Contoh Ransum Pakan Sapi Potong, Kandungan Nutrisi dan Cara Mudah Membuatnya
Mengapa ilmu membuat ransum pakan sangat dibutuhkan dan harus dikuasai peternak sapi lokal?
Pakan yang bagus bisa dilihat dari sisi nilai nutrisi didalamnya dan juga palatabilitasnya. Pakan yang bagus juga harus bisa dipertanggyngjawabkan dari sisi ekonomisnya, mengapa? Karena percuma saja sapi potong diberi pakan bagus tetapi secara ekonomis kemahalan yang pada akhirnya malah merugikan peternaknya.Memang secara umum pakan yang memiliki kandungan protein tinggi dihargai lebih mahal dan memang protein salah satu komponen pakan yang sangat penting dan wajib ada pada ransum pakan sapi potong agar performance sapi bisa tumbuh dengan maksimal. Perlu perhitungan yang matang memang dalam menyusun ransum pakan sapi potong agar ekonomis sehingga meskipun secara nutrisi hanya standar saja tetapi secara harga bisa sangat menguntungkan peternak. Menyusun formula pakan merupakan kegiatan kreatif peternak yang memang harus ada ilmunya agar kebutuhan nutrisi sapi terpenuhi. Kadang juga didapatkan dari hasil trial and error alias coba-coba. Jika hasil akhirnya sapinya gemuk dan bagus dengan penambahan berat badan yang sesuai maka bisa seterusnya dipakai meskipun kadang tidak pernah diteliti kandungan gizinya, hehehe,... yang penting sapinya gemuk.
Pakan adalah semua yang bisa dimakan oleh ternak dan tidak mengganggu kesehatannya. Pada umumnya pengertian pakan (feed) digunakan untuk hewan yang meliputi kuantitatif, kualitatif, kontinuitas serta keseimbangan zat pakan yang terkandung di dalamnya. (Anonim, 2009). Pakan adalah segala sesuatu yang dapat diberikan sebagai sumber energi dan zat-zat gizi, istilah pakan sering diganti dengan bahan baku pakan, pada kenyataanya sering terjadi penyimpangan yang menunjukkan penggunaan kata pakan diganti sebagai bahan baku pakan yang telah diolah menjadi pellet, crumble atau mash. (Anonim a 2008).Formulasi pakan ideal sebenarnya mudah dibuat, yang rumit adalah menentukan formulasi pakan yang ideal tetapi harganya terjangkau sehingga saat sapinya dijual bisa mendapatkan untung yang memadai. Apa gunanya memberi pakan sapi dengan ransum yang sangat bagus yang tentunya menghasilkan fisik sapi yang super tetapi saat sapi dijual tidak ada untungnya karena habis buat biaya pakan.
Berikut contoh formulasi pakan sederhana yang bisa diterapkan untuk peternak pemula (untuk yang sudah expert jika ingin menyumbang saran silahkan dimasukkan ke kolom komentar agar artikel ini bisa lebih lengkap lagi, terima kasih). Contoh formulasi ini sengaja tidak menampilkan harga ransum per kg nya karena harga bahan baku ransum bisa sangat berbeda-beda di tiap daerah, silahkan anda bisa hitung sendiri.
Beberapa bahan baku pakan ternak yang umum dipakai untuk penggemukan sapi potong antara lain bungkil yang bisa berasal dari bungkil sawit maupun bungkil kopera dan lainnya. Bahan baku pakan lainnya adalah onggok kering yang merupakan hasil samping dari pemrosesan tepung ketela pohon. Sering juga dimanfaatkan dedak bekatul baik yang halus mapun yang kasar. Dedak bekatul adalah limbah dari penggilingan padi.
