Pasar Hewan Munggi, Semanu Gunung Kidul, Pasar Kliwon
Pasar hewan ini adalah salah satu pasar hewan besar di Kabupaten Gunung Kidul dan selalu ramai oleh pedagang, blantik dan jagal pada tiap hari pasaran Jawa Kliwon. Berlokasi di sekitar jalan raya Semanu-Pracimantoro, pasar hewan ini memang mudah dikunjungi, hanya saja untuk moment tertentu seperti menjelang idul adha pengunjung akan membludak dan yang sering terjadi adalah kesulitan untuk parkir kendaraan.
Pasar Munggi adalah pasar hewan terbesar kedua setelah Pasar Siyono di Kecamatan Siyono. Pasar yang telah berdiri sejak tahun 1964 ini berlokasi di Desa Munggi, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul. Layaknya pasar tradisional yang lain, Pasar Munggi juga mempunyai hari buka yang disesuaikan dengan penanggalan Jawa (pasaran Jawa). Pasar ini buka pada setiap pasaran Kliwon. Jadi jika pengunjung akan singgah di Pasar Munggi, pastikan bahwa saat itu adalah pasaran Kliwon, karena selain pasaran Kliwon, Pasar Munggi tidak buka.
Konsep penjualan hewan ternak di Pasar Munggi dipilah berdasarkan jenis hewan. Pasar ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu Pasar Sapi yang lazim disebut Keboan dan Pasar Kambing. Pasar Sapi merupakan tempat yang khusus disediakan untuk bertransaksi hewan sapi. Sedangkan Pasar Kambing dibuat khusus untuk melakukan transaksi jual-beli kambing, ayam, burung, dan kadang-kadang juga untuk jual-beli pawon (tungku tradisional yang terbuat dari tanah liat atau batu) dan tikar.
Salah satu keistimewaan di Pasar Munggi adalah berlakunya tradisi yang dikenal sebagai “koin panjer”. “Koin panjer” merupakan kepingan mata uang (biasanya sebesar Rp 100,00) yang diberikan oleh pembeli kepada penjual sebagai tanda jadi. Hewan yang telah ditandai dengan “koin panjer” berarti masih dalam tahap negosiasi sampai ada penawaran yang lebih tinggi. Jika ternyata terdapat pembeli lain yang berani menawar dengan harga yang lebih tinggi, maka “koin panjer” tidak berlaku lagi dan penjual wajib mengembalikan “koin panjer” kepada pembeli.
Selain “koin panjer”, tradisi lain yang digunakan sebagai bahasa pengantar dalam dunia perdagangan di Pasar Munggi adalah tidak mengenal istilah jutaan rupiah. Para penjual hanya akan menyatakan bahwa hewan yang dibawanya berharga ribuan rupiah. Misalnya seekor sapi dijual dengan harga Rp 5.000,00. Ketika terjadi kesepakatan antara pembeli dan penjual akan harga sapi yang mencapai angka Rp 5.000,00, maka sang pembeli harus siap-siap untuk mengeluarkan uang sejumlah Rp 5 juta.
Akses Ke Pasar Hewan Munggi, Semanu. Pasar Munggi terletak di Desa Munggi, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasi Pasar Munggi bisa diakses dengan menggunakan kendaraan pribadi, baik roda dua maupun empat. Selain menggunakan kendaraan pribadi, pengunjung juga bisa memanfaatkan sarana angkutan umum. Pengunjung bisa naik bus jurusan Yogyakarta-Wonosari dari Terminal Giwangan, Yogyakarta dan turun di Terminal Wonosari. Setelah itu perjalanan dilanjutkan dengan naik colt berwarna hijau dengan jurusan Kecamatan Semanu. Perjalanan bisa ditempuh sekitar 15 menit. Selain naik colt, pengunjung juga bisa memanfaatkan fasilitas ojek yang banyak terdapat di Terminal Wonosari.
