Kastrasi Pada Ternak, Cara dan Pengaruhnya

Jenis Kastrasi Ternak Berdasarkan Caranya Ada 2 Yaitu Kastrasi Terbuka dan Tertutup, Apa Maksudnya? Apa Juga Manfaat dan Bahaya (Efek Negatif) Kastrasi Pada Ternak?

Kastrasi atau yang lebih populer dan dikenal dengan istilah “pengebirian” adalah salah satu aspek penting dalam tatalaksana pemeliharaan dan perawatan ternak potong. Kastrasi adalah suatu tindakan yang sengaja dilakukan untuk menghilangkan fungsi dari alat reproduksi dengan jalan mematikan sel kelamin jantan dan betina sehingga ternak bersangkutan tidak mampu menghasilkan keeturunan. Kastrasi dapat dilakukan dengan jalan mengikat, mengoperasi maupun memasukan cairan tertentu kedalam organ tubuh tertentu.
Manfaat yang ditimbulkan ketika melakukan Kastrasi antara lain mengurangi biaya produksi atau pemborosan biaya yang tidak diinginkan, mendapatan ternak yang bertempramen lebih jinak sehingga memudahkan dalam menghandel ternak tersebut. Ternak yang jinak lebih cenderung sedikit aktivitas geraknya sehingga energinya bisa dihemat untuk pembentukan daging. Kastrasi terbagi menjadi dua, yaitu Kastrasi terbuka dan tertutup atau melalui pembedahan. Kastrasi tertutup biasanya dilakukan terhadap ternak yang memilki alat kelamin menggantung dan menjauh dari tubuh misalnya seperti pada ternak kambing dan sapi. Sedangkan Kastrasi terbuka umum dilakukan pada ternak yang kelaminnya menempel atau dekat dengan tubuhnya contohnya ternak babi.
Selain manfaat kastrasi ternyata ada juga efek negatif dilakukannya kastrasi pada ternak, efek pertama adalah infeksi jika saat melakukan kastrasi kurang tepat dan tidak menjaga higinitas alatnya. Efek yang kedua adalah ternak yang dikastrasi tidak bagus untuk dipelihara dalam jangka panjang karena pertumbuhan lemaknya sangat cepat jika dibandingkan dengan ternak yang tidak dikastrasi. Hal ini wajib dipertimbangkan karena konsumen daging di negara kita sangat tidak menyukai daging yang banyak lemaknya apalagi jika sampai marbling. Hal ini berbeda dengan customer daging di negara-negara maju yang malah menyukai daging yang sudah marbling perlemakannya.

Berdasarkan cara melakukan kastrasi dikenal dua bentuk, yaitu kastrasi terbuka dan kastrasi tertutup. Kastrasi terbuka atau tanpa melakukan pembedahan, biasanya dengan menggunakan alat seperti karet, elistatoring ataupun tangburdizo sedangkan kastrasi tertutup, yaitu melalui operasi atau pembedahan. Pada sapi, domba dan babi perlakuan kastrasi dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan, koefesien konversi makanan, kualitas karkas (Turton, 1962), juga pada kecepatan metabolisme dan pertumbuhan tulang (Rice, 1957).


Cara Melakukan Kastrasi Pada Ternak (Sapi, Domba, Kambing)

sumber gambar: www.google.com
Meski isu animal welfare (kesejahteraan hewan) belakangan makin santer didengungkan, dan pendukungnya juga makin bertambah, beberapa negara pengekspor (produsen) sapi bakalan, seperti Australia, tetap melakukan kastrasi pada sapi-sapinya. ?Sekitar 85 ? 90 % sapi jantan asal Australia yang diekspor ke Indonesia dalam keadaan dikastrasi,? Kastrasi bukan atas permintaan importir melainkan kebijakan kastrasi memang diberlakukan di sana. ? Pasar Indonesia sebenarnya justru lebih memilih sapi-sapi yang tidak dikastrasi,? Fakta di lapangan, penerapan kastrasi pada sapi domestik akan menyebabkan sapi digolongkan ke dalam ternak cacat. Akibatnya, harga ternak akan turun.
Ada dua tujuan yang ingin dicapai ketika melakukan kastrasi, yaitu fungsi manajemen dan fungsi produksi. Pertama fungsi manajemen domba akan lebih jinak sehingga memudahkan dalam penggembalaannya. Kedua fungsi produksi domba yang telah dikastrasi hormon testoteronnya akan tersimpan. Hormon yang tersimpan menyebabkan peningkatan kualitas daging dari domba tersebut. Dalam melakukan kastrasi alat dan bahan yang digunakan adalah, pisau scapel, gunting, tang burdizo dan elistatoring.

