Macam-macam Penyakit Infeksi Pada Ternak Sapi

Jenis-jenis Penyakit Infeksi dan Gangguan Reproduksi Pada Ternak Sapi, Penyebab, Pencegahan dan Cara Mengobatinya
Hati Sapi Yang Sehat dan Bagus


Penyakit Cacingan, FASIOLASIS (CACING HATI PADA TERNAK)

Disebabkan oleh cacing Fasciola hepatica sp (cacing hati), ditularkan melalui siput air (Lymnea rubiginosa) yang mengeluarkan tetasan telur cacing hingga calon cacing menempel pada rumput atau jerami basah.

Realitanya di Indonesia infeksi cacing hati pada ternak sapi cukup tinggi, dari 220 sampel menunjukan hasil positif sebanyak 174 sampel. Kematian akibat Fasioliasis tersebut cukup tinggi.

Gejala yang menciri
  • Sangat jelas pada hewan muda, pada hewan dewasa gejala tidak terlalu jelas,
  • Hewan kurus,
  • Tulang rusuk dan tulang sekitar pangkal ekor terlihat menonjol,
  • Pucat,
  • Kulit kaku dan bulu terlihat kusam,
  • Mata terlihat sayu,
  • Hewan malas / lemah,
  • Diare,
  • Terjadi kekejangan dan mata membelalak,
  • Pembengkakan berisi air pada daerah dada hingga perut bagian bawah (busung air / oedema papan),
  • Jika hewan di sembelih akan telihat kerusakan hati atau adanya cacing yang banyak di saluran-saluran hati.

Add caption


Siklus Hidup Cacing Hati

Add caption


Siklus hidup cacing hati ini adalah sebagai berikut, cacing hati dewasa yang hidup di hati ternak bertelur kemudian telur keluar bersama dengan tinja, kemudian telur tersebut menetas menjadi larva bersilia, larva ini masuk ke dalam tubuh siput, di dalam tubuh siput larva ini tumbuh menjadi serkaria, selanjutnya serkaria keluar dari tubuh siput menuju air dan berenang bebas menuju rumput, kemudian rumput yang mengandung serkaria tadi dimakan kembali oleh ternak dan akhirnya ternak sehat yang makan rumput tersebut terinfeksi cacing hati.

Pencegahan
  • Jaga kebersihan ternak, kandang dan lingkungan sekitar,
  • Pemberian pakan berkualitas baik, jika diberi pakan jerami diharapkan dikeringkan dahulu atau diproses fermentasi / amoniasi sehingga mengurangi penularan,
  • Jika hewan sakit segera diobatkan supaya tidak berkelanjutan,
  • Pemberian vitamin dan obat cacing secara rutin.
Penyakit Kulit, SCABIES (GUDIK)

Penyebab
Ektoparasit Sarcoptes scabei

Gejala yang menciri :
Gatal-gatal,
Bulu rontok,
Keropeng-keropeng pada kulit sampai berdarah.

Penyakit Gudig

Yang harus dilakukan peternak :
Memisahkan ternak yang sakit dari kelompok ternak yang sehat,
Segera panggil petugas kesehatan hewan (dokter hewan/mantri hewan).

Pencegahan
Menjaga kebersihan kandang dan lingkungan sekitar,
Meminimalisir populasi lalat dengan memberi obat lalat pada tubuh hewan,
Menyemprotkan Desinfektan-Insektisida atau Deterjen pada Kandang dan lingkungannya secara berkala ( 3 minggu sekali ),
Menjaga stamina dan kesehatan ternak dengan memberikan Vitamin-Mineral,
Memandikan ternak dengan deterjen secara rutin.

BEF (Demam Tiga Hari/Penyakit Kaku)

Penyebab

Virus penyebab sakit adalah Rhabdo virus (RNAvirus), yang disebarkan dan ditularkan oleh serangga (lalat).

Gejala yang menciri
  • Gejala terjadi secara tiba-tiba,
  • Suhu meningkat (demam) 39°-41°C,
  • Mengeluarkan air liur (hipersalivasi), ingusan, air mata (hiperlakrimasi),
  • Nafas tersengal-sengal (ngongsrong),
  • Kekakuan pada alat gerak / kaki,
  • Kelemasan pada kaki belakang,
  • Pincang, sakit sendi,
  • Lesu,
  • Tidak mau makan,
  • Kembung,
  • Tidak ada ruminansi (gayeman),
  • Tidak ada defekasi dan urinasi,
  • Tidak mau bangun,
  • Pada induk bunting bisa menyebabkan keguguran.

