Penyebab Telur Tidak Menetas dan Ciri-ciri Telur Fertil

Macam-macam Penyebab Kegagalan Dalam Penetasan Telur dan Ciri-ciri Telur Fertil


Embrio Mati Pada Awal Penetasan.
Untuk mengetahui apakah embrio mati pada 7-14 hari awal penetasan atau tidak, dapat di ketahui dengan cara memegang telur tersebut, apabila di goyang dan terasa koclak, itu berarti telur tersebut fertil dan embrio mengalami kematian pada awal penetasan.

Biasanya ini terjadi karena di sebabkan oleh indukan yang kurang sehat, kurangnya nutrisi dalam makanan, indukan yang baru pertama bertelur, dan mati listrik selama lebih dari 6 jam.

Telur Kosong Pada Hari Ke 7.
Apabila peneropongan pada hari ke tujuh, telur masih bening dan tidak menunjukkan seperti ada jaring laba-laba, maka telur tersebut adalah telur yang tidak di buahi atau tidak fertil.

Berbeda dengan yang wiraternak sebutkan pada point pertama, telur kosong atau tidak fertil, tidak akan koclak ketika di goyang-goyang meskipun telur yang lain sudah menetas.

Usia ayam, peneluran periode pertama, kurangnya nutrisi, atau tidak di buahi pejantan adalah beberapa penyebab telur tidak di buahi.

Embrio Tidak Dapat Memecah Cangkang Telur
Embrio tidak dapat memecah cangkang telur, biasanya di
karenakan kurangnya kelembaban di dalam mesin tetas,yang menyebabkan cangkang telur menjadi lebih kering dan keras, sehingga tidak dapat dipecahkan oleh embrio tersebut.

Indikasi kurangnya kelembaban pada mesin tetas dapat di lihat dari bentuk cangkang telur dan dari bentuk embrio itu sendiri.
Cangkang telur terlihat lebih kering dan keras, kadar air dalam cangkang telur juga sangat sedikit, tubuh embrio cenderung menempel pada cangkang telur.

Rendahnya kelembaban dalam mesin tetas, menyebabkan cangkang telur menjadi lebih kering dan juga menyebabkan menempelnya tubuh embrio pada cangkang telur sehingga embrio tidak dapat memutar tubuhnya untuk memecah cangkang telur.
Pada kasus ini, ada embrio yang masih bertahan hidup, ada juga yang mengalami kematian di dalam telur.

Kelembaban terlalu tinggi
Berbeda dengan point nomer 3 yaitu Embrio Tidak Dapat Memecah Cangkang Telur karena rendahnya kelembaban.

Tingginya kelembaban udara dalam mesin tetas, juga dapat menyebabkan kegagalan pada proses penetasan. Tingginya kelembaban udara ini dapat kita lihat pada kondisi telur, dimana embrio mengalami kematian dengan kondisi telur di penuhi oleh air.

Dengan banyaknya kandungan air yang berada dalam telur, tentu akan menyebabkan embrio tersebut tenggelam kemudian mengalami kematian.

Telur Tertutup Lendir Cairan Dari Anak Ayam Lain
Pada beberapa kali penetasan yang wiraternak amati, model mesin tetas dengan rak penetasan dua tingkat lebih menghasilkan prosentase daya tetas yang tinggi.

Dengan menggunakan model mesin tetas manual satur rak, ketika telur lain sudah menetas terlebih dahulu, DOC tidak menginjak-injak telur yang belum menetas.
Telur yang belum menetas ini biasanya akan terkena cairan dari DOC yang baru menetas.
Cairan atau lendir ini kemudian mengering dan membuat cangkang telur menjadi lebih susah di pecahkan oleh embrio yang akan menetas.

Berbeda dengan menggunakan mesin tetas manual dua rak, rak pertama untuk menempatkan telur tetas, rak kedua untuk menampung DOC yang baru menetas. Jadi ketika DOC menetas, DOC akan terperosok masuk ke dalam rak penampungan DOC, hal ini mengantisipasi di injak-injaknya telur yang belum menetas oleh DOC yang baru menetas.

Selain tertutupnya cangkang telur oleh lendir dari DOC yang baru menetas, kurangnya menjaga kebersihan tangan ketika membalik telur juga menjadi salah satu penyebab kegagalan dalam penetasan telur.