Jerami adalah hasil samping usaha pertanian berupa tangkai dan batang tanaman serealia yang telah kering, setelah biji-bijiannya dipisahkan. Massa jerami kurang lebih setara dengan massa biji-bijian yang dipanen.Sedangkan untuk hijauan atau sumber serat kasarnya adalah dari berbagai jenis rumput seperti rumput, raja, rumput gajah dan rumput odot. Dalam ransum ternak sapi potong, ketersediaan bahan baku pakan sumber serat kasar atau yang berupa hijauan dan rumput wajib ada karena hijauan memang pakan alami ternak sapi yang berguna untuk berjalan normalnya metabolisme pakan dalam rumen sapi.
Bahan pakan adalah (bahan makanan ternak) adalah segalah sesuatu yang dapat diberikan kepada ternak baik yang berupa bahan organik maupun anorganik yang sebagian atau semuanya dapat dicerna tanpa mengganggu kesehatan ternak.(Anonim, 2009). Bahan pakan terdiri dari bahan organik dan anorganik. Bahan organik yang terkandung dalam bahan pakan, protein, lemak, serat kasar, bahan ekstrak tanpa nitrogen, sedang bahan anorganik seperti calsium, phospor, magnesium, kalium, natrium. Kandungan bahan organik ini dapat diketahui dengan melakukan analisis proximat dan analisis terhadap vitamin dan mineral untuk masing masing komponen vitamin dan mineral yang terkandung didalam bahan yang dilakukan di laboratorium dengan teknik dan alat yang spesifik. (Anonim a, 2009).Berikut ini contoh cara menyusun formula sederhana untuk ternak sapi potong yang coba penulis tampilkan dari berbagai sumber dalam dua jenis formulasi pakan yaitu Pakan Fermentasi dan Pakan Kering, Selamat mencoba semoga bermanfaat.
Contoh
I : Formulasi Pakan Fermentasi untuk Sapi Potong
Pakan fermentasi adalah pakan ternak hasil dari proses pemecahan senyawa organik dengan bantuan mikroorganisme diubah menjadi senyawa sederhana. Adanya pakan fermentasi membuat para peternak tidak perlu lagi pusing mencari pakan.
Bahan
Baku Pakan dan Pelengkapnya.
1.Onggok
kering 5 %
2.Bungkil
sawit 20 %
3.Dedak
bekatul kasar 10 %
4.Kulit
kacang halus 5 %
5.Tumpi
kedelai 10 %
6.Batang
jagung + buahnya umur 65 hari 50 % potong kecil2x size 2 cm
7.Bactery
FML atau Starbio atau EM4
8.air
bersih
9.molases
atau tetes tebu murni
Cara
Pembuatan:
Campurkan
air bersih 175 liter dengan molases/tetes murni 25 liter tuangkan
bactery FML 10 liter. Jika menggunakan selain bactery FML banyaknya
tergantung petunjuk takaran.
Diamkan
dalam suhu kamar selama 3 hari dalam kondisi un-airub (kedap
udara/tertutup rapat)
Takar
dengan pasti bahan 1,2,3,4,5,6, aduk rata menggunakan mixser atau
manual. Siramkan larutan fermentasi ke dalam material sampai
mencapai kadar air 20%.
Masukkan
semua bahan yang sudah di fermentasi tersebut kedalam wadah/tempat
dan tutup rapat2x. Jangan sampai kemasukan udara. ( bisa menggunakan
drum atau plastik besar ) kemudian biarkan dalam suhu kamar selama
4-7 hari.
Material
yang sudah terfermentasi dengan baik akan ber aroma manis dan harum,
dan siap untuk dikasihkan untuk makanan ternak.
Aturan
pakai :
Untuk
ternak sapi pedaging usahakan 15-25 kg per hari untuk per ekor.
(Tergantung bobot badan sapi ). Pemberian pakan fermentasi sekitar 5%
- 6% dari berat tubuh.
Kelemahan
: Belum ada hasil laboratorium untuk mengetahui kandungan nutrisi
pakan fermentasi ini. Kalau ada yang mau coba bikin dan membawa
samplenya untuk diteliti di laboratorium mengenai kandungan gizinya,
monggo saja dipersilahkan.
