Macam-Macam Bahan Baku Pakan Ternak Sumber Protein




Apa Saja Yang Termasuk Bahan Pakan Ternak Yang Bisa Digunakan Sebagai Sumber Protein Dalam Ransum Ternak?
Pakan ternak adalah komponen utama dalam mendukung keberhasilan usaha peternakan baik itu breeding, pengembangbiakan ternak, maupun pola fattening atau penggemukan yang dipedesaan lebih familiar dengan istilah sapi kereman. Bahkan pakan unggas menyumbang biaya produksi sekitar 70%, bayangkan saja jika pakan yang diberikan ternyata kurang bagus dan berharga mahal tetapi pertumbuhan ternak kurang bagus untuk akan menimbulkan pembengkakan biaya produksi yang sangat signifikan.
 




Untuk itulah sangat perlu jika para peternak dan para calon peternak membekali diri dengan berbagai informasi tentang bahan baku pakan, nutrisi bahan baku pakan ternak dan yang tak kalah pentingnya adalah harga dari masing-masing jenis bahan baku pakan ternak tersebut yang bisa berbeda antara daerah yang satu dengan daerah yang lainnya.

Pengetahuan akan kandungan nutrisi jenis bahan pakan tertentu akan sangat bermanfaat dalam menyusun ransum pakan ternak, baik itu untuk menyusun ransum comboran pada sapi, ransum pakan kering untuk sapi maupun ransum buatan sendiri untuk ternak unggas seperti ayam dan burung puyuh.

Pengetahuan tentang harga juga akan sangat bermanfaat agar pakan atau ransum yang disusun masih memiliki nilai ekonomis dan sesuai dengan pertumbuhan ternak serta harga jual ternak saat panen. Jangan sampai ternak terlihat tumbuh bagus atau produksinya tinggi tetapi setelah diperhitungkan semua beban biaya hasilnya malah rugi dikarenakan biaya pakan yang sangat mahal.

Kali ini yang akan coba dibahas adalah sumber bahan baku pakan ternak yang bisa digolongkan sebagai sumber protein, apa saja? Simak uraiannya dibawah ini.



Bahan baku sumber protein adalah bahan pakan yang mengandung protein tinggi. Bahan tersebut bisa berasal dari hewan ( hewani ) dan tumbuhan ( nabati ). Bahan pakan sumber protein tersebut misalkan bungkil kedelai, bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, tepung biji karet,tepung ikan, tepung udang, dan tepung daging. Protein sebagai zat makanan yang sangat penting bagi tubuh karena selain berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh juga berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur (Winarno,1991). Penggunaan protein pada bahan pakan akan membutuhkan biaya yang tinggi sehingga memerlukan beberapa pertimbangan dalam pemberiannya untuk pakan ternak ruminansia. Protein merupakan zat makanan yang kritis, terutama untuk ternak yang berumur muda, ternak yang tumbuh cepat, dan ternak dewasa sperti sapi perah yang sedang berproduksi tinggi. Penggunaan protein secara optimal harus tercakup dalam sistem pemberian makanan yang praktis karena sumber protein umumnya lebih mahal dibandingkan harga bahan pakan sumber energi, dan pemborosan pemakaiannya meningkatkan biaya produksi ternak. Pakan ternak berkualitas harus mengandung protein dalam jumlah cukup karena protein memiliki peran sangat penting untuk pertumbuhan maupun perkembangan ternak sapi.
Bahan pakan sumber protein adalah bahan pakan:
  • Serat kasar <18%
  • Protein kasar >20%
  • Bahan pakan ini dapat merupakan sumber protein:
  1. Protein nabati,berasal dari tanaman: Kacang-kacangan, Bungkil (hasil ikutan pabrik minyak tanaman)
  2. Protein hewani
Bahan pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan dan dapat dicerna sebagian atau seluruhnya tanpa mengganggu kesehatan ternak yang memakannya. Agar ternak peliharaan tumbuh sehat dan kuat, sangat diperlukan pemberian pakan. Pakan memiliki peranan penting bagi ternak, baik untuk pertumbuhan ternak muda maupun untuk mempertahankan hidup dan menghasilkan produk (susu, anak, daging) serta tenaga bagi ternak dewasa. Fungsi lain dari pakan adalah untuk memelihara daya tahan tubuh dan kesehatan. Agar ternak tumbuh sesuai dengan yang diharapkan, jenis pakan yang diberikan pada ternak harus bermutu baik dan dalam jumlah cukup.
Bahan Pakan Ternak Sumber Protein Asal Hewani

