Teknik Pemeliharaan Sapi Di Padang Penggembalaan, Apa Keuntungannya?

Apakah Ada Manfaat Lebih Saat Memelihara Sapi Di Padang Penggembalaan?

Fungsi padang penggembalaan adalah untuk menyediakan bahan makanan bagi hewan yang paling murah, karena hanya membutuhkan tenaga kerja sedikit, sedangkan ternak menyenggut sendiri makanannya di padang penggembalaan. Rumput yang ada didalamnya dapat memperbaiki kesuburan tanah. Hal ini disebabkan pengaruh tanaman rumput pada tanah, rumput yang dimakan oleh ternak dikembalikan ke padang penggembalaan sebagai kotoran yang menyuburkan dan menstabilkan produktivitasnya dari tanah itu sendiri.
Masalah ketersediaan pakan ternak telah lama menjadi problem utama penyebab tingginya biaya pemeliharaan ternak. Baik itu ternak ruminansia besar seperti sapi dan kerbau maupun jenis ternak unggas seperti ayam, itik, puyuh dan burung dara.

Pakan memang memegang peranan penting dalam komponen biaya pemeliharaan ternak. Bahkan untuk jenis ternak unggas hampir 70% biaya produksi diserap oleh pakan. Jadi bisa dibayangkan saat pakan mahal maka biaya produksi akan membengkak sehingga akan sangat merugikan peternak.

Pakan dalam usaha peternakan sapi juga sangat berpengaruh dalam bidang penggemukkan, tetapi pengaruh yang lebih besar adalah pada usaha breeding. Mengapa breeding? Karena usaha breeding memerlukan waktu yang jauh lebih lama untuk bisa menikmati hasil usahanya.

Bayangkan saja untuk mendapatkan 1 ekor pedet atau anak sapi, minimal membutuhkan waktu 1 tahun lebih. Dan selama waktu tersebut induk sapi membutuhkan pakan yang tidak sedikit. Bisa dihitung berapa biaya yang harus dikeluarkan jika pakan yang digunakan dalam usaha breeding harganya mahal.

Pakan pada usaha breeding akan sangat menentukan pada mahal atau murahnya nilai pedet yang dihasilkan. Hal inilah salah satu penyebab mengapa breeding dengan model intensif jarang mendatangkan keuntungan. Breeding model intensif akan menghasilkan pedet dengan harga mahal sehingga tidak akan mudah terserap pasar. Lantas apa solusinya?

Breeding sebaiknya dilakukan secara ekstensif pada padang penggembalaan. Bahkan pada periode tertentu sampai dengan sapi bakalan, usaha penggemukkan sapi juga sangat tergantung dengan padang penggembalaan untuk bisa mencetak bakalan yang bagus atau berkualitas.
Padang pengembalaan bisa terdiri dari rumput seluruhnya atau leguminosa saja atau campuran. Tetapi suatu padang rumput yang baik dan ekonomis ialah yang terdiri atas campuran dari rumput dan leguminosa. Pasture adalah semua rumput atau tanaman lain untuk dirumput/disenggut oleh hewan: “herbage”. Yang termasuk kelompok ini adalah semua hijauan baik yang dipotong atau tidak dan diberikan segar (Hartadi et.al, 1980). Padang penggembalaan adalah suatu daerah padangan dimana tumbuh tanaman pakan ternak yang tersedia bagi ternak yang dapat merenggutnya menurut kebutuhannya dalam waktu singkat (Reksohadiprodjo, 1994). Padang penggembalaan dapat terdiri atas rumput-rumputan, kacang-kacangan atau campuran keduanya (McIlroy, 1976), dimana fungsi kacang-kacangan dalam padang penggembalaan adalah memberikan nilai makanan yang lebih baik terutama berupa protein, phosphor dan kalium (Reksohadiprodjo, 1994).
Pemeliharaan sapi dipadang penggembalaan juga bisa digabungkan dengan penggemukan sistem intensif. Hal ini sangat bagus untuk mengantisipasi musim dimana saat musim kemarau rumput dipadang penggembalaan bisa sangat minim jumlahnya. Saat kemarau, ternak sapi bisa diberikan pakan tambahan berupa silase ataupun hijauan segar hasil penanaman intensif seperti tebon jagung maupun rumput gajah, king grass dan rumput odot.

Kombinasi padang penggembalaan dengan tanaman kombinasi rumput dan legume, secara umum menghasilkan input lebih positif disbanding tanaman rumput saja. Fungsi legume memberikan dan menyediakan nilai nutrisi yang lebih baik terutama protein, fosfor dan kalsium. Rumput menyediakan bahan kering yang lebih banyak disbanding legume dan energy yang lebih banyak juga bagi ternak.

Persaingan tumbuh antara rumput dan legume adalah untuk emndapatkan air, unsur haran dan klimat yang baik. Rumput tinggi seperti Panicum Maximum-Pennisetum Purpureum contohnya jenis rumput gajah menjadi saingan legume yang tumbuh pendek dan merayap seperti stylo, centro dan pueraria. Rumput yang menutup tanah dengan lebat seperti Brachiaria decumbens dapat menyaingi legume.