Contoh
II : Ransum Pakan Kering
Bahan
Baku Pakan :
1) Bekatul 25 %
2) Tongkol jagung 45 %
3) Gaplek 15 %
4) Tepung ikan 15 %
Dari ke empat bahan tersebut ditambahkan Tetes 6% dan urea 0,5% dari jumlah bahan.
Semua bahan dicampur hingga rata kemudian dijemur hingga kering baru dapat diberikan.
Adapun
jumlah pemberiannya adalah sebesar 2,9 sampai 3,2 persen bahan kering
dari berat badan ternak.
Dari hasil kajian yang telah dilakukan di bahwa dengan mengunakan formula tersebut tingkat palatabilitas ternak terhadap ransum sangat baik dan dapat memberikan penambahan berat badan pada ternak sebesar 0,9 hingga 1,25 kg/ hari, jika 100% diberikan komplite feed untuk ternak sapi potong jenis Brahman dan PO ( peranakan Onggol ).
Pemberian
Hijauan tetap dilakukan, bisa dengan rumput lapangan atau tebon
jagung dan rumput gajah, rumput odot, rumput raja dll. Prosentase
hijauan antara 20% - 30%.
Kandungan
Nutrisi dari Ransum diatas adalah : Protein 14,16%, SK 17,16%, BK
88,72%
Kedua
contoh formulasi pakan di atas adalah formula yang sangat sederhana
karena untuk lebih menambah nutrisi pakan ternak tersebut masih perlu
ditambahkan premix yang berisi vitamin dan mineral.
Formulasi
pakan diatas dapat diganti-ganti bahan bakunya sesuai dengan
ketersediaan bahan baku yang ada didaerah anda yang penting bahan
substitusi atau penggantinya memili kandungan nutrisi yang sejenis
atau mendekati dengan bahan yang diganti.
Rumus
Menghitung Kebutuhan Nutrisi Dalam Formulasi Pakan
Anda
bisa menyusun formulasi pakan sendiri dengan dasar-dasar contoh
perhitungan sebagai berikut: (Anda tinggal mengganti bahan yang mau
disubsidi dengan terlebih dahulu harus mengetahui kandungan nutrisi
bahan tersebut, bisa dicari dibanyak literatur).:
Berikut
ini adalah contoh penghitungan ransum sapi jantan dengan bobot badan
300 kg dengan target kenaikan bobot badan sebesar 1,00 kg perhari.
Adapun
bahan pakan penyusun ransum adalah : jerami padi, dedak halus
kampung, gaplek dan bungkil kelapa.
Pemberian
BK adalah 3 % berdasar bobot badan dengan imbangan hijauan dan
konsentrat adalah 20 % berbanding 80.%. Penggunaan bungkil kelapa
dibatasi maksimal 20 % dari konsentrat.
Kebutuhan
nutrient sapi jantan BB 300 kg dan PBBH 1,0 kg
Uraian | BK (kg) | PK (gr) | TDN (kg) | Ca (gr) | P (gr) |
Kebutuhan zat nutrient sapi jantan BB 300 kg, PBBH 1 kg | 7,6 | 535 | 5,2 | 21 | 18 |
Menentukan
jumlah konsumsi bahan kering jerami padi, konsentrat dan
bungkil kelapa yang akan diberikan pada ternak :
Jumlah
bahan kering (BK) yang dibutuhkan = 3 % x 300 kg = 9 kg
Jumlah
jerami padi yang akan diberikan = 20 % x 9 kg = 1,8 kg
Jumlah
konsentrat yang akan diberikan = 80 % x 9 kg = 7,2 kg
Jumlah
bungkil kelapa = 20 % x 7,2 kg = 1,44 kg
Mengetahui
kandungan zat nutrient jerami padi dan bungkil kelapa.