Digunakan sebagai pelengkap pakan monogastrik yang pakan basalnya dari bijian / tumbuhan (nabati)
Menyeimbangkan asam amino (lysin, methionine, trypsin) dan vitamin B12, Ca dan P
Perlu untuk monogastrik
Untuk herbivora, terutama ruminansia, tidak perlu
Harga mahal (jumlah kecil)
Unidentified growth & hatchability factors
Asal Ternak
Susu
Terutama diberikan sewaktu belum disapih
Sumber protein, vitamin, mineral, dan laktosa
Komposisi kimia:
BK       :12%   EE        :25%
PK       :29,2%            Abu     :5,8%
SK        : –         BETN  :40,0%
 Tepung Hewan
Bahan baku berasal dari sisa-sisa pemotongan ternak di RPH
Sumber protein & mineral
Terutama untuk unggas & babi
Susunan nutrien bervariasi, tergantung bahan bakunya
Tepung Daging (Meat Meal)
Bahan bakunya seperti tepung hewan, sisa-sisa daging
Belum banyak diusahakan
Sumber protein & vitamin B12
Komposisi kimia:
            BK       :91,8%            EE        :12,3%
            PK       :87,3%            Abu     :0,4%
            SK        :-          BETN  :-
 Tepung Darah(Blood Meal)
Bahan baku diperoleh di rumah potong
Sumber protein
Defisiensi isoleusin, arginine, methionine
Ca & P rendah
Volume darah ternak 7 – 9% BB
Pemakaian 2 – 3% dalam ransum
Komposisi kimia:
            BK       :90%   EE        :1,8%
            PK       :93,5%            Abu     :4,7%
            SK        :-          BETN :-
 Tepung Daging Tulang (Meat Bone Meal)
Dibuat dari ternak afkir dari peternakan besar( misal: Australia)
Selain mengandung tepung tulang, kandungan gizi juga tergantung pada cara pengolahan:
direbus → kadar PKnya masih tinggi
dibakar → hanya tinggal mineralnya
Asal Ikan
Tepung Ikan
Bahan baku ikan laut / tawar atau sisa-sisanya
Kualitas tergantung macam ikan dan pengolahan
Kebanyakan untuk ransum unggas, tidak lebih dari 10%
AA: arginin, glycine, leucine, valine
Komposisi kimia:
            BK       : 84,6%EE       :10,2%
            PK       :74,8%            Abu     :14,2%
            SK        :0,6%  ETN     :0,2%
Kualitas tepung ikan ditentukan cara pengolahan, diekstraksi atau tidak, mengingat kandungan EE bahan baku bervariasi
Tipe Ikan:
a. Low oil – low protein
<5%    <15%
b. Low oil – high protein
5%      15 – 20%
c. Low oil – very high protein
<5%    >20%
d. Medium oil – high protein
5 – 15%     15 – 20%
e. High oil – low protein
>15%  <15%
Tepung Udang
Bahan baku kebanyakan dari kepala dan kulit udang (udang laut / tawar)
Tepung udang jarang tersedia
Kepala udang ±44% seekor udang
Kandungan mineral tinggi
Komposisi kimia:
            BK       :85,6%            EE        :3,2%
            PK       :54,2%            Abu     :29,3%
            SK        :13,3%            ETN     :–
PK kepala udang mengandung chitin yang tidak tercerna
Udang keseluruhan (whole) mengandung ±10% chitin
Kepala & cangkang mengandung ±50% chitin
Bulu
Hasil bulu 16% dari poultry; dapat digunakan sebagai sumber protein
Protein bulu disebut: keratin; mengandung 14 – 15% cystine, sangat sukar larut & dicerna
→ dihidrolisis dulu, dimasak dengan autoclav dengan tekanan uap 15 – 20 lb selama 1 jam (345 kPa)
→ dikeringkan dan digiling → kecernaan mencapai 70 – 80%