Usahakan tangan dalam keadaan bersih ketika akan membalik telur. Ketika kotoran dari tangan menempel pada cangkang telur, hal ini akan menutupi pori-pori yang ada pada cangkang telur.
Tertutupnya pori-pori ini akan menyebabkan kurangnya asupan oksigen yang di butuhkan oleh embrio yang ada di dalam telur.

Kegagalan penetasan pada point ini dapat kita lihat pada cangkang telur yang memiliki noda kekuningan. Atau noda minyak pada cangkang telur yang tidak dapat di pecahkan oleh embrio.

Ciri-ciri Telur Fertil atau Dibuahi

Untuk menetaskan telur ayam atau bebek, tentunya telur yang akan ditetaskan adalah telur fertil atau dibuahi.

Telur tidak fertil atau telur tanpa pembuahan karena tidak terjadinya perkawinan antara ayam betina dengan ayam pejantan tidak mungkin bisa menetas.
Kalau kita mempunyai peternakan sendiri, untuk mendapatkan telur tetas fertil tentunya bukan hal yang sulit, karena kita mempunyai indukan yang kita ketahui jenis makanannya, perbandingan pejantan dan betinanya, apalagi kalau kita menggunakan perkawinan dengan sistem inseminasi buatan, kita akan lebih mudah mengetahui apakah telur itu dibuahi atau tidak.

Walaupun jawaban yang lebih pasti dapat kita temukan ketika kita melakukan peneropongan setelah beberapa hari telur berada di dalam mesin tetas.

Kebanyakan pedagang telur tetas, atau pedagang bebek mengatakan dapat mengetahui ciri-ciri telur fertil atau dibuahi berdasarkan dari ciri-ciri fisik telur yang akan di tetaskan.

Bahkan ada yang mengatakan dapat membedakan telur tetas yang berisi embrio jantan dan embrio betina.
Secara logika hal ini sangat sulit untuk diterima, mengingat isi di dalam telur adalah sekumpulan sel yang sangat kecil dan tidak dapat dilihat kasat mata.

Bagaimana mungkin seseorang bisa mengetahui telur yang akan ditetaskan adalah telur yang fertil.
Apabila ada seseorang yang dapat mengetahui secara pasti ciri-ciri telur yang fertil atau dibuahi, sudah dapat dipastikan orang tersebut akan mendapatkan pendapatan yang sangat banyak dari penjualan telur tetas.

Ciri-ciri telur tetas yang fertil atau dibuahi oleh pejantan hanya dapat dilihat dengan cara peneropongan setelah telur berada dalam mesin tetas beberapa hari.
Untuk mengetahui telur yang fertil atau tidak sebelum masuk ke dalam mesin tetas adalah hal yang susah diterima logika.

Kita tidak bisa mengetahui ciri-ciri telur yang fertil, yang dapat kita lakukan adalah berusaha mendapatkan telur tetas dengan tingkat fertilitas yang tinggi.

Supaya telur yang akan kita tetaskan mempunyai tingkat fertilitas yang tinggi, kita harus mengetahui beberapa hal seperti di bawah ini:

Telur Dari Hasil Perkawinan
Apabila kita membeli telur tetas dari peternak, pastikan telur tetas yang kita beli merupakan telur tetas dari peternakan yang mempunyai pejantan dengan perbandingan yang ideal antara pejantan dan betina adalah 1:8.
Dengan demikian maka telur yang kita tetaskan kemungkinan besar adalah telur fertil.

Perhatikan Fisik telur.
Bentuk fisik telur sangat berpengaruh pada fertilitas dan daya tetas telur itu sendiri.
Usahakan membeli telur tetas dengan kerabang yang tidak terlalu tebal, memilih telur yang bersih, telur yang tidak retak,bentuk telur yang ideal.

Kerabang telur yang terlalu tebal akan menyulitkan pada proses pecahnya kerabang telur waktu penetasan, biasanya embrio mengalami kematian di dalam kerabang telur karena kesulitan memecah kerabang telur.

Telur yang kurang bersih akan mudah dimasuki kuman-kuman bibit penyakit, mengingat kerabang telur memiliki pori-pori untuk pernafasan embrio yang ada di dalam telur. Telur yang retak sebaiknya jangan ditetaskan karena tidak akan bisa menetas.
Bentuk telur yang ideal juga berpengaruh pada penetasan.