Penyakit Demam 3 Hari

Yang harus dilakukan peternak:
Segera bawa hewan ke area berlantai tanah,
Kaki yang pincang atau sendi yang sakit tidak perlu di kompres,
Jika ternak ambruk kondisikan dalam posisi duduk,
Jangan memberikan jamu atau apapun dengan cara mencontang,
Segera panggil petugas kesehatan hewan (dokter hewan/mantri hewan),

Pencegahan
Menjaga kebersihan kandang dan lingkungan sekitar,
Meminimalisir populasi lalat dan nyamuk dengan memberi obat lalat pada tubuh hewan
Menyemprotkan Desinfektan-Insektisida atau Deterjen pada Kandang dan lingkungannya secara berkala ( 3 minggu sekali ),
Menjaga stamina dan kesehatan ternak dengan memberikan Vitamin-Mineral,
Memberikan Obat Cacing setiap 3-4 bulan sekali,
Membersihkan daerah yang penuh dengan tanaman perdu/rumput.

DIARE (MENCRET)

Penyebab :
Rumput Muda,
Perubahan jenis makanan yang mendadak,
Protein terlalu tinggi/banyak diberi konsentrat atau legume/kacang2an,
Cacingan,
Colibasilosis,
Malignant Catarrhal Fever (Ingusan),
Bovin Viral Diare – Mucosal Disease,
Coccidiosis (Diare berdarah),
Salmonelosis (berak putih), banyak pada pedet,
Virus (diare ganas ).
Sapi Mencret / Diare

Gejala yang menciri
Tinja encer sampai berbentuk air,
Tinja berbau anyir,
Tinja berlendir sampai berdarah,
Demam,
Depresi,
Lemah,
Penurunan berat badan.

Yang harus dilakukan peternak
Dengan kandungan protein tinggi,
Beri minum air kelapa muda, air gula+garam secukupnya,
Kurangi pemberian garam,
Jaga kebersihan (karena diare bisa menular pada peternak ) dengan menyemprotkan/menyiramkan desinfektan-insektisida atau deterjan pada kandang dan lingkungannya,
Jika terjadi pada pedet, maka tempatkan pedet di kandang yang berlantai bersih dan hangat,
Jangan dicontang dengan telur atau jamu karena akan memperparah kejadian diare,
Ada kalanya daire sembuh untuk sementara, tapi penyebab penyakit belum tertanggulangi sehingga akan terjadi diare lagi yang lebih parah, jadi jangan dibiarkan,
Segera panggil petugas kesehatan hewan (dokter hewan/mantri hewan).

Pencegahan
Menjaga kebersihan kandang, tempat pakan, tempat minum dan lingkungan sekitar,
Menjaga stamina dan kesehatan ternak,
Pemberian obat cacing secara rutin (3-4 bulan sekali),
Tidak memberikan hijauan yang masih terlalu muda,
Tidak memberikan pakan dengan protein terlalu tinggi,
Menyemprotkan Desinfektan-Insektisida atau Deterjen pada kandang dan lingkungannya.

BATUK

Penyebab
Tersedak,
BEF / demam tiga hari,
Radang selaput lendir hidung / Rhinitis, yang disebabkan oleh abu, benda-benda asing, zat kimia, gas, parasit, bakteri,
Radang pangkal tenggorokan / Laryngitis,
Radang paru / Pneumonia,
Radang pada cabang tenggorokan / Bronchitis,
Radang pleura / Pleuritis,
TBC / Tuberculosis,
Flek pada paru-paru / Antrakosis,
Cacing paru / Dyctiocaulus viviparus,
Jamur paru-paru / Aktinomikosis.

Gejala yang menciri
Hewan sering batuk,
Tidak tenang,
Nafas sering tersengal-sengal,
Keluar lendir kental dari hidung atau mulut saat batuk,
Lesu,
Malas makan,
Kekurusan.

Yang harus dilakukan peternak
Bawa keluar kandang dan pisahkan hewan dari yang lain, letakkan di tempat kering yang hangat,
Jangan memberi jamu atau apapan dengan cara mencontang,
Segera panggil petugas kesehatan hewan (Dokter hewan / mantri hewan),
Hentikan pemberian makanan dalam bentuk kering / serbuk,
Jangan memberikan makanan yang bahan makananya sudah rusak (berjamur, berbau yang tidak wajar, warna berubah, atau telah dimakan ngengat).