Pada tanah yang infertile dan asam, padang penggembalaan campuran rumput Melinis minutiflora dengan legume Stylosanthes guyanensis tumbuh sangay baik. Campuran rumput Panicum maximum dengan Pueraria phaseoloides, baik pada tanah asam udic, ultisol infertile karena tanaman ini toleran terhadap curah hujan tinggi, tanah kurang subur dan bersaing dengan baik. Di tanah ustic alkalis spesies Setaria dan Desmodium intortum tumbuh dengan baik pada padang campuran. Pada tanah grumusol yang sangat basa dan bertemperatur rendah, Sorghum almum dan legume Medicago satia dapat tumbuh dengan baik. Sedangkan pada tanah tinggi dengan sifat alkalis alfisol dan bertemperatir rendah maka baik dengan kombinasi Pennisetum clandestinum dan Desmodium uncunatum. Pada tanah basah spesies yang dipakai adalah Brachiaria mutica dan Centrosema pubescens.

Metode Padang Penggembalaan

Ada beberapa metode penggembalaan ternak. Berikut ini adalah beberapa metode padang penggembalaan :

-Rotation Grazing

Rotation Grazing adalah padang penggembalaan yang dibatasi oleh pagar yang membentuk paddock (petakan), sehingga ternak bisa dibatasi area merumputnya. Penggembalaan dilakukan berputar dari satu petak ke petak yang lain dan kembali ke petak awal, begitu seterusnya. Petak yang ditinggalkan dibiarkan istirahat sampai rumputnya tumbuh kembali dan layak untuk digembalakan.

– Strip Grazing (penggembalaan berjalur).

Strip Grazing adalah : sistim penggembalaan berjalur yang dilakukan bergilir dengan menggunakan pagar listrik yang dapat dipindah-pindah melintasi petak pada padang penggembalaan.

– Mob Grazing

Mob grazing adalah : penggembalaan ternak dalam jumlah yang besar yang diizinkan seluruh rumput di makan. Hal ini sering dilakukan untuk membersihkan padang penggembalaan dari tanaman yang sudah tua.

– Mixed Grazing (penggembalaan campuran)

Mixed Grazing adalah penggembalaan ternak dimana ternak pada saat yang bersamaan digembalakan lebih dari satu spesis ternak. Misalanya sapi dengan domba bisa digembalakan bersama karena memilih pakan banyak yang berbeda. domba cenderung memilih hijauan yang pendek sedangkan sapi cenderung menyukai hijauan yang agak tinggi. Sedangakan kuda dengan domba tidak cocok digembalakan bersama karena memilih hijauan yang sama sama pendek.

– Forward Grazing

Forwad Grazing hampir sama dengan rotation grazing cuma pada forwad grazing ada dua kawanan ternak yang digembalakan, yang pertama digembalakan pada vegetasi rumput yang berkualitas tinggi, setelah itu diikuti kawanan kedua. Misalnya ternak yang membutuhkan nutrisi yang tinggi seperti sapi laktasi dan anaknya dijadikan kawanan pertama, baru diikuti yang pejantan atau ternak dara.

– Season – Long grazing

Season-Long grazing adalah padang penggembalaan dimana sejumlah ternak digembalakan selama HPT masih mendukung.

Diantara metode ini dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan yang tepat untuk menggembalakan ternak. Memelihara ternak di padang penggembalaan dapat menekan biaya pakan dan tenaga kerja. pemilihan metode penggembalaan juga harus memperhitungkan keuntungan yang diperoleh.

Mengenal Padang Penggembalaan di NTT dan Potensinya

Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki areal padang penggembalaan sapi ratusan ribu hektar, seperti yang ditemukan di Kabupaten Sumba Timur dan Timor Tengah Selatan (TTS). Dengan memanfaatkan padang penggembalaan secara optimal, diharapkan akan menurunkan harga sapi lokal jika dibandingkan dengan sapi impor sehingga bersaing dengan negara lain.
Padang penggembalaan adalah suatu daerah padangan dimana tumbuh tanaman pakan ternak yang tersedia bagi ternak yang dapat merenggutnya menurut kebutuhannya dalam waktu singkat (Reksohadiprodjo, 1994).
Laman resmi Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian – Kementan memuat, rincian potensi luasan padang penggembalaan di NTT adalah : Kota Kupang sendiri memiliki areal penggembalaan sapi seluas 150 hektar, Kabupaten Kupang dan Sabu Raijua 159 hektar. Kemudian Kabupaten TTS memiliki area 114.396 hektar, TTU 86.339 hektar, Belu 19.698 hektar, Alor 16.166 hektar, Lembata 23.255 hektar, Flores Timur 33.291 hektar, Sikka 19.389 hektar, Ende 910 hektar, Ngada dan Nagekeo 23.668 hektar, Manggarai dan Manggarai Timur 1.550 hektar, Manggarai Barat 16.900 hektar, Sumba Timur 215.799 hektar, Sumba Barat, Sumba Tengah dan Sumba Barat Daya 83.635 hektar dan Rote Ndao 17.556 hektar.

