Mengenal Jenis Dan Cara Kerja Mesin Giling Padi Lengkap Dengan Bagian-bagiannya Serta Perhitungan Analisa Usaha Penggilingan Padi

Bagian-bagian Mesin Giling Padi dan Cara Kerjanya Serta Analisa Usaha Penggilingan Padi Sederhana

Usaha penggilingan padi terkait erat dengan bidang peternakan karena salah satu hasil sampingnya yang berupa dedak padi sangat bermanfaat sebagai salah satu bahan baku pakan ternak, baik ternak unggas maupun jenis ruminansia. Dengan kata lain adanya usaha penggilingan padi menjadi salah satu yang turut menyumbang dan menyangga ketersediaan pakan ternak dari hasil samping limbah industri pertanian.

Usaha penggilingan padi sering terkendala dengan hasil rendemen yang rendah. Salah satu penyebab rendahnya rendemen dan mutu hasil penggilingan padi serta tingginya kehilangan hasil (susut penggilingan) adalah disebabkan dari peralatan dan mesin penggilingan. Untuk dapat memperoleh hasil penggilingan yang maksimal perlu memahami unit-unit komponen dan mesin penggilingan padi. Ada beberapa model penggilingan padi, yaitu :
  • 1. Penggilingan manual/ tangan
  • 2. Penggilingan dengan mesin satu step.
  • 3. Penggilingan dengan mesin dua step.
  • 4. Penggilingan dengan mesin multi pass /stage
    Biji-bijian adalah bahan pangan yang mempunyai daya tahan tinggi karena tidak mudah rusak saat diangkut dan tahan lama bila disimpan dengan cara yang benar, dan sebelumnya diolah dengan cara yang benar pula. Namun demikian kegagalan dalam penggunaan teknologi pascapanen yang baik dapat menyebabkan terjadinya susut mutu dan susut bobot dalam waktu yang singkat. Sedikitnya ada tiga faktor yang dapat menimbulkan susut pada biji-bijian, baik susut mutu maupun susut bobot, yaitu faktor fisik, faktor biologis, dan faktor fisiologis. Susut yang disebabkan oleh faktor fisik dapat terjadi selama kegiatan panen, perontokan, pengeringan, dan pengangkutan.
    Skema Cara Kerja Mesin Giling Padi

    Contoh-contoh terjadinya susut pada masing-masing kegiatan antara lain:
    1. Selama waktu panen, susut dapat terjadi karena ada biji-bijian yang rontok di lahan akibat cara panen yang tidak benar atau akibat penundaan waktu panen. Penundaan panen juga dapat menyebabkan keretakan pada biji-bijian sehingga akan mudah rusak pada proses pengolahannya.
    2. Selama perontokan, susut dapat terjadi karena adanya biji-bijian yang tertinggal pada malai, cangkang, atau tongkol. juga kerusakan mekanis yang disebabkan oleh peralatan atau mesin yang digunakan
    3. Proses pengeringan yang tidak sempurna juga dapat menimbulkan susut selama proses perontokan atau penggilingan. Perontokan yang dilakukan segera setelah pengeringan juga beresiko memperbesar persentase kerusakan mekanis. Kerusakan mekanis selama perontokan atau penggilingan juga dapat disebabkan oleh pengeringan yang terlalu cepat. Khusus untuk negara-negara Asean, pengeringan seringkali dilakukan dengan cara penjemuran yang dapat menimbulkan susut akibat akibat tercecernya biji-bijian atau dimakan oleh ayam dan burung.
    4. Selama dalam pengangkutan atau penyimpanan, susut dapat terjadi akibat biji-bijian tercecer bila tidak dikemas dengan cara yang benar.
    Secara umum, mesin-mesin yang digunakan dalam usaha industri jasa penggilingan padi adalah mesin pemecah kulit/sekam, (huller atau husker), mesin pemisah gabah dan beras pecah kulit (brown rice separator), mesin penyosoh atau mesin pemutih (polisher), mesin pengayak bertingkat (sifter), mesin atau alat bantu pengemasan (timbangan dan penjahit karung).

    Penggilingan padi secara manual.

