Cara Memelihara dan Budidaya Burung Puyuh (Coturnix-coturnix Japonica)

Mau Beternak Burung Puyuh, Ini Caranya!
Pemberian ransum puyuh anakan diberikan 2 (dua) kali sehari pagi dan siang. Sedangkan puyuh remaja/dewasa diberikan ransum hanya satu kali sehari yaitu di pagi hari. Untuk pemberian minum pada anak puyuh pada bibitan terus-menerus.
Keistimewaan Telur Puyuh 
Ukuran Kecil Tetapi Kandungan Proteinnya Sangat Tinggi, hati-hati terhadap kolesterolnya bagi orang dewasa
Telur puyuh adalah jenis telur yang sangat digemari berbagai kalangan terutamaa anak-anak kecil, apalagi jika dibuat sate burung puyuh dengan 4 butir sampai 5 butir telur tiap tusuk satenya pasti anak-anak akan dengan senang hati menyantapnya.

Telur burung puyuh diketahui memiliki kandungan protein yang sangat tinggi bahkan lebih tinggi dari telur ayam dan telur itik. Untuk orang-orang tertentu yang peka terhadap protein tinggi kadang timbul alergi jika berlebihan dalam mengkonsumsi telur puyuh dan biasanya timbul semacam benjolan dikulit yang akan hilang dengan sendirinya jika konsumsi telur puyuh ini dihentikan.
Sebelum usaha beternak puyuh dimulai, seorang peternak wajib memahami 3 (tiga) unsur produksi yaitu: manajemen (pengelolaan usaha peternakan), breeding (pembibitan) dan feeding (makanan ternak/pakan) 


Burung Puyuh
Puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang, ukuran tubuh relatif kecil, berkaki pendek dan dapat diadu. Burung puyuh disebut juga Gemak (Bhs. Jawa-Indonesia). Bahasa asingnya disebut “Quail”, merupakan bangsa burung (liar) yang pertama kali diternakan di Amerika Serikat, tahun 1870. Dan terus dikembangkan ke penjuru dunia. Sedangkan di Indonesia puyuh mulai dikenal, dan diternak semenjak akhir tahun 1979. Kini mulai bermunculan di kandangkandang ternak yang ada di Indonesia.
Kandang ini berpegaruh langsung terhadap produktifitas dan kemampuan menghasilkan telur yang berkualitas. Besar atau ukuran kandang yang akan digunakan harus sesuai dengan jumlah puyuh yang akan dipelihara. Idealnya satu ekor puyuh dewasa membutuhkan luas kandang 200 m2.
Sentra Peternakan burung puyuh banyak terdapat di Sumatera, Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah


Klasifikasi Ilmiah Burung Puyuh
  • Kelas : Aves (Bangsa Burung)
  • Ordo : Galiformes
  • Sub Ordo : Phasianoidae
  • Famili : Phasianidae
  • Sub Famili : Phasianinae
  • Genus : Coturnix
  • Species : Coturnix-coturnix Japonica

Berbagai Manfaat Burung Puyuh
  • Telur dan dagingnya mempunyai nilai gizi dan rasa yang lezat
  • Bulunya sebagai bahan aneka kerajinan atau perabot rumah tangga lainnya
  • Kotorannya sebagai pupuk kandang ataupun kompos yang baik dapat digunakan sebagai pupuk tanaman

Budidaya Burung Puyuh

Persiapan dan syarat Lokasi
  • Lokasi jauh dari keramaian dan pemukiman penduduk
  • Lokasi mempunyai strategi transportasi, terutama jalur sapronak dan jalur-jalur pemasaran
  • Lokasi terpilih bebas dari wabah penyakit
  • Bukan merupakan daerah sering banjir
  • Merupakan daerah yang selalu mendapatkan sirkulasi udara yang baik.

Sebelum usaha beternak dimulai, seorang peternak wajib memahami 3 (tiga) unsur produksi yaitu: manajemen (pengelolaan usaha peternakan), breeding (pembibitan) dan feeding (makanan ternak/pakan)

Penyiapan Sarana dan Peralatan

Perkandangan
Dalam sistem perkandangan yang perlu diperhatikan adalah temperatur kandang yang ideal atau normal berkisar 20-25 derajat C; kelembaban kandang berkisar 30-80%; penerangan kandang pada siang hari cukup 25- 40 watt, sedangkan malam hari 40-60 watt (hal ini berlaku untuk cuaca mendung/musim hujan). Tata letak kandang sebaiknya diatur agar sinar matahari pagi dapat masuk kedalam kandang.