Autoclaving menurunkan cystine 5 – 6%
Defisiensi: lysine, methionine, tryptophan
Komposisi kimia bulu yang telah dihidrolisis:
            BK       :93%   EE        :3,9%
            PK       :91,4%            Abu     :3,8%
            SK        :0,4%  ETN     :0.5%
 Limbah Pemotongan Ternak
Isi Rumen
Limbah pemotongan ternak ruminansia
Isi rumen sapi berat 350 kg → ±30 kg → dikeringkan, dibuat silage
Dapat dipres, filtratnya dikeringkan untuk pakan unggas, sedangkan residunya (ampas) dapat digunakan untuk pakan ruminansia
Hasil Peternakan Ayam
Hasil dari peternakan ayam ada 2:
  1. Kotoran ayam (poultry manure).
→ dikeringkan dapat untuk campuran makanan ternak (dried poultry manure = DPM)
  1. Kotoran ayam bercampur bulu dll. (poultry waste)
→ dikeringkan untuk campuran      makanan ternak (dried poultry        waste = DPW)
  1. Single Cell Protein
Merupakan protein (biomass) yang diproduksi cepat per satuan waktu
N anorganik (NPN) + sumber energi (KH non struktural) → protein (N organik)
Biaya instalasi mahal → hindari kontaminasi bakteri patogen / toksik
Nilai biologis protein rendah, karena terdiri atas asam nukleat, kecernaan rendah (monogastrik)
Penggunaan: babi 10 – 15 %, unggas 20%, milk replacer >25%
a. Bakteri
Misal: Methanomonas methanica S.
Methan sebagai sumber energi + air + mineral + urea + udara → biomassa
Penanganan limbah → produksi 12 g SCP basah/3 hari/liter
b. Algae
Misal: Chlorela vulgaris (medium asam)
Pemisahan centrifugasi,  spirulina maxima (medium garam, alkalis)
Penyaringan (14 g kering/m2/hari)
c. Yeast
Misal: Petroleum yeast → Candida lypolytica
Parafin sisa pemurnian minyak difermentasikan (1,6 g/l; CP 64%)
Minyak mentah → 10% parafin + 90 % minyak difermentasikan, pemisahan centrifugasi (CP 69%)
Perlu diketahui bahwa, pemenuhan kebutuhan protein berasal dari protein hewani memiliki kualitas lebih unggul dibanding dengan pemberian protein berasal dari protein nabati. Protein hewani mengandung asam amino esensial serta nilai gizi lebih kompleks. Bahan makanan yang memiliki kandungan protein bermutu tinggi adalah bahan makanan berkandungan protein mendekati susunan protein tubuh, misalnya protein hewani. Kelebihan lain dari protein hewani ialah protein tersebut lebih mudah diproses menjadi jaringan tubuh dengan resiko kerugian lebih kecil dibandingkan dengan protein nabati.
Kebutuhan protein pada hewan ternak ruminansia, seperti sapi, tidak begitu memerlukan kualitas protein bermutu tinggi karena di dalam rumen maupun usus banyak terjadi aktifitas penguraian oleh mikroorganisme yang terkandung didalamnya. Perlu diperhatikan dalam hal ini adalah untuk membangun kembali protein yang telah terurai, maka dibutuhkan protein berkandungan asam amino lengkap. Oleh karena itu, jika sapi peliharaan terpaksa hanya diberi pakan jerami, maka untuk memenuhi kebutuhan zat-zat makan yang tidak terkandung pada jerami tersebut harus diberikan melalui pakan tambahan berkandunganprotein, lemak, dan karbohidrat tinggi. Selain itu, pakan ternak berupa jerami mengandung banyak serat kasar yang tidak mudah dicerna serta hanya sedikit sekali mengandung protein, lemak, dan karbohidrat.


