Bloat dan Tuberkolosis Penyakit Sapi Yang Sangat Merugikan, Ini Cara Mencegah dan Mengobatinya!
Penyakit kembung menjadi salah satu penyebab kerugian yang lumayan tinggi pada bidang peternakan. Penyakit kembung memang agak susah diatas karena begitu banyak penyebabnya. Penyebab utama terjadinya kembung atau bloat adalah karena gas berlebih pada rumen yang dihasilkan dari bahan makan ternak yang berasal dari leguminosa, kacang-kancangan, atau bahan makanan yang telah difermentasi sehingga terbentuk gas metan dilambung.
Penyakit kembung menjadi salah satu penyebab kerugian yang lumayan tinggi pada bidang peternakan. Penyakit kembung memang agak susah diatas karena begitu banyak penyebabnya. Penyebab utama terjadinya kembung atau bloat adalah karena gas berlebih pada rumen yang dihasilkan dari bahan makan ternak yang berasal dari leguminosa, kacang-kancangan, atau bahan makanan yang telah difermentasi sehingga terbentuk gas metan dilambung.
Jika kembung yang diakibatkan oleh pakan, kita akan bisa mengantisipasinya dengan cepat yaitu dengan pergantian pakan atau ration untuk sementara waktu sampai gejala kembungnya hilang. Yang sulit adalah kembung atau bloat yang disebabkan penyakit atau tersumbatnya saluran pencernaa sapi baik di rumen maupun diususnya.
Perlu diketahui bahwa struktur organ pada ternak ruminansia tidak sama dengan manusia, dimana jantung terletak disebelah kanan perut, sedangkan pada manusia terletak pada bagian dada. Sehingga apabila terjadi kekembungan akan menyebabkan jantung ternak ruminansia terhimpit oleh angin atau gas berlebih, sehingga mengakibatkan perut sapi membesar ke samping. Bila sampai akut maka akan menyebabkan kematian mendadak.
Penyakit Bloat/Tympani atau sering disebut penyakit kembung merupakan penyakit yang disebabkan oleh penimbunan gas yang berlebih (overdistensi) pada bagian rumenoreticulum. Secara umum dapat menyerang semua ternak ruminansia seperti kambing, sapi, kerbau, domba. Namun yang lebih sering terkena adalah ternak sapi yang dapat menimbulkan kematian (mortalitas) sekitar 20 %.
Tanda atau Gejala Umum Penyakit Kembung (Bloat/Tympani) Pada Ternak Ruminansia
- Pada bagian perut terlihat legok akibat lapar kembung
- Sulit bernapas dan sering bernafas dengan mulut
- Sering memanjangkan leher
- Hidung terlihat kering
- Gelisah (sering menghentakkan kaki atau berusaha mengais-ais perutnya)
- Sering berkemih/kencing
- Kadang terjadi muntah
- Nafsu makan menurun
- Apabila sudah akut akan menimbulkan kematian mendadak
Pengobatan dan Pencegahan
Ternak ruminansia yang terkena penyakit kembung segera dilakukan penanganan dengan cepat caranya berikan makanan hijauan segar yang kering/ hay. Lakukan terapi dengan cara membawa ternak berjalan-jalan yang dapat mengurangi gas berlebih dalam lambung. Selain itu berikan suntikan (trokarisasi) anti foam berupa minyak nabati atau lemak.
Untuk pencegahan berikan ternak berupa makanan yang mengandung kurang lebih 10 -15% serat (biji-bijian, jerami) dan pakan pelengkap lainnya (konsentrat) yang diberikan secara sedikit demi sedikit. Pakan hijauan segar jangan diberikan langsung tapi di keringkan terlebih dahulu bisa antara 2 -3 jam agar kadar air dapat turun. Penggembalaan ternak jangan pada pagi hari tapi ketika matahari mulai naik dan embun sudah menguap.
Tuberkulosis Pada Sapi
Tuberkulosis pada sapi merupakan penyakit akibat infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang dapat menular ke manusia (zoonosis), begitu pula sebaliknya dari manusia ke hewan.
Ada 3 jenis bakteri M. tuberculosis yaitu M. human, M. bovis, dan M. avian. Dari ke tiga jenis tersebut yang sering menyerang ternak dan manusia jenis M.human dan M.bovis. Bakteri M. tuberculosis memiliki ciri termasuk kelompok bakteri gram positif, berbentuk batang dengan ukuran 1,5 -2 mikron dan bersifat tahan terhadap asam, alkohol, dan desinfeksi. Dan menyukai tempat yang banyak mengandung oksigen seperti paru-paru. Berkembang sangat lama bisa bulanan hingga tahuanan.
Penularan paling utama pada sapi melalui udara atau aerosol yakni udara yang telah tercemar bakteri saat sapi batuk. Bakteri mampu bertahan selama beberapa jam dalam sputum atau dahak yang dikeluarkan saat batuk. Penularan lainnya melalui makanan dan minuman yang telah tercemar.
Semua bangsa sapi sangat rentan terhadap infeksi M.tuberculosis, terutama pada anak sapi. Kaitannya dengan manusia, penyakit Tuberkulosis merupakan penyakit zoonosis yang banyak diderita oleh manusia. Di Indonesia tercatat penderita tuberculosis berjumlah lebih kurang 1,5 juta penduduk dan tiap tahun mengalami peningkatan sekitar 200.000 kasus baru. Sehingga Tuberkulosis menjadi masalah yang cukup serius.
Penularan Tuberkulosis dari hewan ke manusia berasal dari produk asal ternak terutama susu. Selain itu para peternak sapi yang setiap harinya kontak langsung dengan sapi.
Tanda atau Gejala Umum Sapi Terkena Tuberkulosis
Pada awal-awal infeksi gejala klinis tidak tampak, jika sudah berlanjut gejalanya baru akan terlihat seperti :
- Suhu tubuh meningkat dan berfluktuatif terutama pada malam hari
- Sesak nafas
- Batuk-batuk
- Nafsu makan menurun
- Bobot badan turun drastis
- Terjadi pembengkakan pada puting susu (sapi perah)
Pengobatan dan Pencegahan
Jika terdapat gejala seperti di atas pada ternak sapi segera dilakukan tindakan dengan melakukan karantina sapi yang sakit dan segera menghubungi dinas kesehatan untuk dilakukan uji tuberkulin untuk memastikan apakah benar terkena tuberkulosis. Dimana hasilnya akan diketahui setelah 2-3 hari setelah dilakukan penyuntikan. Jika positif tuberculosi dapat diberikan obat antibiotik yang fungsinya menghentikan siklus hidup bakteri. Sebaiknya sapi yang sakit segera dimusnahkan dengan cara dipotong dan dibakar.