Kandungan
zat nutrien bahan pakan
Uraian | BK (%) | PK (%) | TDN (%) | Ca (%) | P (%) |
a. Jerami padi | 80 | 2,40 | 59,0 | 0,21 | 0,08 |
b. Bungkil kepala | 60 | 21,60 | 66,0 | 0,08 | 0,67 |
c. Dedak halus kampung | 60 | 6,30 | 60,5 | 0,70 | 1,50 |
d. Gaplek | 60 | 1,70 | 69,0 | 0,10 | 0,04 |
Menghitung
zat nutrient yang disediakan oleh jerami padi dan bungkil kelapa
serta membandingkan dengan kebutuhan zat nutrient sapi jantan.
Kekurangan bahan kering (BK) sebesar 4,36 kg (4360 gram) dan protein
kasar (PK) sebesar 180,8 gram trersebut harus dipenuhi oleh campuran
dedak halus dan gaplek yang mengandung protein sebesar = (180,8 /
4360) x 100 % = 4,15 %.
Zat
makanan yang dapat disediakan oleh jerami padi dan bungkil kelapa.
Uraian | BK (kg) | PK (gr) | TDN (kg) | Ca (gr) | P (gr) |
Kebutuhan zat nutrient sapi jantan BB 300 kg PBBH 1 kg | 7,6 | 535 | 5,2 | 21,0 | 18,0 |
Pemenuhan zat nutrient dari jerami padi | 1,8 | 43,2 | 1,06 | 3,78 | 1,44 |
Pemenuhan zat nutrient dari bungkil kelapa | 1,44 | 311 | 1,13 | 4,32 | 9,655 |
Total pemenuhan zat nutrient | 3,24 | 354,2 | 2,19 | 8,10 | 11,09 |
Kekurangan | 4,36 | 180,8 | 3,01 | 12,90 | 6,91 |
Perbandingan
kebutuhan zat nutrient dengan yang tersedia oleh bahan pakan;
Uraian | BK (kg) | TDN (kg) | PK (gr) | Ca | P |
Jerami padi | 1,80 | 1,06 | 40,00 | 3,78 | 1,44 |
Dedak halus kampung | 2,32 | 1,40 | 200,00 | 20,00 | 50,00 |
Bungkil kelapa | 1,44 | 0,95 | 310,00 | 4,32 | 9,65 |
Gaplek | 2,04 | 1,48 | 20,00 | 1,22 | 0,49 |
Jumlah | 7,60 | 4,89 | 570,00 | 29,32 | 61,58 |
kebutuhan | 7,60 | 5,20 | 535,00 | 21,00 | 18,00 |
Selisih | 0,00 | - 0,31 | + 35 | + 8,32 | +43,58 |
Jadi
ransum masih kekurangan energi (TDN) sebesar 0,31 kg. Untuk
menyeimbangkan dapat digunakan molases atau tetes. Tetes mengandung
BK 86 % dari TDN 69 %. Jadi kekurangan TDN sebesar 0,31 kg atau (310
gram) diperoleh dari tetes sebanyak ( 310/69) x 100 gram = 449 gram.
Perbandingan Ca banding P yang ideal adalah 1 banding 1. untuk
mencapai perbandingan tersebut maka di dalam ransum harus ditambahkan
CaCO3.
sumber Ca CO3 yang mudah didapat adalah dolomite atau kapur yang
mengandung Ca sebesar 36 %.
Untuk
mencapai kesimbangan tersebut, maka di dalam ransum harus ditambahkan
kapur sebanyak : (61,58 – 29,32)/ 0,36 = 89,90 gram.
Langkah
6 : Menghitung susunan ransum dalam bentuk segar adalah sebagai
berikut :
Jerami
padi = (100/80) x 1,8 kg = 2,30 kg
Dedak
halus kampung = (100/60) x 2,32 kg = 3,80 kg
Bungkil
kelapa = (100/60) x 1,44 kg = 2,44 kg
Gaplek
= (100/60) x 2,04 kg = 3,40 kg
Tetes
= (100/86) x 469 kg = 545,3 gram