Cara Melakukan Kastrasi Pada Ternak.
Kastrasi atau penggebirian adalah salah satu aspek penting dalam tatalaksana ternak potong. Kastrasi adalah suatu tindakan yang sengaja dilakukan untuk menghilangkan fungsi dari alat reproduksi dengan jalan mematikan sel kelamin jantan maupun betina sehingga ternak bersangkutan tidak mampu menghasilkan keturunan. Kastrasi dapat dilakukan dengan jalan mengikat, mengoperasi ataupun memasukan bahan kimia ke dalam organ tubuh tertentu. Kastrasi tidak dilakukan oleh peternak Indonesia, Kastrasi lebih banyak dilakukan pada peternakan luar negeri.

Manfaat yang ditimbulkan ketika melakukan Kastrasi antara lain mengurangi biaya produksi atau pemborosan biaya yang tidak diinginkan, mendapatan ternak yang bertempramen lebih jinak sehingga memudahkan dalam menghandel ternak tersebut. Ternak yang jinak lebih cenderung sedikit aktivitas geraknya sehingga energinya bisa dihemat untuk pembentukan daging. Kastrasi terbagi menjadi dua, yaitu Kastrasi terbuka dan tertutup atau melalui pembedahan. Kastrasi tertutup biasanya dilakukan terhadap ternak yang memilki alat kelamin menggantung dan menjauh dari tubuh misalnya seperti pada ternak kambing dan sapi. Sedangkan Kastrasi terbuka umum dilakukan pada ternak yang kelaminnya menempel atau dekat dengan tubuhnya contohnya ternak babi.

Kastrasi tertutup menggunakan tang burdizzo digunakan untuk menjepit leher secrotum (saluran tes-tes) pada ternak domba yang sudah dewasa. Dengan tujuan untuk menghambat saluran tes-tes dan akhirnya fungsi tes-tes semakin lama semakin mengering cara ini tidak menimbulkan luka dan pendarahan maka dari itu kastrasi ini disebut dengan metode tertutup. Kastrasi dengan tang burdizzo dapat menimbulkan kegagalan kalau cara penjepitannya kurang sempurna. Tujuan penjepitan diarahkan pada pada pemutusan hubungan penyediaan darah darah ke tes-tes dan pemutusan saluran mani dan tes-tes serta menjaga agar dalam proses degenerasi secrotum tidak terjadi pembusukan. Penjepitan dilakukan 2 kali : yang pertama dilakukan pada saluran mani / leher secrotum yang kiri selama kurang dari 15 menit dan yang kedua pada saluran secrotum / leher secrotum yang kanan dengan lama penjepitan selama 15 menit. Supaya tidak terjadi kerusakan pada secrotum maka penjepitan harus diberi jarak antara tes-tes sebelah kanan dan kirinya. Pelaksaan penjepitan agar miring, maksudnya agar masih ada saluran / hubungan pengaliran udara pada secrotum lewat kulit secrotum.

