Mengapa Ternak Ayam Sangat Membutuhkan Protein Dalam Pakannya?
Klasifikasi Protein. Meskipun semua protein itu sama dibentuk oleh asam-asam amino, namun rangkaian asam-asam amino di dalam kebanyakan protein yang terdapat di alam berbeda nyata satu dengan yang lain. perbedaan itu mempunyai pengaruh yang khas terhadap sifat dari tiap protein. Berhubung dengan itu beberapa klasifikasi telah dibuat, berdasarkan daya larut beberapa protein dalam air, larutan garam, basa dan larutan-larutan etanol. Klasifikasi protein juga memperlihatkan bentuk dan komposisi kimia dari protein.
Secara garis besar klasifikasi protein adalah sebagai berikut: protein berbentuk bulat (Globular protein) adalah albumin, glutelin, prolamin atau gliadin, histon dan protamin. Protein berbentuk serat kasar (Fibrous protein) adalah kolagen, elastin dan keratin. Protein gabungan (Conjugated protein) adalah nucleoprotein, mukoid atau mukoprotein, glikoprotein, lipoprotein dan kromoprotein.
Asam-asam amino esensial dan non esensial yang dibutuhkan oleh ayam dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Protein Dalam Ilmu Nutrisi Unggas
Penyusunan tingkat protein dalam ransum untuk broiler (starter dan finisher). Broiler dapat mencocokkan konsumsi makanannya untuk mendapat energi yang cukup untuk pertumbuhan maksimum dengan jarak kebutuhan energi metabolis 2800-3400 kkal/kg ransum.
Kebutuhan protein dan konversi makanan yang diharapkan untuk tahap permulaan dan tahap akhir pada broiler dengan perhitungan tingkat energi dan proteinnya dalam ransum dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Nilai-nilai ini berdasarkan intepretasi yang paling baik dari penulis-penulis yang telah melakukan penelitian dari Universitas Cornell dan laboratorium-laboratorium lainnya. Sering dipergunakan komputer untuk menetapkan penyusunan ransum yang biasanya dengan harga rendah dengan memperhitungkan imbangan protein dan energi yang telah diutarakan pada tabel tersebut di atas. Perbandingan-perbandingan biaya yang paling rendah per kilogram dengan konversi makanan yang diharapkan dari tiap-tiap ransum, membuat kemungkinan untuk mengira-ngira pembuatan ransum yang paling rendah biayanya untuk broiler.
Perhitungan kebutuhan protein per hari pada ayam yang sedang bertumbuh.
Kebutuhan protein perhari untuk ayam yang sedang bertumbuh dapat dibagi menjadi 3 bagian : (1) Protein yang diperlukan untuk pertumbuhan jaringan, (2) protein untuk hidup pokok, (3) protein untuk pertumbuhan bulu.
Protein untuk pertumbuhan jaringan. Karena karkas ayam itu terdiri dari kira-kira 18% protein, maka kebutuhan protein untuk pertumbuhan jaringan dapat dihitung dengan mengalikan pertambahan berat badan per hari (dalam gram) dengan 0,18 (18% protein jaringan) dan dibagi dengan 0,67 (67% efisiensi penggunaan protein atau retensi nitrogen).
Hidup pokok. Kehilangan nitrogen endogen pada ayam telah ditetapkan kira-kira 250 mg nitrogen per kilogram berat badan. Bila nitrogen itu dikalikan dengan 6,25 maka 1600 mg protein per kilogram berat badan hilang. Kebutuhan protein per hari dapat dihitung dengan mengalikan berat badan dalam gram dengan 0,0016 dan membaginya lagi dengan 0,61.
Pertumbuhan bulu. Pada umur tiga minggu bulu itu merupakan 4% dari berat badan. Persentase ini akan meningkat menjadi 7% pada umur 4 minggu, dan sesudah itu secara relatif akan tetap. Kandungan protein dari bulu kira-kira 82%. Dengan demikian pertumbuhan bulu dapat ditetapkan dengan mengalikan persentase berat bulu (0,04 atau 0,07) dengan pertambahan berat badan dalam gram, dan mengalikan lagi dengan 0,82 (persentase protein dalam bulu), dan dibagi dengan 0,61.