Di Desa Munggi terdapat empat pasar yang berdekatan, yaitu Pasar Umum, Pasar Sapi, Pasar Kambing, dan Pasar Palawija. Sesuai dengan namanya, fungsi keempat pasar tersebut adalah, Pasar Umum menyediakan barang-barang kebutuhan rumah tangga sehari-hari, seperti sayuran dan sembako. Pasar Sapi atau biasa disebut Keboan merupakan tempat yang khusus disediakan untuk bertransaksi hewan sapi. Pasar Kambing dibuat khusus untuk bertransaksi kambing, ayam, burung, dan kadang-kadang juga untuk bertransaksi pawon (tungku tradisional yang terbuat dari tanah liat atau batu) dan tikar. Pasar Palawija merupakan tempat untuk bertransaksi semua hasil bumi (pertanian), seperti jagung, kacang tanah, kedelai dan gaplek.
Pasar Hewan Siyono Gunung Kidul., Hari Pasaran Tiap Wage
Jika anda ke Gunung Kidul dalam rangka untuk membeli sapi lokal baik sapi potong maupun sapi bakalan maka tidak boleh melewatkan kunjungan ke pasar hewan terbesar di Gunung Kidul yaitu pasar hewan Siyono Harjo. Pasar hewan ini memiliki luas areal yang lumayan besar untuk ukuran pasar hewan mencapai 5 hektar.

Pasar Hewan Siyono Harjo terletak di Bulak Sepat Dusun Siyono Tengah, Desa Logandeng, Kecamatan Playen. Pasar hewan siyono harjo yang sekarang ini adalah lokasi yang baru dan diresmikan penggunaannya sebagai pasar hewan pada tanggal 19 Januari 2011. Pasar hewan yang baru berjarak sekitar 2 km arah Barat pasar hewan yang lama.

Untuk menuju ke pasar hewan siyono harjo tidak ada kesulitan yang berarti dan sangat mudah dijangkau karena akses jalan menuju Pasar Siyono Harjo yang melewati 3 jalur juga sudah dioperasikan .Dengan pasar yang baru maka pedagang hewan ( blantik ) dan pembeli akan lebih nyaman bertransaksi di pasar yang baru tersebut. Setiap Wage pasar ini penuh dengan dagangan hewan dari berbagai penjuru Gunungkidul maupun para pembeli dari luar Gunungkidul bahkan dari luar DI Yogyakarta. Untuk sapinya sendiri kebanyakan berasal dari wilayah Gunungkidul sebelah selatan, seperti Saptosari, Tanjungsari, Paliyan, Panggang. Semua jenis ada, seperti Jawa, Limosin, dan Simmental atau sapi Metal.
Sebagai pasar hewan yang tergolong besar di Gunung Kidul, pasar hewan Siyono harjo memiliki perputaran omset hewan ternak baik sapi maupun kambing yang mencapai nilai milyaran rupiah tiap hari pasarannya. Jadi jika anda akan berkunjung untuk membeli sapi di pasar Hewan Siyono Harjo Gunung Kidul jangan lupa untuk datang pada hari pasaran Jawa tiap Wage.
Kuliner khas dari Gunungkidul lainnya adalah sambal cabuk. Sambal ini terbuat dari biji wijen dan berwarna hitam pekat. Jika dilihat sepintas, warna dari sambal cabuk kurang menarik karena berwarna hitam pekat. Untuk menghilangkan kesan tidak menarik tersebut, maka dalam proses pembuatannya dicampur dengan daun kemangi agar berbau harum. Sedangkan untuk rasa, sambal cabuk menjanjikan rasa yang sangat nikmat karena menghasilkan sensasi dari perpaduan antara biji wijen, daun kemangi, dan cabai merah.
Pasar hewan ini adalah salah satu pasar hewan besar di Kabupaten Gunung Kidul dan selalu ramai oleh pedagang, blantik dan jagal pada tiap hari pasaran Jawa Kliwon. Berlokasi di sekitar jalan raya Semanu-Pracimantoro, pasar hewan ini memang mudah dikunjungi, hanya saja untuk moment tertentu seperti menjelang idul adha pengunjung akan membludak dan yang sering terjadi adalah kesulitan untuk parkir kendaraan.
