Jenis Burung Keluarga Cenderawasih Yang Semakin Langka, Burung Bidadari Yang Terkenal Genit Saat Musim Kawin
Jenis Burung Bidadari halmahera, Semioptera wallacii adalah jenis cendrawasih berukuran sedang, sekitar 28cm, berwarna cokelat-zaitun. Cendrawasih ini merupakan satu-satunya anggota genus Semioptera. Burung jantan bermahkota warna ungu dan ungu-pucat mengkilat dan warna pelindung dadanya hijau zamrud. Burung langka ini merupakan anggota famili Paradisaeidae (Cenderawasih) dan merupakan satu-satunya anggota genus Semioptera. Ditemukan pertama kali pada tahun 1858 oleh Alfred Russel Wallace. Oleh masyarakat lokal burung ini dikenal juga sebagai weak-weka, sedangkan dalam bahasa Inggris burung ini disebut sebagai Standardwing, Standard-wing Bird-of-paradise, atau Wallace’s Standardwing. Bagaimana penampakan burung bidadari?- Link Video penampakan burung bidadari 1, silakan KLIK DISINI
- Link Video penampakan burung bidadari 2, silakan KLIK DISINI
- Link Video penampakan burung bidadari 3, silakan KLIK DISINI
Selain mempunyai bulu yang indah layaknya bidadari, Semioptera Wallacii juga mempunyai gerak tarian yang indah dan terkesan genit terutama saat merayu pasangannya. Kegenitan burung berbulu indah ini terlihat terutama saat musim kawin. Burung jantan akan memamerkan kecantikan bulu dan bentang sayapnya serta kegenitan dalam menari untuk merayu dan menarik perhatian betinanya. Sementara Burung Bidadari betina akan menghampiri dan memilih satu pejantan yang dinilai paling indah tarian dan bentangan sayapnya. Masyarakat lokal mengenal burung bidadari sebagai weka-weka yang memakan serangga, antropoda, dan buah-buahan. Populasi burung Bidadari tidak diketahui dengan pasti tetapi jumlahnya telah menurun jika dibandingkan dengan tahun 1980-an lantaran banyaknya kawasan hutan habitat burung bidadari yang mengalami deforestasi. Penurunan populasi juga diakibatkan oleh perburuan liar untuk menangkap burung Bidadari jantan yang mempunyai bulu indah.Ciri khas burung Bidadari (Semioptera wallacii) adalah adalah dipunyainya dua pasang bulu putih yang panjang yang keluar menekuk dari sayapnya. Bulu ini dapat ditegakkan atau diturunkan sesuai keinginan burung ini.
Burung bidadari yang jenis kelaminnya jantan mempunyai ciri khas berupa mahkota yang warna ungu dan ungu-pucat mengkilat. Kemudian ciri khas burung bidadari yang jantan juga bisa dilihat dengan adanya warna hijau zamrud yang ada pada bagian dadanya.
Ciri khas burung bidadari yang berjenis kelamin betina yaitu berukuran lebih kecil dengan warna cokelat zaitun. Selain itu, burung ini juga memiliki ekor yang lebih panjang jika dibandingkan burung yang berjen is kelamin jantan.
Burung genit dari Maluku Utara yang dikenal juga sebagai weak-weka ini memakan serangga, antropoda, dan buah-buahan. Burung jantan bersifat poligami.
Kegenitan burung berbulu indah ini terlihat terutama saat musim kawin. Burung jantan akan memamerkan kecantikan bulu dan bentang sayapnya serta kegenitan dalam menari untuk merayu dan menarik perhatian betinanya. Burung Bidadari betina akan menghampiri dan memilih satu pejantan yang dinilai paling indah tarian dan bentangan sayapnya.
Persebaran, Habitat, dan Populasi. Burung Bidadari merupakan satwa endemik Maluku Utara dan menjadi jenis Cenderawasih yang tersebar di kawasan paling barat. Burung ini bisa dijumpai di pulau Halmahera dan Bacan di Maluku Utara.
Beberapa lokasi yang menjadi habitat burung Bidadari nan genit lagi indah ini adalah hutan Tanah Putih, gunung Gamkonora, dan hutan Domato (Halmahera Barat), hutan Labi-labi di area Taman Nasional Aketajawe dan hutan Lolobata (Halmahera Timur). Burung bernama lokal weak-weka ini juga ditemukan di pulau Bacan.
Populasi burung Bidadari (Semioptera wallacii) tidak diketahui dengan pasti tetapi dipastikan telah menurun jika dibandingkan dengan tahun 1980-an lantaran banyaknya kawasan hutan habitat burung bidadari yang mengalami deforestasi. Penurunan populasi juga diakibatkan oleh perburuan liar untuk menangkap burung Bidadari jantan yang mempunyai bulu indah.
Meskipun semakin sulit ditemukan di habitatnya, namun oleh IUCN Redlist, status konservasi burung ini masih dianggap aman sheingga masih diklasifikasikan sebagai Least Concern. Sedangkan oleh CITES, burung Bidadari Halmahera didaftarkan sebagai Apendiks II.
Sumber artikel alamendah.org dan sumber lainnya