Contoh Kandang Burung Puyuh
Model kandang puyuh ada 2 (dua) macam yang biasa diterapkan yaitu sistem litter (lantai sekam) dan sistem sangkar (batere). Ukuran kandang untuk 1 m2 dapat diisi 90-100 ekor anak puyuh, selanjuntnya menjadi 60 ekor untuk umur 10 hari sampai lepas masa anakan. Terakhir menjadi 40 ekor/m2 sampai masa bertelur.


Adapun kandang yang biasa digunakan dalam budidaya burung puyuh adalah:

Kandang untuk induk pembibitan
Kandang ini berpegaruh langsung terhadap produktifitas dan kemampuan menghasilkan telur yang berkualitas. Besar atau ukuran kandang yang akan digunakan harus sesuai dengan jumlah puyuh yang akan dipelihara. Idealnya satu ekor puyuh dewasa membutuhkan luas kandang 200 m2.

Kandang untuk induk petelur
Kandang ini berfungsi sebagai kandang untuk induk pembibit. Kandang ini mempunyai bentuk, ukuran, dan keperluan peralatan yang sama. Kepadatan kandang lebih besar tetapi bisa juga sama.

Kandang untuk anak puyuh/umur stater(kandang indukan)
Kandang ini merupakan kandang bagi anak puyuh pada umur starter, yaitu mulai umur satu hari sampai dengan dua sampai tiga minggu. Kandang ini berfungsi untuk menjaga agar anak puyuh yang masih memerlukan pemanasan itu tetap terlindung dan mendapat panas yang sesuai dengan kebutuhan. Kandang ini perlu dilengkapi alat pemanas. Biasanya ukuran yang sering digunakan adalah lebar 100 cm, panjang 100 cm, tinggi 40 cm, dan tinggi kaki 50 cm. (cukup memuat 90-100 ekor anak puyuh).

Kandang untuk puyuh umur grower (3-6 minggu) dan layer (lebih dari 6 minggu)
Bentuk, ukuran maupun peralatannya sama dengan kandang untuk induk petelur. Alas kandang biasanya berupa kawat ram.

Peralatan
Perlengkapan kandang berupa tempat makan, tempat minum, tempat bertelur dan tempat obat-obatan.


Bibit Burung Puyuh
Yang perlu diperhatikan oleh peternak sebelum memulai usahanya, adalah memahami 3 (tiga) unsur produksi usaha perternakan yaitu bibit/pembibitan, pakan (ransum) dan pengelolaan usaha peternakan.



Pemilihan bibit burung puyuh disesuaikan dengan tujuan pemeliharaan, ada 3 (tiga) macam tujuan pemeliharaan burung puyuh, yaitu:
  • Untuk produksi telur konsumsi, dipilih bibit puyuh jenis ketam betina yang sehat atau bebas dari kerier penyakit.
  • Untuk produksi daging puyuh, dipilih bibit puyuh jantan dan puyuh petelur afkiran.
  • Untuk pembibitan atau produksi telur tetas, dipilih bibit puyuh betina yang baik produksi telurnya dan puyuh jantan yang sehat yang siap membuahi puyuh betina agar dapat menjamin telur tetas yang baik.

Cara /  Manajeman  Pemeliharaan Burung Puyuh

Sanitasi dan Tindakan Preventif
Untuk menjaga timbulnya penyakit pada pemeliharaan puyuh kebersihan lingkungan kandang dan vaksinasi terhadap puyuh perlu dilakukan sedini mungkin.

Pengontrolan Penyakit
Pengontrolan penyakit dilakukan setiap saat dan apabila ada tanda-tanda yang kurang sehat terhadap puyuh harus segera dilakukan pengobatan sesuai dengan petunjuk dokter hewan atau dinas peternakan setempat atau petunjuk dari Poultry Shoup.

Pemberian Pakan
Ransum (pakan) yang dapat diberikan untuk puyuh terdiri dari beberapa bentuk, yaitu: bentuk pallet, remah-remah dan tepung. Karena puyuh yang suka usil memtuk temannya akan mempunyai kesibukan dengan mematuk-matuk pakannya. Pemberian ransum puyuh anakan diberikan 2 (dua) kali sehari pagi dan siang. Sedangkan puyuh remaja/dewasa diberikan ransum hanya satu kali sehari yaitu di pagi hari. Untuk pemberian minum pada anak puyuh pada bibitan terus-menerus.