Praktek terbaik waktu pelaksanaan Kastrasi, pelaksanaan kastrasi ini dilakukan pada ternak yang berumur 2-4 bulan. Untuk melihat hsil akhir pelaksaan kastrasi, kita dapatmelihatnya pada bulan berikutnya. Bila secrotum yang dijepit itu tetep tumbuh besar maka kastrasi tersebut dikatakan gagal sedangkan apabila secrotum itu mengecil dan hilang sama sekali itu berarti kastrasi kita berhasil. Elastrator adalah alat untuk merentangkan karet elastrator (berbentuk cincin / semacam gelang). Sehingga karet tersebut dengan mudah dapat dipasang diatas bagian secrotum, mengelilingi dan mengikat leher secrotum. Dengan cara ini saluran tes-tes dan saluran darah yang menuju kearah secrotum terputus.Cara kastrasi dengan karet ini paling mudah untuk dilakuan dan hasilnya sangat memuaskan. Bekas kastrasi ini halus dan rata pada dinding perut.
Teknik kastrasi bisa dilakukan dengan dua cara, metode terbuka atau tertutup. Metode terbuka adalah dengan operasi membedah scrotum untuk mengangkat testis (organ penghasil sperma). Sedangkan metode tertutup dilakukan dengan jalan mengikat/memotong saluran sperma, misalnya dengan Burdizzo (tang penjepit) atau dengan cincin elastrator (cincin karet). Terkait isu animal welfare, penerapan kastrasi harus dilihat dari beberapa sudut pandang. Bila tindakan kastrasi dipandang sebagai upaya birth control atau perencanaan populasi, maka tindakan kastrasi akan membawa beberapa dampak positif, pertama mutu sapi bakalan dapat terkontrol, karena keturunan hanya diperoleh dari induk jantan yang berkualitas baik dan bukan sembarang pejantan. Kedua, populasi sapi benar-benar dapat dikontrol dan disesuaikan dengan daya dukung alam terutama persediaan pangan untuk ternak itu sendiri, sehingga tidak terjadi ternak yang kelaparan. Dari sudut ekonomi, menghindarkan terjadinya over supply (suplai berlebih).
Dalam kondisi atau suasana di daerah pedesaan, pelaksanaan Kastrasi terkadang tidak mengikuti prosedur atau sejalan dengan standar operasional kesehatan yang diinginkan. Misalnya, kalau tidak tersedia alat potong atau alat bedah, maka masyarakat menggunakan bambu yang diruncingkan untuk memudahkan petrnak melakukan pembedahan atau pemotongan. Kastrasi akan menguntungkan pada peternakan sistem ektensif atau ranch, dengan persediaan makanan yang kurang baik.
Langkah-langkah Operasi Kastrasi Pada Hewan Ternak

Hewan ternak dianastesi dengan terlebih dahulu menyuntikkan atropin sulfat secara subkutan sesuai dosisnya. Tunggu selama 10-15 menit untuk menunggu onset kerja obat tersebut. Apabila sudah ada pengaruhnya, hewan ternak akan tampak lebih tenang dan mukosa mulut tampak mengering, kemudian suntikkan campuran xylazin dan ketamin secara intramuskuler sesuai dosis.

Setelah teranastesi, ternak disiapkan di atas meja operasi dengan posisi rebah dorsal dan untuk mempertahankan posisi tersebut keempat kakinya difiksasi pada meja operasi. Daerah operasi diolesi antiseptik secara sirkuler dari bagian sentral ke perifer. Irisan pada kulit tepat di sebelah median diantara testis kanan dan kiri sepanjang 3-4 cm. Testis kanan dan kiri akan terpisahkan oleh irisan pada raphe scroti. Selanjutnya iris tunika vaginalis sampai testis kelihatan dan testis dikeluarkan. Ligasi funiculus spermaticus yang terdiri atas vas deferens, pembuluh darah dan syaraf ke arah distal. Kemudian potong hasil ligasi ke arah testis. Testis diangkat dan dikeluarkan. Lakukan hal yang sama pada testis satunya.

Tetesi Penstrep cair secukupnya dan ditutupi dengan jahitan sederhana menerus dengan benang catgut plain pada jaringan subkutan dan kulit dijahit dengan jahitan sederhana tunggal memakai benang katun dan kemudian olesi dengan Iodium tincture diikuti dengan salep bioplacenton.
Diolah dari berbagai sumber


FOLLOW and JOIN to Get Update!

Tentang Ternak dan Burung Updated at: 6:13 PM
Powered by Blogger.