Perlakuan Sapi Baru (Bakalan) yang dibeli dari Pasar Hewan
Menyambung artikel keunggulan dan kelemahan sistem ikat dan sistem lepas dalam pemeliharaan sapi potong. Berikut akan coba dibahas perlakuan seperti apa yang terbaik untuk sapi yang baru dibeli dari pasar (sapi bakalan) hal ini penting karena pada akhirnya akan terkait dengan sistem pemeliharaan yang akan dijalankan.
Kalau kita ke pasar hewan, kita akan disuguhi berbagai macam jenis dan kondisi sapi (untuk para blantik pasti sudah sangat hapal kondisi ini). Kalau kita tanyakan ke penjualnya apakah sapi yang dia jual bagus atau jelek, jawabannya pasti sapi bagus, dan kalau kita sampai tanya seperti itu betapa konyolnya hehehe...Jadi sebelum ke pasar hewan kita sudah harus punya tujuan yang pasti sapi apa yang mau kita beli, kondisinya seperti apa, perkiraan umur berapa dan lain-lain. Kalau menurut ilmunya mahasiswa ya belajar dululah dari ahlinya yang ada disekitar anda agar tidak "tersesat" saat membeli sapi dipasar. Untuk ciri-ciri sapi yang bagus/baik buat bakalan akan coba dibahas diartikel terpisah.
Kembali ke perlakuan sapi baru, berikut hal-hal penting yang kadang terlewat dari perhatian kita:
- Kita sering tidak tahu sebelumnya sapi tersebut diberi pakan model apa oleh si penjual
- Umur sapi yang sebenarnya juga seringkali tidak ada catatannya (paling hanya taksiran dari gigi)
- Apakah sapi pernah sakit sebelumnya.
- Apakah sapi tersebut biasa dikandang tertutup atau terbiasa diikat di tempat terbuka atau setengah terbuka karena berdasar pengalaman waktu kunjungan ke Kupang, petani ternak mereka hanya mengikat sapinya dibawah pohon disamping rumah dengan dipagar ala kadarnya, sementara kalau di Jawa Timur umumnya Sapi masuk ke kandang yang tertutup dan dikunci rapat terutama saat malam (karena sampai saat ini di Jatim, terutama di daerah Lumajang dan Probolinggo masih sangat rawan maling sapi.)
- Apakah sapi sering di umbar di lapangan atau tidak (terkait dengan kemungkinan terserang cacingan)
Dengan pertimbangan hal-hal tersebut di atas berikut tips perlakuan untuk sapi Bakalan:
- Sapi yang baru dibeli atau baru datang, berikan pakan hijauan full, kalau bisa dengan tebon jagung
- Berikan air minum yang sudah dicampur gula atau bisa juga yang dicampur elektrolit untuk mengembalikan stamina tubuh sapi.
- Berikan suntikan vitamin B komplex serta obat cacing dan kalau kondisi sapi terlihat lemah bisa ditambah biosalamin atau yang sejenis. Penyuntikan bisa dilakukan di hari kedua.
- (Meskipun sapi kelihatan bagus tetapi pemberian obat cacing tetap wajib dilakukan sebagai tindakan antisipasi).
Perlakuan diatas akan lebih baik jika kita memiliki kandang karantina khusus untuk mengamati kesehatan sapi sebelum dimasukkan ke kandang penggemukan.
Untuk sapi yang akan dipelihara dengan sistem ikat maka tidak ada lagi perlakuan yang bersifat khusus, yang terpenting adalah untuk membiasakan sapi dengan pakan yang kita punya melalui masa transisi pakan.
Contoh mudah untuk transisi pakan:
- Minggu I : Hijauan 70 % + Konsentrat 30%
- Minggu II : Hijauan 50% + Konsentrat 50 %
- Minggu III : Hijauan 30% + Konsentrat 70% (Sesuaikan dengan target prosentase Konsentrat dan hijauan yang akan anda pergunakan)
Atau yang lebih lambat lagi transisi pakannya:
- Minggu I : Hijauan 80% + Konsentrat 20%
- Minggu II : Hijauan 70 % + Konsentrat 30%
- Minggu III : Hijauan 50% + Konsentrat 50 %
- Minggu IV : Hijauan 30% + Konsentrat 70% (Atau sesuaikan dengan target pakan yang akan anda gunakan).
Sebisa mungkin transisi pakan jangan lebih dari 1 bulan karena akan berpengaruh dengan lamanya masa pemeliharaan. Sapi yang diberi pakan dengan konsentrasi hijauan terlalu tinggi akan lebih lambat gemuk sehingga kita butuh waktu lebih lama sampai sapi tersebut siap dijual. Kerugiannya adalah perputaran produksi sampai jual terlalu lambat sehingga terbebani biaya lain seperti penyusutan kandang (biaya inap) dan bunga bank bagi yang modalnya dari perbankan. Efeknya keuntungan jadi tidak maksimal disamping omset jual pertahunnya juga terbatas sekali.
Sedangkan untuk sapi yang akan dilepas (pemeliharaan sistem lepas) masih ada satu langkah adaptasi yaitu sapi dibiarkan dulu diikat bersama sapi sapi lain selama lebih kurang 14 hari (2 minggu) untuk membiasakan sapi berkoloni dalam jumlah besar. Ini dimaksudkan agar saat dilepas sapi tidak terlalu "liar" dan terlalu bernafsu menaiki temannya, hasil akhirnya adalah kasus pincang atau lamenes bisa diminimalisir. Selama masa ikat yang 2 minggu, usahakan transisi pakan tetap berjalan agar saat dilepas sapi sudah mulai terbiasa dengan pakan konsentrat.