Cara Memelihara dan Budidaya Tikus Putih (Mencit) Untuk Hewan Laboratorium

Tikus putih (Rattus sp.), bangsa tikus mencit atau tikus-tikus kecil yang berwarna putih dan cenderung jinak. Banyak yang menyukai tikus putih untuk dijadikan hewan peliharaan. Tikus putih pada awal pengembangannya ditujukan sebagai hewan laboratorium yaitu sebagai salah satu sarana untuk uji coba obat-obatan atau bahan kimia. Dengan mencatat efek obat yang terjadi pada tikus putih maka para ahli bisa menganalogkan efek obat tersebut pada manusia sebelum obat tersebut dipastikan benar-benar aman untuk digunakan pada manusia.


Klasifikasi Ilmiah Tikus Putih
  • Kingdom : Animal
  • Filum : Chordata
  • Subfilum : Vertebrata (Craniata)
  • Kelas : Mamalia
  • Subkelas : Theria
  • Infrakelas : Eutharia
  • Ordo : Rodentia
  • Subordo : Myomorpha
  • Superfamili : Muroidea
  • Famili : Muridae
  • Subfamili : Murinae
  • Genus : Rattus
  • Spesies : Rattus sp.
Salah satu alasan kenapa tikus putih banyak digunakan untuk hewan laboratorium adalah karena tikus ini sangat mudah dikembangbiakkan. Bayangkan saja satu indukan tikus saja bisa melahirkan sampai 12 anak tikus dengan kebuntingan tikus hanya selama 20 hari saja.Kalau dalam satu laboratorium memelihara 10 ekor saja indukan dengan 1 pejantan maka tiap bulan akan bisa dihasilkan anak tikus putih lebih dari 100 ekor, angka yang fantastis bukan? Bagaimana jika indukannya ada 100 ekor? Jadi tepat jika tikus ini dijadikan sebagai salah satu hewan laboratorium.

Umur 4 minggu atau satu bulan tikus putih sudah bisa dianggap cukup dewasa meskipun belum siap kawin atau belum dewasa kelamin.

Hewan laboratorium atau hewan percobaan adalah hewan yang sengaja dipelihara dan diternakkan untuk dipakai sebagai hewan model guna mempelajari dan mengembangkan berbagai macam bidang ilmu dalam skala penelitian atau pangamatan laboratorik. Tikus termasuk hewan mamalia, oleh sebab itu dampaknya terhadap suatu perlakuan mungkin tidak jauh berbeda dibanding dengan mamalia lainnya (Smith and Mangkoewidjojo, 1988). 

Tikus merupakan hewan laboratorium yang banyak digunakan dalam penelitian dan percobaan antara lain untuk mempelajari pengaruh obat-obatan, toksisitas, metabolisme, embriologi maupun dalam mempelajari tingkah laku (Malole dan Pramono, 1989) 

Sekilas Tentang Pakan Tikus Putih
Siklus hidup tikus putih (Rattus norvegicus) jarang lebih dari tiga tahun, berat badan pada umur empat minggu dapat mencapai 35-40 g dan setelah dewasa rata-rata 200-250 g, tetapi bervariasi tergantung pada galur. Tikus jantan tua dapat mencapai bobot badan 500 g, tetapi tikus betina jarang lebih dari 350 g (Smith dan Mangkoewidjojo, 1988). Kebutuhan pakan bagi seekor tikus setiap harinya kurang lebih sebanyak 10% dari bobot tubuhnya jika pakan tersebut berupa pakan kering dan dapat ditingkatkan sampai 15% dari bobot tubuhnya jika pakan yang dikonsumsi berupa pakan basah. Kebutuhan minum seekor tikus setiap hari kira-kira 15-30 ml air. Jumlah ini dapat berkurang jika pakan yang dikonsumsi sudah banyak mengandung air (Smith dan Mangkoewidjojo, 1988). 

Rata-rata pemberian pakan harian untuk tikus Sprague- Dawley selama periode pertumbuhan dan reproduksi mendekati 15-20 g untuk jantan dan 10-15 g untuk betina (National Research Council, 1978). Smith dan Mangkoewidjojo (1988) menyatakan bahwa pada kondisi dimana pakan diberikan dalam jumlah yang sangat terbatas maka tikus dapat mengurangikonsumsi energinya, tetapi jika nafsu makan berlebih, tikus dapat meningkatkan penggantian energi. Adapun kriteria yang umum digunakan dalam memperkirakan kecukupan nutrisi makanan antara lain pertumbuhan, reproduksi, pola tingkah laku, kesediaan nutrisi, aktivitas enzim, histologi jaringan dan kandungan asam amino serta protein dalam jaringan (National Research Council, 1978).


FOLLOW and JOIN to Get Update!

Tentang Ternak dan Burung Updated at: 2:33 AM
Powered by Blogger.