Pencegahan
Jaga kebersihan kandang dan lingkungan sekitar,
Jangan pernah mencontangi hewan ternak,
Kandang tidak terlalu lembab dan tidak terlalu sering basah,
Pemberian vitamin dan obat cacing secara rutin,
Hati-hati, penyakit bisa menular ke manusia.

PROLAPSUS VAGINA

Penyebab

Keluarnya vagina melalui vulva pada hewan penyebabnya sangat beragam, yaitu:
Lantai kandang terlalu miring ke belakang,
Infeksi perut oleh bakteri,
Infeksi parasit perut,
Pemberian pakan dan minum yang terlalu banyak pada kebuntingan tua (trimester terakhir),
Pemberian protein terlalu tinggi,
Hewan dikandangkan terus menerus,
Kekurangan asupan mineral dan vitamin dalam pakan,
Perubahan pola dan bahan pakan yang tiba-tiba,
Faktor genetik.

Gejala yang menciri
Vagina keluar melalui vulva,
Warna merah seperti balon,
Kadang-kadang kalau duduk keluar tetapi kalau berdiri vagina kembali ke posisi semula,
Ada kalanya vagina tidak bisa kembali ke posisi semula dikala berdiri,
Hewan tidak bisa kencing,
Hewan selalu ingin duduk dan selalu melihat ke belakang tubuh,
Hewan selalu merejan.

Prolapsus Vagina Pada Sapi


Yang harus dilakukan peternak
Segera panggil petugas kesehatan hewan (dokter hewan/mantri hewan),
Keluarkan hewan pada daerah berlantai tanah,
Posisikan lantai tanah miring dengan bagian belakang lebih tinggi 5cm sampai 15cm daripada bagian depan,
Jangan mencoba untuk memasukkan sendiri vagina yang keluar,
Jangan memberikan jamu atau apapun dengan cara mencontang.

Pencegahan
Pemberian mineral dan vitamin dalam pakan/minuman pada induk bunting dan setelah melahirkan,
Kurangi pemberian pakan dan minum pada hewan bunting tua,
Kurangi pemberian pakan dengan kadar protein terlalu tinggi,
Sering mengeluarkan hewan dari kandang agar banyak bergerak,
Tidak merubah pola dan bahan pakan secara tiba-tiba,
Posisi lantai kandang sebaiknya datar saja.

PROLAPSUS UTERI

Penyebab

Keluarnya uterus (rahim) melalui vulva pada hewan penyebabnya sangat beragam, yaitu:
Lantai kandang terlalu miring ke belakang,
Infeksi perut oleh bakteri,
Infeksi parasit perut,
Kontraksi rahim yang terlalu lama akibat dari anak terlalu besar,
Kontraksi uterus (rahim) yang terlalu kuat saat melahirkan anak,
Akibat dari retensio secundinarum (tidak keluarnya ari-ari),
Hewan dikandangkan terus menerus,
Kekurangan asupan mineral dan vitamin dalam pakan,
Induk sudah terlalu tua dan sering melahirkan.

Gejala yang menciri
Adanya uterus yang menggantung di luar vulva,
Hewan selalu merejan,
Hewan selalu melihat ke belakang,
Tidak terlalu perduli pada anaknya,
Tidak bisa kencing,
Nafsu makan menurun,
Gayeman tidak teratur,
Jika induk tidak kuat akan ambruk.

Prolapsus Uteri Sapi

Yang harus dilakukan peternak
Segera panggil petugas kesehatan hewan (dokter hewan/mantri hewan),
Keluarkan hewan pada daerah berlantai tanah,
Posisikan lantai tanah miring dengan bagian belakang lebih tinggi 5cm sampai 15cm daripada bagian depan,
Jika hewan ambruk, tetap posisikan belakang tubuh lebih tinggi,
Jangan mencoba untuk memasukkan sendiri rahim yang keluar,
Jangan memberikan jamu atau apapun dengan cara mencontang.

Pencegahan
Pemberian mineral dan vitamin dalam pakan/minuman pada induk bunting dan setelah melahirkan,
Sering mengeluarkan hewan dari kandang agar banyak bergerak,
Pemberian obat cacing secara rutin untuk mencegah infeksi perut oleh parasit,
Induk yang sudah terlalu tua tidak dianakkan lagi,
Posisi lantai kandang diusahakan datar saja.