Pasar Munggi adalah pasar hewan terbesar kedua setelah Pasar Siyono di Kecamatan Siyono. Pasar yang telah berdiri sejak tahun 1964 ini berlokasi di Desa Munggi, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul. Layaknya pasar tradisional yang lain, Pasar Munggi juga mempunyai hari buka yang disesuaikan dengan penanggalan Jawa (pasaran Jawa). Pasar ini buka pada setiap pasaran Kliwon. Jadi jika pengunjung akan singgah di Pasar Munggi, pastikan bahwa saat itu adalah pasaran Kliwon, karena selain pasaran Kliwon, Pasar Munggi tidak buka.
Konsep penjualan hewan ternak di Pasar Munggi dipilah berdasarkan jenis hewan. Pasar ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu Pasar Sapi yang lazim disebut Keboan dan Pasar Kambing. Pasar Sapi merupakan tempat yang khusus disediakan untuk bertransaksi hewan sapi. Sedangkan Pasar Kambing dibuat khusus untuk melakukan transaksi jual-beli kambing, ayam, burung, dan kadang-kadang juga untuk jual-beli pawon (tungku tradisional yang terbuat dari tanah liat atau batu) dan tikar.
Salah satu keistimewaan di Pasar Munggi adalah berlakunya tradisi yang dikenal sebagai “koin panjer”. “Koin panjer” merupakan kepingan mata uang (biasanya sebesar Rp 100,00) yang diberikan oleh pembeli kepada penjual sebagai tanda jadi. Hewan yang telah ditandai dengan “koin panjer” berarti masih dalam tahap negosiasi sampai ada penawaran yang lebih tinggi. Jika ternyata terdapat pembeli lain yang berani menawar dengan harga yang lebih tinggi, maka “koin panjer” tidak berlaku lagi dan penjual wajib mengembalikan “koin panjer” kepada pembeli.
Selain “koin panjer”, tradisi lain yang digunakan sebagai bahasa pengantar dalam dunia perdagangan di Pasar Munggi adalah tidak mengenal istilah jutaan rupiah. Para penjual hanya akan menyatakan bahwa hewan yang dibawanya berharga ribuan rupiah. Misalnya seekor sapi dijual dengan harga Rp 5.000,00. Ketika terjadi kesepakatan antara pembeli dan penjual akan harga sapi yang mencapai angka Rp 5.000,00, maka sang pembeli harus siap-siap untuk mengeluarkan uang sejumlah Rp 5 juta.
Akses Ke Pasar Hewan Munggi, Semanu. Pasar Munggi terletak di Desa Munggi, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasi Pasar Munggi bisa diakses dengan menggunakan kendaraan pribadi, baik roda dua maupun empat. Selain menggunakan kendaraan pribadi, pengunjung juga bisa memanfaatkan sarana angkutan umum. Pengunjung bisa naik bus jurusan Yogyakarta-Wonosari dari Terminal Giwangan, Yogyakarta dan turun di Terminal Wonosari. Setelah itu perjalanan dilanjutkan dengan naik colt berwarna hijau dengan jurusan Kecamatan Semanu. Perjalanan bisa ditempuh sekitar 15 menit. Selain naik colt, pengunjung juga bisa memanfaatkan fasilitas ojek yang banyak terdapat di Terminal Wonosari.
Di Desa Munggi terdapat empat pasar yang berdekatan, yaitu Pasar Umum, Pasar Sapi, Pasar Kambing, dan Pasar Palawija. Sesuai dengan namanya, fungsi keempat pasar tersebut adalah, Pasar Umum menyediakan barang-barang kebutuhan rumah tangga sehari-hari, seperti sayuran dan sembako. Pasar Sapi atau biasa disebut Keboan merupakan tempat yang khusus disediakan untuk bertransaksi hewan sapi. Pasar Kambing dibuat khusus untuk bertransaksi kambing, ayam, burung, dan kadang-kadang juga untuk bertransaksi pawon (tungku tradisional yang terbuat dari tanah liat atau batu) dan tikar. Pasar Palawija merupakan tempat untuk bertransaksi semua hasil bumi (pertanian), seperti jagung, kacang tanah, kedelai dan gaplek.
