Ciri-ciri Sapi Bali, Pemberian Pakan dan Sistem Perkawinannya

Inilah salah satu jenis sapi lokal asli Indonesia, SAPI BALI. Salah satu keunggulan Bali ialah kekayaan sumber daya alamnya yang melimpah. Salah satunya komoditas ternak yang sangat potensial untuk dikembangkan dan cocok dengan kondisi lingkungan di indonesia, yaitu sapi bali. Sapi bali merupakan salah satu jenis plasma nutfah bangsa sapi yang didomestifikasi di Pulau bali. Sapi ini mempunyai banyak  keunggulan dibandingkan dengan sapi lain, seperti tingkat kesuburan yang mencapai 83%, mudah beradaptasi dengan iklim yang panas dan dia adalah tenaga kerja yang tangguh ketika turun ke sawah untuk membajak.


Sapi bali disebut sebagai sapi tipe dwiguna, yakni dapat dimanfaatkan dagingnya sekaligus tenaganya. Namun banyak kalangan belum paham sepenuhnya apa saja perbedaan spesifik sapi bali dengan sapi jenis lainnya.  Secara fisik sapi bali mudah diidentifikasi, antara lain pada ciri-ciri bulunya.

Warna Bulu Sapi Bali
Pedet jantan maupun betina sejak lahir hingga berumur 1,5 tahun memiliki warna bulu sawo matang kemerahan. Namun setelah berumur 1,5 tahun keatas warna bulu pedet jantan berubah menjadi hitam hingga dewasa. Sedangkan sapi betina tetap berwarna merah. Warna hitam dapat berubah menjadi merah bata jika dikastrasi, karena pengaruh hormon testosteron. Sedangkan warna bulu sapi betina tidak akan berubah.

Pada punggung sapi bali akan selalu ditemukan garis belut, yaitu bulu hitam yang membentuk garis memanjang dari gumba hingga pangkal ekor, dan ini akan ditemukan pada sapi jantan maupun betina. Selain itu bulu pada kaki yang berada di bawah persendian karpal dan tarsal berwarna putih.
Warna bulu putih juga terdapat pada bibir bagian atas dan bawah, ujung ekor dan tepi daun telinga. Terkadang juga akan dijumpai diantara bulu badan yang berwarna coklat, berupa bintik putih, namun ini merupakan penyimpangan genetik yang hanya berkisar 1% dari populasi. Kulit berwarna putih juga akan dijumpai pada bagian pantat dan paha bagian dalam berbentuk oval (white mirror).

Ciri Fisik
Sapi bali mempunyai ciri badan berukuran sedang dan bentuk badan yang memanjang, kepala agak pendeh dengan dahi datar, badan padat dengan dada yang dalam, tidak berpunuk dan seolah tidak bergelambir.

Sapi bali berkaki ramping, agak pendek menyerupai kaki kerbau. Cermin hidung, kuku dan bulu ujung ekornya berwarna hitam. Tanduk pada sapi bali jantan tumbuh agak keluar kepala, sebaliknya untuk betina tumbuh condong ke dalam.

Sapi bali mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat di Bali selain sebagai penghasil daging, petani memanfaatkannya untuk mengolah lahan pertanian, penghasil pupuk kandang, dan sebagai tabungan. Sapi bali juga digunakan untuk pariwisata.
Pembibitan Sapi bali merupakan sumber kegiatan dalam rangka peningkatan pendapatan petani ternak sapi bali selain itu sebagai usaha pelestarian dan pengembangan sapi bali untuk mencapai kemajuan atau meningkatkan kualitas dan kuantitas sapi bali menjadi lebih baik. Pemilihan calon induk penting dilakukan dalam pembibitan sapi bali dengan tujuan anak sapi yang dihasilkan nantinya mempunyai kualitas yang baik. Syarat ternak yang layak digunakan sebagai induk antara lain,
  • Mempunyai tanda telinga, artinya pedet tersebut telah terdaftar dan lengkap silsilahnya
  • Matanya tampak cerah dan jernih
  • Tidak terdapat tanda-tanda sering batuk, terganggu pernapasanya
  • Tidak terlihat adanya eksternal parasit pada kulit dan bulunya
  • Tidak terdapat adanya tanda-tanda mencret pada bagian ekor dan dubur
  • Tidak ada tanda-tanda kerusakan kulit dan kerontokan bulu
Pakan
Ada dua jenis pakan sapi bali yaitu, pakan hijauan dan pakan penguat (konsentrat). Pakan yang diberikan dalam pemeliharaan calon induk sapi bali harus memadai, baik jumlahnya maupun mutunya. Disamping pemberian hijauan yang berkualitas (minimal 10% dari berat badannya), induk sapi bali yang sedang bunting dapat diberikan pakan penguat berupa dedak padi sebanyak 1,5 s.d 2 kg/ekor/hari.

Reproduksi Sapi Bali
Mengenal saat perkawinan yang tepat merupakan syarat untuk bisa memahami kapan saat yang tepat untuk melaksanakan perkawinan sapi. setiap ekor sapi betina pada umumnya akan mengalami suatu siklus reproduksi dalam hidupnya.

Pubertas sapi bali rata-rata pada umur 2 sampai 2,5 tahun. Setelah sapi betina mencapai pubertas maka untuk pertama kalinya sapi mengalami birahi dan berulang setiap 21 hari sekali bila dalam kondisi tidak dikawinkan.

Bila dikawinkan maka ada beberapa kemungkinan yang akan terjadi yaitu, fertilitas gagal, terjadi konsepsi namun embrio tidak terbentuk, sapi betina menjadi bunting namun terjadi abortus (keguguran), sapi betina bunting dan melahirkan pedet. Secara umum dikenal dua sistem perkawinan sapi bali  yaitu Kawin alamiah dan Inseminasi buatan.

Kawin alami merupakan sapi jantan pemacak yang dikawinkan dengan sapi betina yang sedang birahi. Inseminasi Buatan (IB) lebih populer dikenal dengan istilah kawin suntik. Perkawinan ini dilakukan dengan bantuan manusia sebagai inseminator. Pemasukan sperma ke dalam cervix melalui alat khusus sejenis pipet yang terbuat dari plastik.

disadur dari brosur Teknis dan Manajemen Beternak Sapi Bali (N.W.T. Inggriati dan I.G.M. Widianta)

sumber:bali.litbang.pertanian.co.id


FOLLOW and JOIN to Get Update!

Tentang Ternak dan Burung Updated at: 4:08 PM
Powered by Blogger.