RETENSIO SECUNDINARUM

Penyebab

Tidak keluarnya selaput fetus (ari-ari) dari alat kelamin induk dalam waktu lebih dari 12 jam setelah melahirkan, dikarenakan faktor:
Selaput fetus (ari-ari) masuk kebagian rahim yang lain,
Saluran kelahiran terlalu cepat menutup,
Induk kekurangan kekuatan untuk mengeluarkan secundinae (ari-ari) akibat defisiensi hormon, defesiensi/kekurangan Calsium/zat kapur,
Gangguan terlepasnya selaput fetus (ari-ari) dari perlekatan,
Kekurangan asupan mineral dan vitamin dalam pakan,
Lahir prematur,
Ada infeksi penyakit yang berkelamaan (brucellosis, trichomoniasis, vibriosis, collibacilosis).

Gejala yang menciri
Ari-ari menggantung diluar alat kelamin,
Bibir vulva menjadi bengkak dan kemerah-merahan,
Jika tidak segera ditangani akan terjadi pembusukan,
Induk susah kencing,
Kotoran berwarna cokelat ke luar dari alat kelamin,
Ekor, pantat dan kaki belakang menjadi kotor dan berbau spesifik.
RETENSIO SECUNDINARUM

Yang harus dilakukan peternak
Segera panggil petugas kesehatan hewan (dokter hewan/mantri hewan), karena jika tidak segera dilakukan pertolongan akan menyebabkan kondisi induk semakin buruk hingga terjadi kematian,
Jangan memberikan jamu atau apapun dengan cara mencontang,
Jangan mencoba untuk mengeluarkan sendiri selaput fetus.

Pencegahan
Pemberian mineral dan vitamin dalam pakan/minuman pada induk bunting dan setelah melahirkan,
Induk berumur tua dan dengan produksi susu tinggi sangat rentan terhadap kejadian penyakit ini, sehingga sangat perlu dilakukan pengawasan pada asupan Calsium,
Menjaga kesehatan induk bunting.

DISTOKIA (KESULITAN MELAHIRKAN)

Penyebab:
Induk terlalu muda saat dikawinkan dan dengan asupan gizi yang buruk,
Induk memiliki ukuran tubuh terlalu kecil akibat pemberian pakan yang buruk,
Induk tidak pernah atau jarang dikelurkan dari kandang / kurang latihan,
Induk tidak kuat merejan karena faktor gizi,
Rahim induk tidak mengalami kontraksi karena adanya penyakit,
Penekukan-penekukan bagian tubuh anak di dalam rahim induk,
Posisi anak yang tidak tepat pada jalan lahir,
Anak mengalami kelainan bentuk tubuh.

Gajala Yang Menciri:
Induk gelisah,
Induk merejan atau sudah waktunya melahirkan tetapi tidak ada rejanan,
Merejan terus, tetapi tidak ada tanda anak keluar,
Sering melihat ke belakang,
Selaput pembungkus anak telah pecah, tetapi anak tidak keluar,
Salah satu bagian tubuh anak terlihat atau bahkan anak tidak keluar sama sekali,
Jika terlalu lama dibiarkan akan terjadi perdarahan dari jalan anak.

Yang Harus Dilakukan Peternak:
Segera panggil petugas kesehatan hewan (dokter hewan/mantri hewan),
Keluarkan hewan pada daerah yang cukup leluasa,
Jangan mencoba untuk menarik sendiri bagian yang telah keluar,
Jangan memberikan jamu atau apapun dengan cara mencontang.

Pencegahan:
Berikan asupan gizi yang baik pada calon induk,
Tidak mengawinkan hewan pada umur terlalu muda atau terlalu tua,
Sering mengeluarkan hewan dari kandang untuk lebih banyak bergerak,
Tidak mengerjakan ternak terlalu berat.

POSISI NORMAL

Add caption


POSISI DISTOKIA

Add caption

MIASIS

Penyebab:
Larva serangga/lalat yang memakan keropeng luka pada hewan.

Gejala Yang Menciri:
Luka berbau busuk,
Darah menetes dari luka,
Pembengkakan di sekitar luka,
Terdapat larva/belatung serangga di dalam luka,
Hewan tidak tenang, nafsu makan menurun,
Paling sering terjadi pada sapi betina setelah melahirkan, pusar pedet yang belum kering dan pedet setelah di keluh.

