Jenis-jenis Bungkil Sebagai Sumber Protein Pakan Ternak

Macam-macam Limbah Pertanian Berupa Bungkil Yang Bisa Dimanfaatkan Sebagai Bahan Pakan Ternak Sumber Protein
Bungkil kedelai, bungkil kacang tanah, bungkil biji kapuk dan bungkil biji karet ternyata bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku pakan ternak sumber protein. Apa saja kandungan nutrisi dan gizi yang terkandung dalam bungkil tersebut?
BUNGKIL KEDELAI. Bungkil kedelai merupakan limbah pembuatan minyak kedelai, mempunyai kandungan protein ± 42,7% dengan kandungan energi metabolisme sekitar 2240 Kkal/Kg, kandungan serat kasar rendah, sekitar 6%, tetapi kandungan methionin rendah. Penggunaan bungkil kedelai dalam ransum ayam dianjurkan tidak melebihi 40%.
Bungkil kedelai sangat bagus untuk pakan ternak ruminansia besar seperti sapi sebagai sumber protein tetapi karena harganya yang mahal maka penggunaan dalam jumlah banyak perlu dipertimbangkan nilai keekonomiannya agar harga ransum sapi yang disusun tidak terlalu mahal dan membebani biaya pakan yang lebih tinggi.
Walaupun dalam penggunaannya sangat dominan, akan tetapi memiliki zat anti nutrisi yang ada pada Kacang kedelai mentah mengandung beberapa trypsin, yang tidak tahan terhadap panas, oleh karena itu sebaiknya kacang kedelai diolah lebih dahulu.

Selain mengandung protein, kedelai juga mengandung zat besi, kalsium, vitamin A dan vitamin B1. Protein kedelai merupakan satu-satunya leguminosa yang mengandung semua asam amino esensial. Asam amino tersebut tidak dapat disintesis oleh tubuh, jadi harus dikonsumsi dari luar. Meskipun kadar minyaknya sekitar 18%, tetapi ternyata kadar lemak jenuhnya rendah dan bebas terhadap kolesterol serta rendah nilai kalorinya.

Bungkil kedelai tergolong bahan pakan yang mengandung protein tinggi. Kandungan nutrisinya 91% BK; 6,2% abu; 5,9% SK; 4,9% Lemak; 30% BETN; 44% PK .Bungkil kedelai yang baik biasanya berwarna krem dan teksturnya kasar. Bahan baku bungkil kedelai sering digunakan sebagai pakan ternak, karena disukai ternak unggas dan protein serta energinya sangat tinggi. Kadar asam amino essensial (lisin) sangat menonjol bila secara terpadu digunakan bersama bahan baku jagung.


BUNGKIL KACANG TANAH. Bungkil kacang tanah mengandung asam amino methionin dan lisin yang rendah. Penggunaannya dalam pakan ayam tidak terbatas. Bungkil kacang tanah sangat mudah berjamur. Toxin yang sering terdapat dalam bungkil kacang tanah, yaitu aflatoxin yang dihasilkan oleh jamur Aspergillus flavus. Toxin ini dapat menyebabkan ayam kehilangan nafsu makan sehingga menurunkan laju pertumbuhan. Oleh karena itu bungkil kacang tanah yang berjamur sebaiknya tidak digunakan dalam pakan ayam.
Bungkil kacang tanah memiliki nilai palatabilitas yang bagus hanya saja daya simpannya tidak bisa lama karena sangat mudah berjamur dan bisa timbul tpxin dari jamur aspergilus.
Kandungan energi metabolismenya sebesar 2.210 kkal/kg dan protein kasarnya 24 – 47%. Kendala pemakaian bahan baku ini adalah ketersediaannya mengandalkan impor. Selain itu, kandungan serat kasar yang cukup tinggi membatasi penggunaannya. Dua kendala ini masih ditambah lagi dengan sedikitnya kandungan asam amino esensial. Jika lokasi peternakan di dekat pabrik minyak kacang tanah, kendala ketersediaan dapat diatasi dengan memanfaatkan limbah atau bungkilnya. Kelebihan bungkil kacang tanah ini adalah meningkatkan palatabilitas. Ternak unggas menyukai aroma bahan baku ini.

BUNGKIL BIJI KARET. Berdasarkan kandungan gizinya, biji karet mengandung protein kasar 17,08 %, lemak kasar 25,23 %, serat kasar 17,58 % dan energi metabolis 2707,53 kkal/kg (Sutrisna,1997). Biji karet juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber pakan ternak dengan membuat tepung biji karet (Hevea brasiliensis Muel Arg).

Tanaman karet merupakan tanaman asli brazil yang mempunyai nama latin Hevea Brasilienis. Tanaman karet adalah tanaman berumah satu (monoecus). Pada satu tangkai bunga yang berbentuk bunga majemuk terdapat bunga betina dan bunga jantan. Penyerbukannya dapat terjadi dengan penyerbukan sendiri dan penyerbukan silang. Pohon karet umumnya mulai berbunga pada umur sekitar tujuh tahun tetapi dapat dirangsang menjadi kurang dari lima tahun. Proses pemasakan buah berlangsung selama 5 – 6 bulan, sedangkan musim bijinya serlangsung sekitar 1,5 bulan. Berdasarkan proses pembuahannya biji karet dibedakan menjadi 3 golongan yaitu; biji legitim, biji prope legitim dan biji illegitim. (Cecep Haris Nurhidayat, 2009).

Biji karet mengandung protein dan energi metabolis yang tinggi sehingga penggunaan tepung biji karet dalam ransum bertujuan sebagai sumber energi dan sumber protein yang dapat diberikan pada unggas terutama ayam kampung.

BUNGKIL BIJI KAPUK. Bungkil biji kapuk merupakan bahan pakan yang kurang disukai oleh ternak ruminansia, namun demikian konsumsinya tidak berbeda nyata jika dibandingkan dengan bungkil kedelai atau bungkil kelapa. Hal ini kemungkinan disebabkan karena bungkil biji kapuk tidak bisa berperan sebagai perangsang bau yang baik karena baunya tidak tajam. Selain itu rasanya yang hampir tidak terasa, disamping bentuk fisiknya agak keras dibandingkan dedak, bungkil kelapa dan bungkil kedelai. Oleh karena itu untuk pemberiannya pada ternak ruminansia sebaiknya dikombinasikan dengan bahan lain yang lebih merangsang bau dan rasanya (Ariani, 1981).

Bungkil biji kapuk mengandung serat kasar yang tinggi sehingga jarang digunakan sebagai pakan ternak non ruminan-sia. Jika bungkil biji kapuk tersebut digunakan sebagai pakan ternak ruminansia hambatannya adalah palatabilitasnya rendah dan terdapatnya senyawa beracun asam lemak siklo propenoat. Kandungan zat racun dari bungkil biji kapuk sangat tergantung dari cara pengolahan biji kapuk menjadi minyak. Asam siklopropenoat dapat berakumulasi dalam jaringan lemak ternak dan akan terbawa sebagai makanan manusia. Berdasarkan hasil penelitian Ayuningsih (2007),


FOLLOW and JOIN to Get Update!

Tentang Ternak dan Burung Updated at: 6:57 PM
Powered by Blogger.