Laporan itu menyebutkan, padang penggembalaan adalah tempat atau lahan yang ditanami rumput unggul dan atau legume (jenis rumput/legume yang tahan terhadap injakan ternak) yang digunakan untuk menggembalakan ternak. Sistem penggembalaan adalah pemeliharaan ternak sapi dengan dilepaskan di padang penggembalaan yang luas.

Penggembalaan ternak di padang penggembalaan meliputi beberapa metode, diantaranya cara ekstensif yaitu dengan menggembalakan ternak di padangan yang luas tanpa erosi. Metode semi-ekstensif dengan melakukan rotasi namun pemilihan hijauan masih bebas. Sedangkan cara intensif dilakukan dengan rotasi tiap petak dengan hijauan dibatasi, strip grazing dengan menempatkan kawat sekeliling ternak yang bisa dipindah dan rolling dengan hijauan padangan yang dipotong dan diberikan kepada ternak di kandang peneduh.
Cara pengelolaan padang pengembalaan (pasture) ternak:
1. Pemotongan tahun-tahun pertama
2. Pemotongan bergilir (alternate grazing) atau sistem rotasi
3. Pengembalaan berat (over grazing) harus dihindarkan
4. Defoliasi yang terlalu ringan (under-grazing) pun harus dihindarkan.
Padang penggembalaan memiliki klasifikasi, diantaranya padang penggembalaan alam, padang penggembalaan permanen yang sudah di upgrade, padang penggembalaan temporer dan padang panggembalaan irigasi.

Syarat rumput yang baik adalah memiliki produksi hijauan tinggi dan berkualitas baik, dan persisten / bisa bersanding dengan tanaman lain. Pastura yang baik nilai cernanya adalah pastura yang tinggi kanopinya yaitu 25–30 cm setelah dipotong.

Pemeliharaan sapi di padang gembala dilakukan dengan sistem semi intensif, saat pagi hari (jam 10.00) ternak digiring ke padang penggembalaan dengan sistem penggembalaan bergilir. Pada sore (jam 16.00) hari ternak digiring kembali ke kandang dan diberi pakan hijauan rumput potong (rumput gajah).

Pemilihan Spesies atau Jenis Hijauan Pakan Ternak Untuk Ditanam Di Padang Penggembalaan

Sebelum menanam hijauan, lahan terlebih dahulu dibersihkan dari tanaman yang dianggap manggangu, membuang tunggul-tunggul kayu dan batu batuan yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Penanaman bisa berupa pols, stolon maupun biji –bijian. Rumput dan legum yang ditanam di padang penggembalaan adalah tanaman yang tahan terhadap injakan. Banyak spesis hijauan yang bisa ditanam di padang penggembalaan.

Hijauan yang ditanam harus bisa beradaptasi di lahan padang penggembalaan. Seperti rumput brachiaria ducumben, brachiaria brizanta, brachiaria humidicola dan yang lainnya sedangkan legum seperti arachis pintoi, centrosema pubescens, stylosanthes guianensis dan yang lainnya. Tentu pemilihan spesis hijauan melihat jenis tanah, iklim dan ketinggian tempat (dataran tinggi atau dataran rendah).

Hasil percobaan menunjukan bahwa brachiaria decumben sangat baik pertumbuhanya dan cocok untuk di tanam di Kabupaten Lebak yang berupa dataran rendah. penanaman rumput harus dibarengi dengan leguminosa seperti arachis pintoi, centrosema bubescens, stylosantehes guianensis atau legum lainya. Hal ini dimaksudkan agar perpaduan legum dan rumput dapat memenuhi kebutuhan nutrisi ternak.

Penanaman hijauan pakan ternak harus mempertimbangkan jenis ternak yang akan digembalakan. Karna setiap jenis ternak bisa berbeda kebutuhan pakan dan tingkah laku merumputnya. Misalnya ternak domba lebih cocok merumput pada hijauan yang pendek sedangkan sapi membutuhkan hijauan dengan jumlah banyak dengan rumput yang agak tinggi.

Oleh karena itu penanaman rumput penggembalaan disesuaikan dengan ternak yang akan dipelihara. Sebelum menggembalakan ternak, harus dipastikan hijauan yang ditanam sudah tumbuh sempurna dan sudah layak digembalakan.

Daya tampung padang penggembalaan harus diukur terlebih dahulu jumlah produksinya mencukupi kebutuhan ternak yang digembalakan. Mengukur kapasitas tampung pada padang penggembalaan dengan melakukan ubinan. Penetapan ubinan dapat dilakukan berbentuk diagonal yang jelas pengabilan ubinan terwakili setiap sudut.

Sumber Trobos.com dan sumber lainnya


FOLLOW and JOIN to Get Update!

Tentang Ternak dan Burung Updated at: 9:19 PM
Powered by Blogger.