    Penggilingan dengan menggunakan tangan yaitu dengan menggunakan lesung dan alu. Cara penggilingan ini berbasis gesekan antara biji dengan biji. Pembersihan dilakukan diakhir penggilingan dengan penampian dengan menggunakan tampi. Cara ini membuat kehancuran beras tinggi sehingga rendemen yang dicapai rendah.
    Contoh Mesin Giling Padi

    Penggilingan padi dengan mesin satu step (single phase/ satu phase)

    Penggilingan dengan system gesekan logam yaitu unit pengupasan dan unit penyosohan berada dalam satu mesin. Gabah masuk penggilingan dan keluar sudah dalam bentuk beras giling.

    Penggilingan padi dengan mesin dua step.(double phase/ dua phase)

    mesin pengupas dan mesin penyosoh/ pemoles terpisah atau tidak dalam satu mesin. Rendemen giling bisa mencapai 60-65 %.

    Penggilingan padi dengan mesin multi pass.

    Mesin penggilingan dengan unit penyosoh / pemoles (jenis abrasif dan jenis friksi ) bersatu, sehingga dapat mengurangi resiko-resiko yang dihadapi selama proses penggilingan
    Penentuan jenis dan kombinasi mesin penggilingan paling tepat sangat ditentukan oleh kapasitas yang dibutuhkan, jenis, varietas dan sifat gabah, mutu beras putih yang diharapkan serta biaya.

    Bagian komponen mesin penggiling, terdiri dari :

    1. Motor Penggerak.
    2. Mesin Pengupas/ pemecah kulit gabah (husker).
    Mesin ini membersihkan kulit gabah/ sekam yang tercampur dalam beras pecah kulit.
    Mesin pengupas yang tersedia adalah jenis Engelberg, jenis rol karet, jenis under runner stone disc dan jenis sentrifucal.
    Mesin pengupas gabah yang paling umum digunakan saat ini adalah jenis roll karet, karena daya guna yang tinggi, efisien, mudah digunakan dan sederhana perawatannya. Terdapat 2 buah rol karet yang berputar berlawanan dengan kecepatan putar yang berbeda. Jarak antara 2 rol karet dapat diatur tergantung jenis gabah yang akan dikupas, biasanya 2/3 besarnya gabah. Diameter kedua rol karet sama bervariasi 300 – 500 mm dan lebar 120-500 mm.

    3. Mesin pemisah gabah (separator)
    Digunakan untuk memisahkan gabah dari beras pecah kulit.
    Mesin pemisah gabah dan beras pecah kulit mempunyai 3 tipe yaitu :
    • 1). Pemisah jenis kompartemen, terdiri dari dinding pemisah vertikal, papan luncur secara zigzag. Campuran gabah dan beras pecah kulit membentur papan pemisah zigzag tersebut, maka akan meluncur jatuh melalui papan luncur. Jika gabah yang lebih ringan akan terangkat keatas dan dikeluarkan melalui pintu keluaran dibagian atas papan luncur. Sedangkan beras pecah kulit yang berada dibagian bawah dikeluarkan melalui pintu keluaran yang berada di bagian bawah papan luncuran.
    • 2)Pemisah berdasarkan berat jenis. Pemisah ini banyak dipakai pada mesin-mesin penggiling terbaru. Pemisah jenis ini terdiri atas papan pemisah berbentuk bujur sangkar yang diletakkan miring pada bidang datar dengan sejumlah cekungan. Saat papan bergetar, gabah dan beras pecah kulit terpisah akibat dari perbedaan berat jenis.
    • 3)Pemisah jenis layar/ type saringan, terdiri dari ayakan saringan yang bergetar, berjumlah 6-15 ayakan.
    4. Mesin Penyosoh/ Pemoles/Pemutih (polisher)
    Ada 2 tipe mesin penyosoh yaitu tipe friksi dan abrasif.

    • 1).Mesin pemutih abrasif, bekerja dengan putaran yang relative cepat dan tekanan giling yang rendah sehingga peningkatan suhu beras lebih kecil dan kerusakan (pecah) lebih sedikit tetapi permukaan beras tampak kasar.
    • 2).Mesin pemutih friksi bekerja dengan putaran yang relative lambat dan tekanan giling yang tinggi sehingga menghasilkan pelepasan dedak yang lebih baik dan permukaan beras yang lebih halus. Kekurangan mesin ini, tingginya ratio beras yang dihasilkan, suhu beras yang lebih tinggi serta jenis ini menggunakan listrik lebih banyak.
    Sangat dianjurkan penggabungan fungsi mesin pemutih jenis abrasif dan friksi dalam proses multi pass, karena mengurangi beras patah dan peningkatan suhu beras serta memperbaiki pembuangan kecambah beras.

