain harganya murah dan pemasangannya mudah, karena atap asbes memiliki bobot yang ringan sehingga tidak membutuhkan konstruksi gording yang khusus.
Kelebihan :
Atap jenis lembaran ini umumnya masih dijual di pasaran dan banyak yang menggunakannya dengan berbagai pertimbangan antara lain karena lebih murah dibandingkan genting,pemasangan relatif lebih mudah, dan tidak membutuhkan banyak kayu reng tidak mudah bocor dan ruangan menjadi sejuk karena sifat asbes yang tidak menyerap panas.
Kekurangan :
Penggunaan asbes sebagai atap rumah menurut para ahli kesehatan sebetulnya kurang baik karena dapat menyebabkan penyakit.Hal ini terjadi karena serat asbes dalam bentuk partikel mudah lepas dan beterbangan, sehingga bila terhirup penghuninya akan dapat menyebabkan penyakit kanker paru-paru.

Contoh Macam-macam Jenis dan Harga Genteng

( Mantili, Press, Gelombang, Wuwung, Prentol/Karangpilang )

Press Biasa @ 1500 / biji

UkuranPanjang: 29-30 cm
Lebar: 21 cm
Tebal: 1.3 cm
Volume: 778 cm3
Berat: 1.5 KG
Kapasitas Luasan Terpasang: 25 biji/ m2
Jarak Reng: 23-24 cm
Detail: Tergolong genteng POLOS & RINGAN
  RAPI saat terpasang ,jika ukuran atap LUAS
Press pegon @Rp 1700 /biji

UkuranPanjang: 29-30 cm
Lebar: 21 cm
Tebal: 1.3 cm
Volume: 778 cm3
Berat: 1.5 KG
Kapasitas Luasan Terpasang: 25 biji/ m2
Jarak Reng: 23-24 cm
Detail: Ringan & bercorak /gambar
  RAPI saat terpasang ,jika ukuran atap LUAS


Karangpilang/Prentol     @Rp 1800/biji
   
UkuranPanjang: 28.5 cm
Lebar: 21 cm
Tebal: 1.3 cm
Volume: 778 cm3
Berat: 1.8 KG
Kapasitas Luasan Terpasang: 23 biji/ m2
Jarak Reng: 23 cm
Detail:  Biasa di sebut g.kodok/godyer dll
Aman diijak saat terpasang

Mantili   @Rp2.200/biji
 
Ukuran
Panjang: 33 cm
Lebar: 23 cm
Tebal: 1.5 cm
Volume: 1200 cm3
Berat: 2.4 KG
Kapasitas Luasan Terpasang
: 20 biji/ m2
Jarak Reng
: 26 - 27 cm
Detail
: -Tampil paling menawan, tergolong genteng hias
 -Lebih menawan jika di cat warna sesuai selera anda

Mantili Glazur Rp 6000/biji



Ukuran
Panjang: 33 cm
Lebar: 23 cm
Tebal: 1.5 cm
Volume: 1200 cm3
Berat: 2.4 KG
Kapasitas Luasan Terpasang
: 20 biji/ m2
Jarak Reng
: 26 - 27 cm
Detail
: -Tampil paling menawan, tergolong genteng hias
 -untuk warna ada 2 pilihan warna saja seperti pada gambar 
Gelombang        @Rp 2.600 /biji


sekilas tidak ada perbedaan tapi kwalitas jelas berbeda di bawah inilah yang kami produksi
Ukuran
Panjang: 34 cm
Lebar: 26 cm
Tebal: 1.7 cm
Volume: 1500 cm3
Berat: 2,5 KG
Kapasitas Luasan Terpasang
: 16 biji/ m2
Jarak Reng
: 27 cm
Detail
: Hemat, karena kapasitas besar
Basehe / Basoke 
Jenis ini kami produksi 2 macam,hanya beda pada letak lengkungan (lihat gambar)
Hampir mirip dengan Mantili bedanya pada ukuran dan juga kapasitas serta bentuknya lebih kelihatan mewah bila di pasang