Perhitungan kebutuhan protein per hari pada ayam yang sedang bertumbuh dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
Kebutuhan unggas akan asam-asam amino. Sumber protein dibentuk dari 22 asam-asam amino yang diketahui, sebagai batu bangunan dasar dari semua tanaman dan protein hewan, dapat disintesa oleh tanaman. Sebaliknya hewan dapat mensintesis hanya 12 asam-asam amino. meskipun demikian, asam amino yang tidak bisa disintesis hewan digolongkan ke dalam asam-asam amino non esensial. Dari asam amino non esensial ini tidak dapat disintesis asam amino esensial dengan kecepatan yang cukup untuk pertumbuhan yang maksimal. Oleh karena itu harus disediakan dalam ransum.
Klasifikasi Protein. Meskipun semua protein itu sama dibentuk oleh asam-asam amino, namun rangkaian asam-asam amino di dalam kebanyakan protein yang terdapat di alam berbeda nyata satu dengan yang lain. perbedaan itu mempunyai pengaruh yang khas terhadap sifat dari tiap protein. Berhubung dengan itu beberapa klasifikasi telah dibuat, berdasarkan daya larut beberapa protein dalam air, larutan garam, basa dan larutan-larutan etanol. Klasifikasi protein juga memperlihatkan bentuk dan komposisi kimia dari protein.
Secara garis besar klasifikasi protein adalah sebagai berikut: protein berbentuk bulat (Globular protein) adalah albumin, glutelin, prolamin atau gliadin, histon dan protamin. Protein berbentuk serat kasar (Fibrous protein) adalah kolagen, elastin dan keratin. Protein gabungan (Conjugated protein) adalah nucleoprotein, mukoid atau mukoprotein, glikoprotein, lipoprotein dan kromoprotein.
Asam-asam amino esensial dan non esensial yang dibutuhkan oleh ayam dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2. Klasifikasi Asam-Asam
Amino
Tidak
disintesis dalam ayam (esensial)
|
Disintesis
dari media terbatas*
|
Sedia
disintesis dalam ayam dari media sederhana (non esensial)
|
Arginin
Lisin
Histidin
Leusin
Isoleusin
Valin
Meteonin
Treonin
Triptofan
Fenilalanin
|
Tirosin
Sistin
Hidroksilisin
|
Alanin
Asam aspartat
Asam glutamat
Glutamin
Hidroksiprolin
Glisin**
Serin**
Prolin ***
|
*)
Tirosin
disintesis dari fenilalanin, sistin dari metionin, hidroksilisin dari lisin.
**)
Pada
beberapa kondisi sintesis glisin atau serin dapat tidak cukup untuk beberapa
kecepatan pertumbuha; serin atau glisin perlu ditambahkan ke dalam ransum.
***)
Kalau
ransum mengandung asam-asam amino kristal, prolin dapat berguna untuk mencapai
pertumbuhan maksimal.
Penyusunan tingkat protein dalam ransum untuk broiler (starter dan finisher). Broiler dapat mencocokkan konsumsi makanannya untuk mendapat energi yang cukup untuk pertumbuhan maksimum dengan jarak kebutuhan energi metabolis 2800-3400 kkal/kg ransum.
Kebutuhan protein dan konversi makanan yang diharapkan untuk tahap permulaan dan tahap akhir pada broiler dengan perhitungan tingkat energi dan proteinnya dalam ransum dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.
Kebutuhan Protein untuk Broiler dalam Hubungan dengan Kandungan Energi dalam
Ransum.