Bahan Pakan Ternak Sumber Protein Asal Tanaman

Kacang-kacangan
Kacang Kedele (Glycine max) Tertinggi nilainya sebagai bahan pakan, karena kadar PK dan asam amino essensialnya tinggi
Protein kedelai disebut glycinine; susunannya mendekati protein susu → caseine dari tanaman
Glycinine → kandungan lycine & trypthopan tinggi
Untuk unggas, sapi perah, babi Pada babi → lemak lunak
Penyimpanan kacang kedelai, kadar air <15%
Pemberian: dipecah / digiling
Untuk sapi: tidak perlu dipanaskan dulu
Untuk unggas & babi: harus dipanaskan untuk menghilangkan faktor penurunan nilai pakan
Pemberian pada sapi dalam jumlah banyak: perlu ditambah vitamin A
Kedelai yang telah ditumbuk tidak dapat disimpan dalam iklim panas
Kedelai mengandung: Tripsin inhibitor
Untuk mencegah aktivitas enzim pencernaan trypsin, biji kedele mentah dipanaskan, tetapi jangan terlalu panas & lama, karena akan merusak asam amino essensial
Urease: enzim yang dapat melepaskan amonia dari urea → kedelai mentah sebaiknya tidak diberikan ternak bersama urea
Hasil analisis:
BK       =          88%     EE       =          16%
PK       =          38%     Abu      =          5,8%
SK       =          8%       ETN     =          32%
Kacang Tanah (Arachis hypogaea) Tertinggi kadar lemaknya di antara kacang-kacangan
Harga mahal → jarang diberikan ke ternak → konsumsi manusia
Kacang tanah berjamur → toksik (beracun)
Aflatoxin pada kacang tanah
Aflatoxin, dihasilkan oleh jamur Aspergilus flavus ditandai kacang akan hilang warna → pucat / putih
Jamur tumbuh pada temperatur 30 – 35 oC
Bila kedap air:
kacang: >9%
bungkil: >15%
Pencegahan: Saat panen jangan pecah / rusak dan segera dikeringkan → disimpan dalam kelembaban rendah
Komposisi kimia
BK       :           92%     EE      :           48%
PK       :           33%     Abu      :           2,6%
SK       :           1,8%    ETN     :           15%
Bungkil
Adalah hasil ikutan prosessing biji-bijian, khususnya kacang-kacangan setelah diambil minyaknya
Yang tertinggal:
protein kasar (PK)
serat kasar (SK)
beberapa pati
mineral
Kandungan PK bungkil lebih tinggi daripada bahan asalnya
PK bungkil asal kacang-kacangan lebih baik daripada asal biji-bijian (cerealia)
Kualitas bungkil tergantung prosessing (banyak-sedikitnya minyak yang tertinggal serta kemurnian bahan asal
Prosessing:
pengepresan (mekanik) → hidrolik atau manual
pakai pelarut lemak (solvent)
Bungkil Kacang Tanah
Merupakan hasil ikutan pabrik minyak kacang tanah
Hanya di daerah tertentu penghasil minyak/bungkil kacang tanah
Defisiensi lysin
Selain untuk bahan pakan babi juga untuk sapi & unggas
Media yang baik untuk tumbuhnya Aspergilus flavus → aflatoxin B & G (Blue & Green)
Yang paling hebat: B1 bersifat karsinogenik
Pada babi disebut mikotoksin:
kulit pucat
nafsu makan turun
enzim alkali fosfatase dalam serum naik → dapat mereduksi konsentrasi vitamin A dalam hati → hati pucat (diskolorisasi)
Komposisi Kimia
BK       : 84%               EE       :           12,5%
PK       : 40,1%            Abu      :           6,2%
SK       : 8,3%              ETN     :           32,9%
Bungkil Kedelai (Glycine max, Glycine soya)
Hasil ikutan pabrik minyak kedelai
Terbaik kualitasnya diantara macam bungkil karena asam amino glycine
Daerah-daerah tertentu penghasil bungkil
Untuk ternak babi lebih baik dimasak dahulu
→ dapat menyebabkan  lemak lembek bila
diberikan > 10% dalam ransum
→ anti trypsin
→ Hemoglutinin
→ aglutinasi (penggumpal)
sel darah merah (in vitro)
Komposisi kimia
BK       :           84,8%  EE      :           5,2%
PK       :           46,7%  Abu     :           7,4%
SK       :           7%       BETN :           33,7%
Bungkil Kelapa(Cocos nucifera)
Hasil ikutan ekstraksi daging kelapa kering (kopra)
Lebih mudah didapat
Defisiensi lysin
Minyak 1 – 22%
1000 kelapa → 180 kg kopra → 110 kg minyak; 55 kg bungkil
Terlalu lama disimpan dan >> minyak → dapat terjadi ketengikan (ransiditas) → diare
Pada sapi perah → lemak susu tinggi
Untuk sapi: 1,5 – 2 kg/hari
Untuk ransum babi tidak lebih dari 20% → lemak tubuh lembek
Komposisi kimia
BK       :           89,6%  EE      :           10,6%
PK       :           20,8%  Abu     :           4,8%
SK       :           25,8%  BETN :           39,1%
Bungkil Kelapa Sawit Atau palm kernel cake (Elaeis guineensin)
Merupakan hasil ikutan pabrik minyak sawit
Banyak terdapat di Sumatera
Ada 2 macam bungkil kelapa sawit:
Bungkil kelapa sawit berikut kernelnya
Bungkil inti sawit
Untuk:
sapi perah → susu
babi → lemak tubuh keras
Komposisi kimia
BK       :           89,6%  EE       :           10,6%
PK       :           19,7%  Abu      :           4,8%
SK       :           4,8%    BETN :           39,1 %
 Bungkil Biji Kapok (Ceiba pentandra)
1 pohon → ± 500 buah (umur ±7 tahun)
Tidak mengandung gossipol, tetapi cyclopropenoid
Ayam → 2% dalam campuran ransum
Bila >2% → laju pertumbuhan ↓
daya tetas telur ↓
Komposisi Kimia
BK       :           83,9%  EE      :           6,7%
PK       :           32,6%  Abu     :           8,3%
SK       :           30,2%  ETN    :           22,2%