Pasar Hewan Siyono Gunung Kidul., Hari Pasaran Tiap Wage
Jika anda ke Gunung Kidul dalam rangka untuk membeli sapi lokal baik sapi potong maupun sapi bakalan maka tidak boleh melewatkan kunjungan ke pasar hewan terbesar di Gunung Kidul yaitu pasar hewan Siyono Harjo. Pasar hewan ini memiliki luas areal yang lumayan besar untuk ukuran pasar hewan mencapai 5 hektar.

Pasar Hewan Siyono Harjo terletak di Bulak Sepat Dusun Siyono Tengah, Desa Logandeng, Kecamatan Playen. Pasar hewan siyono harjo yang sekarang ini adalah lokasi yang baru dan diresmikan penggunaannya sebagai pasar hewan pada tanggal 19 Januari 2011. Pasar hewan yang baru berjarak sekitar 2 km arah Barat pasar hewan yang lama.

Untuk menuju ke pasar hewan siyono harjo tidak ada kesulitan yang berarti dan sangat mudah dijangkau karena akses jalan menuju Pasar Siyono Harjo yang melewati 3 jalur juga sudah dioperasikan .Dengan pasar yang baru maka pedagang hewan ( blantik ) dan pembeli akan lebih nyaman bertransaksi di pasar yang baru tersebut. Setiap Wage pasar ini penuh dengan dagangan hewan dari berbagai penjuru Gunungkidul maupun para pembeli dari luar Gunungkidul bahkan dari luar DI Yogyakarta. Untuk sapinya sendiri kebanyakan berasal dari wilayah Gunungkidul sebelah selatan, seperti Saptosari, Tanjungsari, Paliyan, Panggang. Semua jenis ada, seperti Jawa, Limosin, dan Simmental atau sapi Metal.
Sebagai pasar hewan yang tergolong besar di Gunung Kidul, pasar hewan Siyono harjo memiliki perputaran omset hewan ternak baik sapi maupun kambing yang mencapai nilai milyaran rupiah tiap hari pasarannya. Jadi jika anda akan berkunjung untuk membeli sapi di pasar Hewan Siyono Harjo Gunung Kidul jangan lupa untuk datang pada hari pasaran Jawa tiap Wage.
Alamat dan Lokasi Pasar Hewan:Pengunjung pasar hewan dari luar Gunung Kidul bisa sekalian mencicipi kuliner "ndeso" dengan cita rasa khas dan unik seperti "gathot dan tiwul". Keduanya merupakan makanan khas dari Kabupaten Gunungkidul. Gaplek terbuat dari ketela pohon (singkong) yang dikupas kulitnya lalu dijemur supaya kering. Singkong yang telah kering inilah yang dipakai sebagai bahan pembuatan gathot dan tiwul. Untuk gathot, singkong ini dipotong tipis-tipis dan memanjang kemudian dikukus. Sedangkan untuk tiwul, singkong ditumbuk hingga berbentuk tepung kemudian dikukus.
- Pasar Hewan Siyono (Pasar Hewan Siyonoharjo). Pasar Hewan Siyono terletak di desa Logandeng, kecamatan Playen, kabupaten Gunungkidul. Hari Pasaran Wage dan Pahing
- Pasar Hewan Munggi Semanu. Pasar Hewan Munggi terletak di Jl. Raya Semanu-Pracimantoro, kecamatan Semanu, kabupaten Gunungkid, Hari Pasaran Kliwon
Kuliner khas dari Gunungkidul lainnya adalah sambal cabuk. Sambal ini terbuat dari biji wijen dan berwarna hitam pekat. Jika dilihat sepintas, warna dari sambal cabuk kurang menarik karena berwarna hitam pekat. Untuk menghilangkan kesan tidak menarik tersebut, maka dalam proses pembuatannya dicampur dengan daun kemangi agar berbau harum. Sedangkan untuk rasa, sambal cabuk menjanjikan rasa yang sangat nikmat karena menghasilkan sensasi dari perpaduan antara biji wijen, daun kemangi, dan cabai merah.