Energi
Dalam Ransum (Kkal/kg)
|
Kebutuhan
Protein (%)
|
Konversi
Makanan (Kg makanan/kg broiler)
|
Pre-starter (0-2 minggu)
|
||
2800
2900
3000
3100
3200
|
23,2
24,0
24,8
25,7
26,5
|
1,2
1,16
1,12
1,08
1,05
|
Starter (2-6 minggu)
|
||
2800
2900
3000
3100
3200
3300
|
19,5
20,6
20,6
21,3
22,0
22,7
|
2,00
1,93
1,87
1,80
1,75
1,70
|
Finisher (6 minggu – dipasarkan)
|
||
2900
3000
3100
3200
3300
3400
|
18,1
18,7
19,3
20,0
20,5
21,2
|
2,27*
2,19*
2,13*
2,05*
1,99*
1,93*
|
Konversi
makanan komulatif pada umur 8 minggu dengan asumsi bahwa ayam-ayam mendapat
ransum dengan tingkat energi pada periode starter (Scott, 1982 disitir Juju
Wahju, 2004)
|
Perhitungan kebutuhan protein per hari pada ayam yang sedang bertumbuh.
Kebutuhan protein perhari untuk ayam yang sedang bertumbuh dapat dibagi menjadi 3 bagian : (1) Protein yang diperlukan untuk pertumbuhan jaringan, (2) protein untuk hidup pokok, (3) protein untuk pertumbuhan bulu.
Protein untuk pertumbuhan jaringan. Karena karkas ayam itu terdiri dari kira-kira 18% protein, maka kebutuhan protein untuk pertumbuhan jaringan dapat dihitung dengan mengalikan pertambahan berat badan per hari (dalam gram) dengan 0,18 (18% protein jaringan) dan dibagi dengan 0,67 (67% efisiensi penggunaan protein atau retensi nitrogen).
Hidup pokok. Kehilangan nitrogen endogen pada ayam telah ditetapkan kira-kira 250 mg nitrogen per kilogram berat badan. Bila nitrogen itu dikalikan dengan 6,25 maka 1600 mg protein per kilogram berat badan hilang. Kebutuhan protein per hari dapat dihitung dengan mengalikan berat badan dalam gram dengan 0,0016 dan membaginya lagi dengan 0,61.
Pertumbuhan bulu. Pada umur tiga minggu bulu itu merupakan 4% dari berat badan. Persentase ini akan meningkat menjadi 7% pada umur 4 minggu, dan sesudah itu secara relatif akan tetap. Kandungan protein dari bulu kira-kira 82%. Dengan demikian pertumbuhan bulu dapat ditetapkan dengan mengalikan persentase berat bulu (0,04 atau 0,07) dengan pertambahan berat badan dalam gram, dan mengalikan lagi dengan 0,82 (persentase protein dalam bulu), dan dibagi dengan 0,61.
Perhitungan kebutuhan protein per hari pada ayam yang sedang bertumbuh dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
- Protein yang diperlukan untuk pertumbuhan jaringan
Kebutuhan
protein/hari (g)
|
=
|
Pertambahan
Berat Badan (g) x 0,18
|
0,61
|
- Protein untuk hidup pokok
Kebutuhan
protein/hari (g)
|
=
|
Berat
Badan (g) x 0,0016
|
0,61
|
- Protein untuk pertumbuhan bulu
Kebutuhan
protein/hari (g)
|
=
|
Pertambahan
Berat Badan (g) x 0,07 x 0,82
|
0,61
|
Keterangan:
0,18
|
=
|
Karena karkas ayam itu terdiri dari kira-kira 18%
protein
|
0,61
|
=
|
Efisiensi penggunaan protein atau retensi nitrogen
sebesar 61%
|
0,0016
|
=
|
Kehilangan nitrogen endogen pada ayam telah
ditetapkan kira-kira 250 mg nitrogen per kilogram berat badan. Bila nitrogen
itu dikali ternak 6,25 (untuk protein) maka 1600 mg protein per kg berat
badan hilang.
|
0,07
|
=
|
Pada umur 3 minggu bulu itu merupakan 4% dari berat
badan, dan persentase itu akan meningkat menjadi 7% pada umur 4 minggu dan
sesudah itu secara relatif akan tetap.
|
0,82
|
=
|
Kandungan protein bulu kira-kira 82%.
|