Tetaskan telur-telur dengan bentuk yang ideal, tidak terlalu bulat juga tidak terlalu lonjong, tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil.

Lama Penyimpanan Telur.
Lama penyimpanan telur sangat mempengaruhi daya tetas telur.
Telur yang disimpan terlalu lama akan membunuh embrio yang ada di dalamnya, dengan demikian maka telur tidak akan menetas.

Lama penyimpanan telur tetas sebaiknya kurang dari 7 hari. Tanyakan kepada penjual telur, berapa lama telur tersebut disimpan. Semakin lama telur disimpan, maka fertilitas dan daya tetasnya akan menurun bahkan mendekati angka nol.

Ciri-ciri telur yang fertil atau dibuahi hanya dapat diketahui dengan cara meneropongnya pada hari ke 4 setelah telur berada pada mesin tetas. Akan terasa lebih mudah lagi apabila kita meneropongnya pada saat telur berada dalam mesin tetas pada hari ke 7.

Kita tidak dapat mengetahuinya sebelum telur ditetaskan, meskipun telur itu berasal dari induk yang dikawini oleh pejantan, karena mata kita mempunyai keterbatasan dalam melihat sesuatu yang lebih kecil seperti contohnya sel telur. Kita hanya dapat mengusahakan supaya tingkat fertilitas telur lebih tinggi dengan daya tetas telur yang juga lebih tinggi.

Cara Mengatasi Daya Tetas Telur Yang Rendah

Daya tetas telur rendah merupakan menurunnya produktifitas ayam yang dipengaruhi oleh berbagai faktor dalam menetaskan telurnya untuk mendapatkan bibit baru, sehingga bibit dapat berhenti dan tidak berkembang, secara tidak langsung dapat mengurangi kebutuhan daging maupun telur. Adapun faktor-faktoryang menyebabkan daya tetas telur rendah adalah:

a.Pakan
Pakan merupakan faktor penting yang harus dipenuhi agar produktivitas normal dan untuk bertelur memerlukan nutrisi yang cukup dan seimbang sehingga bisa tercapai poduksi telur yang baik dan proses penetasanpun akan semakin mudah dan subur (Rizal,2003).
Kebutuhan nutrisi untuk ayam petelur adalah Protein Kasar 18 g/hari, Energi Metabolis 2900kkal/kg, serat kasar kurang dari 7 g/hari, lemak kasar kurang dari 7 g/hari

b.Temperatur/suhu udaraSuhu merupakan keadaan besar kecilnya cuaca suatu daerah/area yang dapat mempengaruhi penetasan. (Christensen,2001). Suhu udara dalam mesin tetas pada ayam 38-39 0C dan pada itik 39-40 0C, puyuh 37-38 0C.

c. Kelembapan
Kelembapan merupakan suatu lebihnya zat cair yang terkandung dalam incubator. Ketika kelembapan kurang, maka terjadi penguapan air dari telur dan berakibat telur tidak bisa menetas. Kelembaban relatif (relatif humidity) pada mesin tetas berkisar 65-85 %.

d. Kondisi telur
Telur kotor, retak dan lama penyimpanan merupakan faktor daya tetas telur.

e.Genetika
Faktor keturununan merupakan salah satu faktor yang penting dan mendasar, sebab tidak ada keterkaitan dengan lingkungan sekitar melainkan dengan DNA (deoxyribonucleic acid) sang tetuanya, Apabila gen bagus maka keturunannya akan bagus dan apabila gennya jelek maka keturunannya akan jelek (jasmine, 1996.

f. Kematian embrio dini
Kematian embrio dini atau keematian embrio premature terjadi ketika embrio masih kecil belum siap untuk menetas tapi sudah mengalami kematian, ini disebabkan oleh berbagai faktor dan salah satunya adalah abrasi kromosom pada telur (salay&hidaz,1989)

Penanggulangan:
1. Memberikan pakan yang seimbamg sesuai dengan kebutuhan gizi ternak.
2. Pengaturan suhu dan kelembapan yang tepat
3. Mengatur tempat bertelur ayam/itik, agar telur tetap bersih, misalnya ditambah sekam. Ketika siap untuk masuk mesin tetas, bersihkan dangan alkohol 70% dipermukaan telur.
4. Gunakan bibit yang berkualitas


FOLLOW and JOIN to Get Update!

Tentang Ternak dan Burung Updated at: 10:31 PM
Powered by Blogger.