 Bungkil Wijen (Sesamum orientale )
Kandungan PK tinggi
Jarang diberikan ke ternak, tetapi untuk manusia
Baik untuk sapi & babi
Babi → lemak tubuh menjadi lunak
Komposisi kimia
BK       :           93,5%  EE       :           13,5%
PK       :           42,4%  Abu      :           12,8%
SK       :           6,5%    ETN     :           24,8%
Konsentrat Protein Daun(Leaf concentrate protein)
Diperoleh dengan menggiling daun & mengepres hasil gilingan daun sampai keluar airnya
Diamkan sehingga terjadi penjendalan, keringkan & giling
Kandungan PK sampai 40%; dapat sebagai substitusi tepung ikan
Peran dan fungsi protein pada ternak sapi.
  • Protein berfungsi memperbaiki dan menggantikan sel tubuh rusak, terutama untuk sapi tua atau lanjut usia.
  • Protein berperan untuk membantu pertumbuhan atau pembentukan sel-sel tubuh, terutama untuk pedet maupun sapi muda.
  • Protein berperan dalam mendukung keperluan berproduksi, terutama untuk sapi-sapi dewasa produktif.
  • Protein akan diubah menjadi energi, terutama untuk sapi-sapi pekerja.
  • Sapi muda fase pertumbuhan membutuhkan asupan protein lebih tinggi daripada sapi-sapi dewasa. Protein merupakan zat yang tidak bisa dibentuk atau diproduksi dalam tubuh, sehingga untuk mencukupi kebutuhan protein, binatang ternak harus mendapatkan suplai protein dari makanan. Oleh karena itu, pemberian pakan ternak harus memiliki kandungan protein dalam jumlah cukup bagi petumbuhan dan perkembangan sapi.
Bahan baku sumber protein adalah bahan pakan yang mengandung protein tinggi. Bahan tersebut bisa berasal dari hewan ( hewani ) dan tumbuhan (nabati). Bahan pakan sumber protein tersebut misalkan bungkil kedelai, bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, tepung biji karet, tepung udang, dan tepung daging. Kacang kedelai yang sudah dihilangkan kulitnya, bungkil kacang kedelai hasil ekstrasi solvent sering kali digunakan sebagai bahan pakan. Proses penghilangan kulit menghasilkan kandungan protein tinggi dengan serat kasar yang rendah. tepung kacang kedelai mengandung protein kasar 33%, Tepung biji kapas mengandung protein kasar 41% (asfed), tetapi dapat juga ditemukan yang mengandung protein kasar44 dan 48%. Tepung biji kapas cukup disukai oleh ternak ruminan, tetapi unggas dan babi kurang menyukainya jemur), Kualitas tepung ikan dipengaruhi oleh materi (jenis dan bagian tubuh ikan), proses pengolahan (pengeringan atau penghilangan lemak), dan penyimpanan, Tepung daging memiliki kandungan protein dan zat makanan lainnya yang berbeda-beda karena prosesing dan materialnya, Bahan pakan ini masih jarang digunakan untuk ransum ternak, ketersediaanya masih sedikit. Produk ini sebagian besar terdiri dari kulit badan dan kepala. Kandungan protein kasar tepung udang adalah 47,95%. 


Dari berbagai sumber


FOLLOW and JOIN to Get Update!

Tentang Ternak dan Burung Updated at: 6:26 PM
Powered by Blogger.