Lengkungan kiri  @  Rp 3.000


Ukuran
Panjang: 33 cm
Lebar: 25 cm
Tebal: 1.9 cm
lengkung : 12 cm
Berat: 2.3 KG
Kapasitas Luasan Terpasang
: 18 biji/ m2
Jarak Reng
: 27 cm
Detail
: Hemat, karena kapasitas besar
 Lengkungan kanan  Rp 3.500
 

Ukuran
Panjang: 34 cm
Lebar: 27 cm
Tebal: 2 cm
lengkung: 14 cm
Berat: 2.5 KG
Kapasitas Luasan Terpasang
: 15biji/ m2
Jarak Reng
: 30cm
Detail
: Hemat, karena kapasitas besar

GENTENG MORANDO @  Rp 3.600
Ukuran


lengkungan
Panjang: 40 cm
Lebar: 26 cm
Tebal: 1.7 cm
 12.5 cm
Berat : 3.3 KG
Kapasitas Luasan Terpasang
: 15 biji/ m2
Jarak Reng
: 30 cm
Detail
: Hemat, karena kapasitas besar
Wuwung   @Rp  Rp 6000 

Kapasitas Wuwung ;untuk panjang 2 Meter  butuh 7 Pcs

WUWUNG GLAZUR
Harga @ Rp 12500
-KAPASITAS 4biji/Meter
-Warna ada 2 pilihan (coklat & natural)

Sekilas Tentang Sejarah Genteng Di Dunia

Genteng ditemukan pada awal milenium ke-3 SM di Lerna, Yunani. situs ini berisi ribuan puing-puing ubin terakota yang jatuh dari atap. Pada periode Mycenaean, atap genteng didokumentasikan untuk GLA dan Midea. Temuan awal genteng di Yunani kuno yang didokumentasikan berasal dari daerah yang sangat terbatas yaitu sekitar Korintus (Yunani), di mana genteng mulai menggantikan atap jerami di dua kuil Apollo dan Poseidon antara 700-650 SM.

Karena penyebaran yang sangat cepat, atap ubin tercatat selama lima puluh tahun dalam bukti untuk sejumlah  situs besar di sekitar Mediterania Timur, termasuk Daratan Yunani, Asia Kecil Barat, Selatan dan Tengah Italia. Awalnya, genteng berbentuk S, berukuran agak besar, beratnya sekitar 30 kg.

Karena pembuatannya lebih mahal dan tenaga kerja yang dibutuhkan tidak sembarangan, serta pengenalan genteng telah dijelaskan dengan ketahanan api. maka genteng dibutuhkan untuk memberikan perlindungan yang diinginkan di kuil yang mahal. Penyebaran teknik genteng dapat dikaitannya dengan meningkatnya simultan dari arsitektur yang monumental di Yunani kuno. dibutuhkan dinding batu untuk mendukung berat atap genteng. dinding digunakan untuk menggantikan mudbrick dan dinding kayu, karena cukup kuat.

Di Belanda, Produksi gentengdimulai pada abad ke-14 ketika kota memerlukan perapian. Pada waktu itu kebanyakan rumah terbuat dari kayu dan memiliki atap jerami dan api bisa membakar seluruh kota. Untuk memenuhi permintaan, pembuat atap genteng  mulai memproduksi genteng dengan tangan. Banyak dari pabrik-pabrik kecil mengatur produksi dekat sungai baik untuk ketersediaan tanah liat serta kemudahan transportasi.

Sumber: http://kamulangenteng.blogspot.co.id/2013/12/pusat-genteng-tanah-liat-trenggalek.html dan sumber-sumber lainnya


FOLLOW and JOIN to Get Update!

Tentang Ternak dan Burung Updated at: 7:16 PM
Powered by Blogger.