    5. Mesin pemisah beras kepala, beras patah dan menir (shifter)
    6. Mesin Pengkristal/ pencuci beras (shinning)

    Penjelasan Kegunaan Masing-masing Bagian Mesin Giling Padi

    1. Seed Cleaner
    Berfungsi untuk membersihkan gabah dari kotoran dan gabah yang tidak berisi (gabuk) sehingga gabah yang tergiling merupakan gabah bersih.
    beras 3
    2. Husker / Mesin Pecah Kulit
    Berfungsi memisahkan gabah dari kulitnya/sekam, pada proses mesin ini terjadi pengelupasan kulit padi dengan menggunakan rol terbuat dari karet dan kulit padi yang sudah terkelupas akan terbuang melalui cerobong, sedangkan untuk gabah yang sudah terkelupas masih tercampur dengan gabah yang belum terkelupas.
    beras 5beras 4
    3. Separator / saringan
    Berfungsi untuk memisahkan gabah hasil giling dengan kotoran yang masih terbawa dan memisahkan antara gabah belum terkelupas dengan yang sudah bersih. Untuk gabah yang belum bersih dimasukkan kembali ke mesin pecah kulit sehingga bisa terkelupas semua.
    4. Polisher
    Berfungsi untuk membersihkan beras hasil pecah kulit dari kotoran/kulit arinya yang biasa disebut dedak. Pada proses ini dapat diatur tingkat kebersihan dari beras tersebut dan tentunya akan mempengaruhi rendemennya. Untuk beras yang sudah bersih bisa langsung dikemas dan dipasarkan atau untuk konsumsi.

    Analisa Usaha Penggilingan Padi

    Pada saat menjalankan usaha penggilingan padi ini perlu tempat khusus dengan menggunakan sewa bulanan atau pun kontrak. Pada saat membangun usaha penggilingan padi ini perlu menempatkan posisi pada lokasi yang startegis seperti area pertanian atau area penduduk. Apabila akan menjalankan usaha pada area penduduk sebaiknya pilihlah tempat yang agak berjauhan untuk menghindari kebisingan yang bisa mengganggu para penduduk yang ada disekitarnya. Usaha penggilingan padi ini dapat bertahan cukup lama karena padi pada setiap tahunnta akan panen dan menjadi makanan pokok yang dibutuhkan oleh masyarakat.
    Perhitungan Keuntungan :
    Jas penggilingan padi adalah Rp. 500/kg
    Perkiraan dalam satu hari :
    10 kw = 1.000 kg
    Pendapatan per hari = 1.000 kg x Rp. 500 = Rp. 500.000
    Pendapatan per bulan = Rp. 500.000 x 25 hari (kerja) = Rp. 12.500.000
    Dalam proses penggilingan ini akan menyisakan sekam dalam 1 minggunya maka bisa menghasilkan satu setengah rit sekam. Untuk satu ritnya dihargai Rp. 400.000
    Pendapatan Sekam / Bulan = Rp. 400.000 x 4 = Rp. 1.600.000
    Total Pendapatan = Pendapatan jasa penggilingan + Pendapatan Sekam = Rp. 12.500.000 + Rp. 1.600.000
    = Rp. 14.100.000

    Biaya :
    Bensin 7 liter / hari = Rp. 7.000 x 7 liter = Rp. 49.000
    Dalam satu bulan Biaya Tenaga Kerja (2) = Rp. 49.000 x 25 hari = Rp. 1.225.000
    = Rp. 50.000 / hari x 25 hari
    = Rp. 1.250.000
    Total Biaya Keuntungan / Bulan = Rp. 2.524.000 = Total Pendapatan – Total Biaya
    = Rp. 14.100.000 – Rp. 2.524.000
    = Rp. 11.576.000
     Diolah dari berbagai sumber


    FOLLOW and JOIN to Get Update!

    Tentang Ternak dan Burung Updated at: 7:00 PM
    Powered by Blogger.