Miasis Pada Sapi


Yang Harus Dilakukan Peternak:
Hati-hati kalau melakukan pengobatan sendiri karena mungkin akan memperparah terjadinya infeksi,
Sebaiknya segera panggil petugas kesehatan hewan (dokter hewan/mantri hewan),
Setelah diobati, usahakan jangan terkena air hingga luka benar-benar kering dan sembuh,
Jangan dilakukan pengompresan dengan air ataupun obat lain (alkohol, spiritus, bensin) pada luka yang telah diobati.

Pencegahan:
Menjaga kebersihan kandang dan lingkungan sekitar,
Meminimalisir populasi lalat dengan memberi obat lalat pada tubuh hewan,
Membersihkan daerah yang penuh dengan tanaman perdu/rumput,
Mengobati luka hingga benar-benar kering,
Menyemprotkan Desinfektan-Insektisida atau Deterjen pada Kandang dan lingkungannya.

BRUCELLOSIS (KELURON MENULAR)

Brucellosis adalah penyakit ternak menular yang secara primer menyerang sapi, kambing, babi dan sekunder berbagai jenis ternak lainnya serta manusia. Pada sapi penyakit ini dikenal sebagai penyakit Keluron dan dapat menular dari hewan ke manusia serta sulit diobati.

Angka kematian karena penyakit ini tergolong kecil, tapi kerugian ekonomi sangat besar, yaitu :
Keluron pada ternak,
Anak yang dilahirkan lemah kemudian mati,
Terjadi gangguan alat-alat reproduksi yang mengakibatkan kemajiran temporer atau permanen,
Kerugian pada sapi perah berupa turunya produksi air susu.

Gejala Klinis

Brucellosis

Pada kambing :
Gejala hanya samar-samar,
Kadang mengalami keguguran dalam 4-6 minggu terakhir dari umur kebuntingan,
Kambing jantan mengalami kebengkakan pada persendian atau testes.

Pada sapi :
Keguguran biasanya terjadi pada umur kebuntingan 5-8 bulan, kadang diikuti kemajiran,
Cairan janin berwarna keruh pada waktu terjadi keguguran,
Kadang keguguran diikuti retensio secundinae disamping itu terjadi pengeluaran cairan bernanah dari vagina,
Kelenjar air susu tidak ada gejala klinis walaupun di dalam air susu terdapat bakteri, tetapi hal ini merupakan sumber penularan pada manusia,
Pada sapi perah terjadi penurunan produksi susu,
Sapi betina yang mengalami keguguran bisa bunting lagi tetapi tingkat kelahiran rendah dan tidak teratur,
Kadang fetus yang dikandung bisa mencapai bentuk sempurna tetapi pedet biasanya lahir mati dan plasentanya tetap tertahan dan disertai peradagan pada uterus (metritis),
Pada ternak jantan terjadi kebengkakan pada sendi dan testes.

Pencegahan
Usaha pencegahan terutama dengan vaksinasi dan tindakan sanitasi,
Sisa-sisa abortusan yang bersifat infeksius dihapushamakan,
Fetus dan plasenta harus dibakar dan bila vagina mengeluarkan cairan harus diirigasi selama 1 minggu,
Hindarkan perkawinan antara pejantan dengan betina yang mengalami keluron,
Anak-anak ternak yang lahir dari induk penderita sebaiknya disusui dari induk lain yang bebas brucellosis,
Kandang ternak penderita dan peralatanya harus dicuci dan dihapushamakan serta ternak pengganti jangan segera dimasukkan.

Pengobatan
Belum ada pengobatan yang efektif terhadap brucellosis.

PENYAKIT ANTHRAX (RADANG LIMPA)

Bakteri Antraks

Anthrax adalah penyakit menular yang biasanya bersifat akut atau perakut pada berbagai jenis ternak (ruminansia, kuda, babi, dll) yang disertai dengan demam tinggi dan disebabkan oleh Bacillus anthracis.

Manusia juga rentan terhadap infeksi bakteri ini, meskipun tidak serentan ternak pemamah biak. Anthrax merupakan salah satu zoonosis yang penting dan sering menyebabkan kematian pada manusia.

Gejala Klinis Pada Ternak

Terdapat 3 bentuk penyakit anthrax pada ternak yaitu perakut, akut, dan kronis.