Pemberian Vaksinasi dan Obat
Pada umur 4-7 hari puyuh di vaksinasi dengan dosis separo dari dosis untuk ayam. Vaksin dapat diberikan melalui tetes mata (intra okuler) atau air minum (peroral). Pemberian obat segera dilakukan apabila puyuh terlihat gejala-gejala sakit dengan meminta bantuan petunjuk dari PPL setempat ataupun dari toko peternakan (Poultry Shoup), yang ada di dekat Anda beternak puyuh.




Hama dan Penyakit Yang Sering Menyerang Burung Puyuh
Radang usus (Quail enteritis)
  • Penyebab: bakteri anerobik yang membentuk spora dan menyerang usus, sehingga timbul peradangan pada usus.
  • Gejala: puyuh tampak lesu, mata tertutup, bulu kelihatan kusam, kotoran berk yang membentuk spora dan menyerang usus, sehingga timbul peradangan pada usus.
  • Gejala: puyuh tampak lesu, mata tertutup, bulu kelihatan kusam, kotoran berair dan mengandung asam urat.
  • Pengendalian: memperbaiki tata laksana pemeliharaan, serta memisashkan burung puyuh yang sehat dari yang telah terinfeksi.
Tetelo (NCD/New Casstle Diseae)
  • Gejala: puyuh sulit bernafas, batuk-batuk, bersin, timbul bunyi ngorok, lesu, mata ngantuk, sayap terkulasi, kadang berdarah, tinja encer kehijauan yang spesifik adanya gejala “tortikolis”yaitu kepala memutar-mutar tidak menentu dan lumpuh.
  • Pengendalian: (1) menjaga kebersihan lingkungan dan peralatan yang tercemar virus, binatang vektor penyakit tetelo, ayam yang mati segera dibakar/dibuang; (2) pisahkan ayam yang sakit, mencegah tamu masuk areal peternakan tanpa baju yang mensucihamakan/ steril serta melakukan vaksinasi NCD. Sampai sekarang belum ada obatnya.
Berak Kapur / putih (Pullorum)
  • Penyebab: Kuman Salmonella pullorum dan merupakan penyakit menular.
  • Gejala: kotoran berwarna putih, nafsu makan hilang, sesak nafas, bulu-bulu mengerut dan sayap lemah menggantung.
  • Pengendalian: sama dengan pengendalian penyakit tetelo.
Berak darah (Coccidiosis)
  • Gejala: tinja berdarah dan mencret, nafsu makan kurang, sayap terkulasi, bulu kusam menggigil kedinginan.
  • Pengendalian: (1) menjaga kebersihan lingkungaan, menjaga litter tetap kering; (2) dengan Tetra Chloine Capsule diberikan melalui mulut; Noxal, Trisula Zuco tablet dilarutkan dalam air minum atau sulfaqui moxaline, amprolium, cxaldayocox
Cacar Unggas (Fowl Pox)
  • Penyebab: Poxvirus, menyerang bangsa unggas dari semua umur dan jenis kelamin.
  • Gejala: imbulnya keropeng-keropeng pada kulit yang tidak berbulu, seperti pial, kaki, mulut dan farink yang apabila dilepaskan akan
  • mengeluarkan darah.
  • Pengendalian: vaksin dipteria dan mengisolasi kandang atau puyuh yang terinfksi.
Quail Bronchitis
  • Penyebab: Quail bronchitis virus (adenovirus) yang bersifat sangat menular.
  • Gejala: puyuh kelihatan lesu, bulu kusam, gemetar, sulit bernafas, batuk dan bersi, mata dan hidung kadang-kadang mengeluarkan lendir serta kadangkala kepala dan leher agak terpuntir.
  • Pengendalian: pemberian pakan yang bergizi dengan sanitasi yang memadai.
Aspergillosis
  • Penyebab: cendawan Aspergillus fumigatus.
  • Gejala: Puyuh mengalami gangguan pernafasan, mata terbentuk lapisan putih menyerupai keju, mengantuk, nafsu makan berkurang.
  • Pengendalian: memperbaiki sanitasi kandang dan lingkungan sekitarnya.
Cacingan
  • Penyebab: sanitasi yang buruk.
  • Gejala: puyuh tampak kurus, lesu dan lemah.
  • Pengendalian: menjaga kebersihan kandang dan pemberian pakan yang terjaga kebersihannya.

Pada usaha pemeliharaan puyuh petelur, yang menjadi hasil utamanya adalah produksi telurnya yang dipanen setiap hari selama masa produksi berlangsung. Sedangkan yang merupakan hasil tambahan antara lain berupa daging burung puyuh afkiran, tinja dan bulu puyuh.


FOLLOW and JOIN to Get Update!

Tentang Ternak dan Burung Updated at: 8:47 PM
Powered by Blogger.