Perakut :

Gejala berupa sesak nafas, gemetar, kemudian ternak rebah;
Gejala penyakit sangat mendadak dan segera terjadi kematian karena pendarahan di otak;
Pada beberapa kasus menunjukkan gejala kejang-kejang;
Kematian hanya terjadi dalam waktu 2-6 jam saja;
Kematian mencapai 100 %.

Akut :

Panas tubuh meningkat (demam), penderita gelisah, depresi dengan pernafasan susah;
Jantung cepat dan lemah, kejang dan penderita segera mati;
Produksi susu berkurang, susu yang dihasilkan berwarna kuning atau kemerahan;
Pembengkakan pada daerah tembolok dan lidah.
Kematian mencapai 90 %.

Kronis :

Umumnya terdapat pada babi;
Lepuh lokal terbatas pada lidah dan tenggorokan.

Gejala Klinis Pada Manusia
Gejala dan Tanda Penyakit Antrax yang Menyerang Manusia

Cutaneus Anthrax (Anthrax tipe Kulit)
Infeksi melalui luka di kulit;
Dalam waktu 1-2 hari muncul benjolan yang gatal, disusul gelembung cairan, kemudian borok hitam;
Jika cepat diobati 99% dapat sembuh total;
Jika tidak segera diobati bisa menimbulkan kondisi yang lebih parah dan mematikan.

Gastrointestinal Anthrax (Anthrax tipe pencernaan)
Infeksi melalui makanan / daging yang tertular;
Gejalanya yaitu sakit perut mendadak, mual, muntah-muntah dan diare berat;
Bila sudah parah akan terjadi pendarahan dalam perut;
Jika tidak diobati resiko kematian mencapai 25-60 %.

Inhaled Anthrax (Anthrax tipe Pernafasan)
Disebabkan oleh spora yang terhirup korban;
Gejala awal 1-5 hari pasca infeksi seperti flu biasa (batuk, panas, badan lemah);
Ketika kondisi makin parah menjadi sulit bernafas karena racun sudah menyebar kemana-mana dan tidak bisa dimusnahkan dengan antibiotika.

Perubahan Pasca Mati
Bangkai yang mati karena anthrax dilarang keras untuk dibuka;
Bangkai cepat membusuk dan sangat menggembung;
Kekakuan bangkai tidak ada atau tidak sempurna;
Darah berwarna hitam mungkin keluar dari lubang hidung dan dubur yang bengkak dan lekas membusuk;
Selaput lendir kebiruan, sering terdapat penyembulan rektum disertai pendarahan.

Pencegahan
Bagi daerah yang masih bebas anthrax, diadakan pengaturan yang ketat terhadap pemasukan ternak ke daerah tersebut;
Pada daerah enzootik anthrax, anthrax pada ternak dapat dicegah dengan vaksinasi yang dilakukan setiap tahun;
Jika ternak mati karena anthrax maka tidak boleh dibuka bangkainya, tetapi diambil salah satu daun telinga dan masukkan ke dalam kantong plastik serta didinginkan jika mungkin, selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk didiagnosa;
Bangkai langsung dibakar atau dikubur sedalam 2 m dan ditutup kapur, kulit, dan bulu penderita dimusnahkan.

Kondisi Sapi Skinny, KEKURUSAN

Sapi Sangat Kurus

Penyebab:

Kesalahan menejemen / kurang makan / makan kurang bergizi
Diare berkepanjangan
Batuk berkepanjangan
Cacingan
Berkutu
Terlalu banyak lalat / nyamuk

Gejala Yang Menciri:
Badan kurus
Tulang rusuk dan tulang sekitar pangkal ekor terlihat menonjol
Kulit kaku dan bulu terlihat kusam
Mata terlihat sayu
Hewan malas / lemah
Jalan sempoyongan

Yang harus dilakukan peternak :

Beri minum air kelapa muda dan air gula,
Perbaiki manajemen / beri tambahan makanan untuk meningkatkan nilai gizi,
Segera panggil petugas kesehatan hewan (Dokter hewan / Mantri hewan).

Pencegahan:

Jaga kebersihan ternak, kandang dan lingkungan sekitar,
Pemberian pakan berkualitas baik,
Jika hewan sakit segera diobatkan supaya tidak berkelanjutan,
Pemberian vitamin dan obat cacing secara ruti.


FOLLOW and JOIN to Get Update!

Tentang Ternak dan Burung Updated at: 7:01 PM
Powered by Blogger.